19

284 76 125
                                    

𝐍𝐨 𝐕𝐨𝐭𝐞
𝐍𝐨 𝐑𝐞𝐚𝐝

𝐍𝐨 𝐕𝐨𝐭𝐞𝐍𝐨 𝐑𝐞𝐚𝐝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak! Brak! Brak!

''HYUNJIN, LO UDAH BANGUN BELOM SIH?!''

Pagi ini, seperti biasa Han menjemput Hyunjin ke kamarnya. Bedanya kali ini dia tidak sendiri, Lino juga ikut bersamanya karena Han dengan nyolotnya meminta kakak kelasnya itu untuk menemaninya karena masih trauma dengan suara-suara langkah kaki yang semalam ia dengar. Dia takut kalau ternyata pembunuh itu masih mengincar Han dan akan membunuhnya di saat dirinya lengah.

''Dia udah berangkat duluan kali.'' Lino akhirnya membuka suara. Sedikit kesal karena mereka sudah berdiri di depan pintu kamar Hyunjin selama hampir sembilan menit.

''Ish mana mungkin! Dia tuh kebo. Kalaupun udah bangun paling dia leha-leha dulu di kasur. Mana mau coba dia ke kelas pagi-pagi gini?''

Lino merotasikan bola matanya malas. Memperhatikan Han yang terus mengetuk-ngetuk pintu kamar Hyunjin dengan cara tidak manusiawi sambil terus berteriak memanggil si empunya kamar. Tapi sampai sekarang, mereka tidak mendengar adapun tanda-tanda kehidupan dari dalam sana.

''Beneran udah ke kelas kali dia,'' ketus Lino menatap Han malas. ''Gue laper nih!''

''Tapi firasat gue gak enak. Sekebo-kebonya Hyunjin kalo gue udah teriak-teriak pasti kita udah denger omelan dia dari tadi.'' Han mengulum bibir bawahnya gelisah.

''Nah berarti itu tandanya dia udah gak ada di kamar. Dia udah keluar!''

''Tapi kan masa iya Hyunjin udah ba-''

Ning!

Han dan Lino refleks saling pandang. Suara notifikasi ponsel itu benar-benar terdengar jelas dan menggelegar seperti sedang menggunakan alat pengeras suara sampai mampu menghentikan ucapan Han yang nada bicaranya bisa di bilang tinggi.

''Kenapa? Pesan gak jelas lagi?'' Tebak Lino yang langsung di jawab oleh anggukan lemah oleh Han.

''Pasti. Lo kan tau HP gue selalu mode silent.''

''Coba buka,'' petintah Lino enteng membuat Han langsung terbelalak.

''Lo gila?!''

''Coba aja dulu. Lagian lo gak sendiri. Ada gue. Jadi lo tenang aja.''

Helaan napas pendek keluar dari mulut Han. Ragu-ragu ia merogoh saku celana pramukanya, mengeluaran ponsel miliknya, lalu menyodorkan benda pipih itu ke arah Lino tanpa ingin melihat layar ponselnya lebih dulu.

Kini gantian Lino yang menghela napas pendek. ''Kenapa gak buka sendiri aja?'' Sewotnya dan hanya mendapatkan cengiran lebar dari Han.

Setelah menerima ponsel milik Han dan membuka pesan yang belum lama muncul itu, kening Lino mengkerut. Han yang penasaran mau tak mau ikut memperhatikan layar ponselnya yang sudah menunjukan room chat dari nomor tak di kenal itu.

BACK DORM ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang