14

274 79 67
                                    

𝐍𝐨 𝐕𝐨𝐭𝐞
𝐍𝐨 𝐑𝐞𝐚𝐝

𝐍𝐨 𝐕𝐨𝐭𝐞𝐍𝐨 𝐑𝐞𝐚𝐝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


''Sekarang bisa jelaskan mengapa kalian berada di TKP?''

Sekarang, Hyunjin dan Changbin sudah berada di ruang kepala Asrama. Duduk berdampingan sekaligus berhadapan dengan satu inspektur polisi berkulit putih pucat yang kini tengah menatap mereka berdua tajam. Sementara guru-guru yang lain hanya bisa memperhatikan ketiganya sambil sesekali menguap saat mengingat kalau ini sudah jam sebelas malam.

Iya. Ini sudah benar-benar jam sebelas malam membuat Hyunjin semakin ingin merutuki dirinya sendiri karena seharusnya sekarang dia sudah masuk ke alam mimpinya dengan tenang. Kalau saja sedang tidak ada guru ataupun inspektur polisi, mungkin Hyunjin akan menendang meja kepala Asrama di hadapannya ini kasar sakin frustrasinya.

''Jadi gini, Pak.'' Hyunjin mulai buka suara lebih dulu. Dia lelah. Pengen buru-buru ke kamar lalu tidur dengan nyenyak. ''Oh iya. Bapak bisa cek CCTV yang ada di lantai 2. Saya sempat ke sana buat mengambil buku teman saya yang katanya kebawa sama Han. Si Han itu lagi nginep di sana makanya saya ke lantai 2. Tapi pas saya cek ternyata sepi, kayak gak ada orang. Dan karena temen saya gak sabaran jadi saya dan dia langsung milih buat ke kamar Han yang sekamar sama Haechan. Pas saya sampai di sana saya kaget karena kamar Han berantakan banget. 

Apalagi adanya tangan yang ada di bawah lemari yang ambruk tuh bener-bener sukses bikin saya hampir jantungan, Pak. Dan orang pertama yang saya lihat di sana itu Kak Changbin. '' Jelas Hyunjin panjang lebar meski ia berusaha untuk meringkasnya karena ingin cepat-cepat tidur sakin lelahnya. Masa bodo tuh inspektur mau ngerti atau tidak. Hyunjin tak peduli dan tidak takut. Toh dia memang tidak bersalah.

Sekarang tatapan inspektur itu langsung tertuju pada Changbin yang sedang tertunduk lesu di sebelah Hyunjin. Tanpa bicara atau bertanya lagi pun Changbin sudah mengerti kalau inspektur itu sedang meminta penjelasan padanya. Tapi entah kenapa, pemuda Seo itu seperti takut. Bukan jenis takut kalau ia adalah pelakunya. Melainkan karena takut kalau inspektur itu tidak akan mempercayai kisahnya yang mungkin akan sulit di terima di akal.

''Seo Changbin?'' Tegur inspektur itu dengan satu alis yang terangkat. ''Ini sudah malam. Saya mohon jangan memperpanjang waktu dan membuat semuanya semakin lama.''

''O-oke, pak.'' Changbin memejamkan matanya sejenak. Kemudian mulurnya kembali bergerak hendak bercerita.











''ANJIR CHANGBIN INI KAMAR KENAPA BERANTAKAN BANGET, WOI?!''

Lucas yang baru saja keluar dari kamar mandi refleks terkejut ketika melihat kamarnya yang sebelumnya terlihat normal kini justru berubah drastis menjadi sangat berantakan hanya karena ulah teman sekamarnya yang bermarga Seo itu.

Dengan handuk yang mengalung di lehernya, Lucas berkacak pinggang. Tak habis pikir dengan Changbin yang sudah hampir dua jam mencari buku tugas bersampul kuning yang katanya hilang tiba-tiba. Padahal dia Cuma kehilangan buku, tapi reaksinya sudah seperti kehilangan uang ratusan juta.

BACK DORM ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang