09

317 127 113
                                    

𝐍𝐨 𝐕𝐨𝐭𝐞
𝐍𝐨 𝐑𝐞𝐚𝐝

''Btw, Kak Chan kemana? Tumben gak bareng lo lo pada?'' Tanya Felix menatap Lino dan Han satu persatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


''Btw, Kak Chan kemana? Tumben gak bareng lo lo pada?'' Tanya Felix menatap Lino dan Han satu persatu.

''Lagi ngurusin murid yang meninggal lagi. Kali ini di kamar B nomor 25,'' jawab Lino santai.

Hyunjin yang mendengar itu pun hampir terperanjat ke belakang kalau saja Han tidak menahan pundaknya. Pemuda Hwang itu terkejut bukan main. Meninggal? Lagi?

''Lagi? Maksud lo disini pernah ada murid yang meninggal?''

Wajah Lino, Han, dan juga Felix tiba tiba saja berubah sendu. Sementara Hyunjin yang tak mengerti apa apa pun hanya bisa menyeringit. Apalagi saat Hyunjin mengingat Kamar B nomor 25 itu. Dia pernah ke tempat itu beberapa jam yang lalu untuk mengejar seseorang yang ia curigai adalah Chan. Masa iya hanya kebetulan?

Tiba tiba Han menganggukkan kepalanya pelan. ''Disini udah ada 3 orang yang meninggal. Pertama di kamar D nomor 25. Sebenarnya itu kamarnya masih tahap pembersihan, kata orang orang itu kamarnya kumuh makanya masih belum ada murid yang nempatin.

Dan pada suatu malam, ada murid yang namanya Na Jaemin. Dia di ajak ketemuan sama pesan misterius di kamar itu, tapi malangnya, pas pagi dia malah di temuin gak bernyawa tanpa ada bekas luka ataupun darah sedikit pun. Aneh kan?''

Hyunjin melotot. Pesan misterius? Apa jangan jangan pengirim pesan misterius itu adalah orang yang sama dengan pesan misterius yang selama ini di dapat Hyunjin? Kalau begitu, masa iya Hyunjin akan..

''Lo lanjutin Kak, gue gak sanggup ceritain yang kedua,'' pinta Han menolehkan kepalanya pada Lino yang sudah duduk di sebelah Felix.

Sejenak Lino menghela napas panjang. ''Y-yang kedua itu temen deket kita bertiga, termaksud Chan sama Changbin. Dia orangnya lucu banget, polos, baik, ah bahkan terlalu baik sampai dia mau gantiin teman sekamarnya yang seharusnya jadi korban.''

Lino memberi jeda. Dia diam sejenak untuk menguatkan dirinya sendiri. Sementara Hyunjin masih setia menopang dagu di atas meja dan menyimaknya dengan seksama.

''Yang dapet pesan misterius itu temen sekamarnya, namanya Park Jisung. Tapi dia malah minta Jisung buat nginep sementara di kamar lain. Dia ngebiarin dirinya sendiri buat jadi korban, bayangkan?! Sampai akhirnya, temen kita itu ditemuin gantung diri di atas fentilasi pintu kamar mandi. Dan kamar dia itu kamar C nomor 50 yang sekarang lo tempatin, Jin,'' sambung Lino panjang lebar lalu menoleh ke arah Hyunjin yang hanya bisa diam di tempatnya.

Jadi ternyata ini alasan teman teman Hyunjin terkejut saat tau kalau Hyunjin itu mendapat kamar C nomor 50? Karena kamar itu pernah menjadi tempat meninggalnya sahabat baik mereka yang rela mengorbankan nyawanya demi orang lain. Hyunjin tidak habis pikir, ternyata masih ada orang yang sebaik itu.

''Bentar, kalian tau si Jaemin-Jaemin itu dapet pesan misterius itu dari mana?'' Tanya Hyunjin masih tak mengerti.

''Temennya yang cerita.'' Kali ini Felix yang menjawab. ''Namanya Jeno. Kata si Jeno, dia udah ngingetin Jaemin buat gak usah tanggepin pesan misterius itu. Tapi si Jaemin tetep kekeuh dan pala batu banget orangnya, jadinya ya gitu deh. Dia sok sok-an berani ke kamar itu sendiri.''

BACK DORM ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang