13

291 88 85
                                    

𝐍𝐨 𝐕𝐨𝐭𝐞
𝐍𝐨 𝐑𝐞𝐚𝐝

Sesampainya Hyunjin di depan pintu kamar Han, dia justru tidak menemukan siapapun termaksud Jeongin yang seharusnya pergi kesini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesampainya Hyunjin di depan pintu kamar Han, dia justru tidak menemukan siapapun termaksud Jeongin yang seharusnya pergi kesini.

Sial. Lagi-lagi Hyunjin sendiri di kamar terpojok. Bedanya kali ini suasananya lebih mencekam saat mengingat kalau kamar Han sedang diincar oleh pembunuh yang mungkin bisa datang kapan saja.

Dalam hati Hyunjin menggerutu. Mengumpat berkali kali sambil menyebutkan nama Jeongin yang bisa-bisanya membiarkan dia sendirian di sini. Lagian masa iya Jeongin berhasil masuk ke dalam? Rasanya kan tidak mungkin karena pasti pintunya sudah dikunci oleh Haechan yang merupakan orang terakhir yang meninggalkan kamar ini.

''Apa dia udah balik ke kamar ya?'' Gumam Hyunjin pelan. Tapi sedetik kemudia ia menggeleng. ''Gak mungkin. Kalo dia balik ke kamar kan seharusnya gue udah ketemu sama dia di tangga.''

''Lah iya, terus Jeongin kemana dong?!''

Gila. Sepertinya karena terlalu sering mendapat kejadian-kejadian aneh Hyunjin sudah menjadi sedikit tidak waras. Buktinya saat ini dia sedang berbicara sendiri di tengah lorong-lorong kamar yang sepi dan hanya ditemani oleh banyak pintu yang sejak tadi hanya diam tak bergerak.

Ngomong-ngomong soal pintu. Hyunjin jadi ragu untuk kembali ke kamarnya. Pasalnya, para pintu itu seperti memiliki mata dan seperti sedang memperhatikan gerak gerik Hyunjin.

Ok, tenang Hwang. Itu Cuma pintu. Bukan setan yang menyamar jadi pintu. Lagi gak elite banget setan-nya kalo nyamar jadi pintu. Gak ada barang yang lebih bagus lagi gitu? Celoteh Hyunjin dalam hati berusaha untuk menenangkan dirinya.

Setelah memberanikan dirinya secara penuh, Hyunjin mulai melangkahkan kakinya untuk menjauh dari pintu kamar Han dan berniat untuk kembali ke kamarnya supaya ia bisa tidur dengan nyenyak. Sungguh. Hyunjin benar benar lelah. Persetanan dengan buku tugas Jeongin, Hyunjin sudah tak peduli. Intinya yang dia butuhkan saat ini Cuma satu. Yaitu, tidur.

Tapi sial. Langkah kaki Hyunjin terhenti saat mendengar suara keributan yang berasal dari salah satu kamar di lorong ini. Sebenanrnya Hyunjin ingin tak peduli dan masa bodo dengan sekelilingnya. Tapi kali ini, Hyunjin seperti mendapat suatu dorongan untuk mengecek dari mana asal keributan tersebut.

Brak!

Dugh!

Bughk!

Kamar Han. Suara keributan itu terdengar semakin jelas saat Hyunjin sudah berdiri di depan pintu kamar Han. Dan bukannya langsung masuk, Hyunjin justru terdiam di tempatnya. Ia ragu, jangan-jangan dia sedang bermimpi atau berhalusinasi seperti yang pernah ia alami di hari pertamanya masuk?

Cashh!

Suara benda pecah terdengar dari kamar Han seolah tengah menyadarkan Hyunjin kalau apa yang dia dengar saat ini bukan halusinasi. Ini nyata, dan Hyunjin semakin yakin setelah ia menampar pipinya sendiri berkali-kali. Rasanya sakit.

BACK DORM ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang