28. Glora, Rara📍

81 29 3
                                    

'Dan sekarang aku mengarti, bagaimana
rasanya ada namun tak dianggap'.

"Ayoo!" ajak Gattan.

Saat ini bell pulang sekolah sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu, Gattan memaksa akan mengantar Pahel pulang. Tadi, Gattan dan Genta sempat bertengkar kecil karena sama sama ingin mengantarkan Pahel pulang, tapi pada akhirnya Genta mengalah dan mengantarkan pulang Rain.

"Hell," panggil Gattan lagi saat mendapati Pahel yang melamun.

"E-ehh?" heran Pahel.

Bola mata Gattan berputar. "Ayo pulang," ajaknya lagi dan dibalas dengan anggukan. "Naik," perintah Gattan.

Pahel menggeleng kecil membuat Gattan menyerit bingung. "Kenapa?."

"Gue ga bisa," akunya membuat Gattan tertawa, lalu kedua tangan Gattan terulur untuk mencubit kedua pipi Pahel yang semakin menirus.

"Pegangan sama pundak gue," titahnya. "Mau pake helm?" tanyanya sebelum Pahel menaiki motornya.

Pahel memberenggut kesal karena badan Gattan disengaja digoyang-goyang. "Ga mau Gattan!" gemasnya sambil mencubit pinggang Gattan.

Gattan meringis pelan. "KDRT lo," sinisnya dengan memberhentikan goyangannya untuk mengerjai Pahel.

"Lo rese," kesal Pahel saat berhasil menaiki motor besar milik Gattan.

"Makanya jangan pendek-pendek," ledek Gattan yang tak digubris oleh Pahel karena Pahel sedang fokus pada satu titik, dimana ada keluarga yang sedang berjalan sesekali tertawa bahagia.

"Jalan ya Hel," izin Gattan, lalu motornya berjalan menjauhi parkiran sekolah dan melewati 'keluarga bahagia' tersebut. Pahel sempat melihat Alexa yang tersenyum sinis kearahnya, entah dengan maksud apa.

"GATTAN STOPP," teriak Pahel tiba-tiba membuat Gattan terkejut namun tak urung ia memberhentikan motornya dipinggir jalan.

"Apa sih, ini di tengah jalan, kalo gue stop terus tiba-tiba ketabrak dari belakang gimana?" omel Gattan langsung saat ia membalikkan badannya.

"Ya ketabrak," balas Pahel datar. "Beli es krim," ujarnya sambil menunjuk kedai es krim.

Gattan mengangguk lalu menuruni motornya diikuti oleh Pahel. "Ngapain?" heran Gattan.

"Beli es krim," jawab Pahel yang sudah meninggalkan Gattan.

"Lo tunggu di motor aja kan bisa," ujar Gattan yang menyusul kemana langkah Pahel berjalan.

Pahel menoleh dan berkacak pinggang. "Ga mungkin kan makan es krim sambil jalan?" herannya plus pertanyaannya yang membuat Gattan mengangguk, baru sadar kalau ia menggunakan motor.

Pahel menuju salah satu bangku yang tersedia di kedai es krim tersebut, sedangkan Gattan menghampiri abang pemilik kedai untuk memesan es krimnya.

"Rasa apa Hel?" tanya Gattan sedikit berteriak kearah Pahel.

Pahel tampak berfikir sejenak. "Vanilla," balasnya diangguki oleh Gattan.

Bayangan Kalbu [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang