11. Ciee📍

136 52 19
                                    

Sedari tadi, Gattan tak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari gadis di sampingnya, Pahel.

Gadis yang menyimpan banyak rahasia, gadis yang tak diketahui asal usulnya, dan gadis yang misterius menurutnya.

Gattan tak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan sana, atensinya seakan dilem oleh Pahel agar tak mengalihkan pandangannya sedikit pun, entah apa yang istimewa, rasanya sangat sulit dijelaskan.

"Sstt sutt," panggilan dari arah samping Pahel membuat Gattan segera mengalihkan pandangannya, disitu ada Elina yang sedang tersenyum menggoda, sangat menyebalkan.

"Pahel," bisiknya sekali lagi, Pahel menoleh kearah Elina, menaikkan sebelah alisnya saat melihat Elina sedang tersenyum yang menurutnya menyebalkan.

"Gattan ngeliatin lo terus," lanjutnya membuat Pahel menoleh kearah Gattan, tidak. Gattan sedang menulis, entah catatan atau hanya tulisan-tulisan tak penting. Pahel kembali menengok kearah Elina yang sedang tertawa tanpa suara.

Saat menengok kearah Gattan lagi, ia dikejutkan oleh wajah Gattan yang sangat dekat dengannya sembari menjulurkan lidahnya meledek Elina.

Brak!

Gebrakan spontan dari Pahel karena terkejut oleh ulah Gattan, Gattan tertawa lepas karena tak bisa menahannya membuat guru yang sedang mengajar atau biasa orang menyebutnya dengan sebutan 'Bu Voni' memelototkan matanya.

"PAHELSCA, GATTAN KELUAR!" teriakan menggelegar dari Bu Voni.

Pahel menelan salivanya susah payah, ia tak mau jika harus dihukum. Sedangkan Gattan memasang wajah cerianya, ia suka kebebasan.

"Siap bu," semangat Gattan yang langsung berdiri diikuti oleh Pahel yang tak mau menambah masalah. Terlihat di belakang sana, Elina sedang cekikikan bersama Rain.

"Lo ngapain?" tanya Gattan saat merasa ada orang yang mengikutinya.

"Gatau," jawab Pahel sekenanya.

"Ngapain ngikutin gue?" Gattan membalikan badannya menghadap ke Pahel.

Pahel menggeleng, ia tak ada pilihan lain selain mengikuti Gattan. "Yaudah gue mau ke roftoop," finalnya dan melenggang menjauhi Gattan.

"Ehh gue juga mau ke Roftoop ya!" Gattan mencegah Pahel yang akan menuju Roftoop.

"Gue duluan!" tekannya sambil berusaha menyingkirkan Gattan yang ada di depannya.

"Ngga, lo ikut ikutan," Gattan tak mau kalah dan masih mempertahankan posisi berdirinya agar tak bergeser.

"Lo mau ke perpustakaan kan?" tebak Pahel membuat Gattan melongo, memang tujuan awalnya ke perpustakaan, namun ia berubah pikiran dan memilih untuk ke roftoop.

"Udah si barengan aja," putus Gattan yang menyingkir dari posisinya, Pahel langsung berjalan mendahului Gattan.

Angin berhembus kencang menyambut datangnya Pahel, entah kemana perginya Gattan, ia tak peduli. Pahel berdiri di depan pembatas Roftoop, terpampang jelas pemandangan di bawah teriknya matahari.

Pahel dapat melihat kendaraan berlalu lalang di bawah sana, ia juga melihat burung-burung berterbangan bebas yang dihiasi oleh langit biru yang cerah. Sekarang pukul 13.50 yang artinya sebentar lagi bel pulang akan dibunyikan.

"Pahel," panggilan dengan suara beratnya memasuki indra pendengaran Pahel, tanpa menoleh pun Pahel sudah tau siapa yang memanggilnya.

"Jangan terlalu kepinggir, lo jatuh gue ketawa loh," ancaman serta peringatan membuat Pahel ngeri sendiri ketika melihat bawah, dimana pemandangan yang sebelumnya ia lihat, kendaraan yang masih terus berdesak-desakan. Perlahan tapi pasti, Pahel mundur beberapa langkah.

Bayangan Kalbu [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang