Pernahkah kau mendengarnya? Awan yang cerah selalu menyembunyikan kegelapannya pada dunia.
Tentu saja, bukan hanya awan, manusia pun seperti itu. Mereka selalu menyembunyikan keburukan mereka dari orang lain. Tidak ada yang ingin terlihat buruk.
Dan tahukah kamu? Awan yang gelap selalu dianggap menandakan keburukan/bencana akan terjadi. Entah itu didalam cerita novel, film, anime, bahkan di dunia nyata sekalipun keberadaan awan hitam membuat para pedagang menghela nafas, membuat ibu rumah tangga pergi mengangkat jemurannya, dan lain-lain.
Tapi apakah kamu tau? Alasan mengapa awan menjadi gelap? Ah... Kamu mungkin tidak menyangka, bahwa awan gelap ada karena ia mencintai-
--
-Beberapa saat sebelumnya
"Paman, bukankah ini akan memakan banyak waktu? Meskipun aku dapat menahan rasa lapar ini selama dua hari lagi, tapi jujur ini sangat tidak nyaman. Bagaimana jika kita memburu mereka dengan pedang?" Ujar seorang pemuda pada pria sepuh disampingnya.
Pemuda tersebut sudah melakukan apa yang telah pria sepuh dibelakangnya arahkan, namun berkali-kali batu yang ia lempar belum sekalipun menghabisi satu binatang liar di hutan mereka berada saat ini.
"Tuan muda Fei, kau mungkin akan dimarahi habis-habisan oleh ayahmu jika ketahuan mengatakan hal seperti itu. Pedang kita sama sekali tidak cocok digunakan untuk berburu, terkecuali ada hewan buas yang dapat mengancam nyawa kita maka kita boleh menggunakan pedang kebanggaan kita ini." Balas Tetua Xin dengan nada pelan.
"Aishh, baiklah kalau begitu, pada kesempatan selanjutnya aku akan sangat serius. Kali ini mereka tidak mungkin bisa kabur dariku." Fei Hang mengepalkan tangannya kuat.
Keduanya kembali berjalan menelusuri hutan, tidak butuh waktu terlalu lama sang pemuda sudah menemukan target barunya.
"Rusa dewasa, ini keberuntunganku." Ucap Fei Hang tersenyum lebar, dia sangat menyukai daging rusa.
"Konsentrasilah Tuan muda sebelum melempar batu itu, ini adalah kesempatan emas." Ujar Xin Feng dengan suara rendah.
"Ya aku tau." Fei Hang mengambil beberapa batu dari kantung sebelum mengambil ancang-ancang untuk melempar.
Xin Feng yang melihat Fei Hang mengambil beberapa batu sekaligus hanya bisa menghela nafas sambil menggelengkan kepala. Lalu ia memilih untuk memperhatikan Rusa dewasa yang sedang asik memakan tanaman dihadapannya.
'Eh... Bukankah itu...' Saat Xin Feng memperhatikan rusa dewasa, perhatiannya segera teralih ke sisi belakang dari rusa tersebut, tidak jauh dari lokasi rusa berada terlihat seseorang sedang menarik busur panah diantara semak-semak.
Indera Xin Feng yang tajam membuatnya dapat melihat semua itu dengan jelas, namun Fei Hang, tampaknya tidak menyadari hal itu karena dia hanya berfokus pada targetnya.
"Tunggu Tuan muda-! Ada orang disana-"
Xin Feng langsung berniat menghentikan Fei Hang melempar batu ke arah rusa dewasa karena bisa saja salah satu lemparan batunya malah salah sasaran. Namun sebelum ia berhasil melakukannya, pemuda yang dimaksud sudah lebih dahulu melepaskan lemparan batu-batu tajam di tangannya ke arah rusa dewasa.
Whossh-
Angin berhembus begitu kencang searah dengan lemparan Fei Hang, jelas Fei Hang menggunakan seluruh kekuatannya untuk lemparan tersebut karena tidak ingin membiarkan rusa dewasa tersebut lolos darinya.
Lemparan batu dari Fei Hang bukan hanya berhasil melukai rusa dewasa dengan parah, tapi juga membuat tempat sekitar rusa dewasa sampai ke belakangnya rusak terhempas angin kencang.
"Aih-... Aku berlebihan." Fei Hang hanya tersenyum canggung melihat hasil tindakannya.
"Tuan muda-! Apakah anda tidak menyadari disana ada seseorang?? Dan mungkin mereka masih anak-anak, kita harus memeriksanya sekarang." Xin Feng menjadi khawatir dengan dua orang anak yang ia lihat sebelumnya.
"Ahh aku malas Paman Feng, kau saja yang memeriksanya, aku akan mengurusi hasil buruanku itu. Lagipula itu salah mereka sendiri untuk berani berada disana dan mencoba menghalangiku untuk berburu." Fei Hang tampak tidak memperdulikan dua anak-anak yang mungkin telah ia lukai.
Xin Feng menghela nafas panjang, ia tidak akan bereaksi secemas itu jika Fei Hang tidak memiliki bakat istimewa, terutama kekuatan fisiknya di usia saat ini begitu besar.
Xin Feng bahkan tidak yakin ada anak-anak seumuran Fei Hang yang dapat menahan serangannya meskipun itu hanyalah lemparan batu dan telah diberikan waktu untuk bersiap.
Tanpa menunggu Fei Hang mau ikut memeriksa bersamanya, Xin Feng segera meloncat dan sampai ditempat ia melihat dua anak-anak sebelumnya.
Raut wajah Xin Feng memburuk ketika melihat kemungkinan yang terjadi pada dua anak yang ia lihat sebelumnya.
"Aih... Apakah mereka baik-baik saja? Tidak, aku tidak yakin ada anak kecil yang akan baik-baik saja jika terjatuh dari ketinggian ini." Xin Feng sebenarnya ingin segera turun ke tempat itu untuk memeriksa keadaan, namun ia khawatir akan keselamatan Fei Hang.
"Tuan muda! Bagaimana jika kita memeriksa kebawah sini sebentar?" Tanya Xin Feng.
"Paman Feng, kau terlalu baik untuk seorang pendekar tingkat Guru. Bukankah seharusnya kau mengutamakan keamanan ku? Berhenti mengkhawatirkan orang yang tidak ada hubungannya dengan kita. Aku tidak akan ikut denganmu, aku ingin makan daging rusa ini sekarang." Ujar Fei Hang ketus sambil mendengus kesal.
"Aihhh... Baiklah Tuan muda." Xin Feng menghela nafas panjang sebelum kembali ke sisi Fei Hang, seperti yang Fei Hang katakan, prioritasnya saat ini adalah Fei Hang, meninggalkan Fei Hang sendirian selama beberapa waktu untuk memeriksa kondisi orang lain sama sekali tidak bisa Xin Feng lakukan meskipun ia mau.
'Semoga kalian berdua baik-baik saja, dan kumohon maafkan Tuan muda Fei.' Xin Feng hanya bisa mendoakan dua anak kecil yang ia lihat sebelumnya dan berharap tidak ada karma buruk yang akan menimpa Fei Hang di masa depan.
--
"Hachoo-!"
"Kakak, apakah kakak baik-baik saja?" Ucap Li Wei dengan cemas.
"Hmm, Kakak sangat baik Wei'er. Tidak perlu mencemaskan Kakak, yang lebih penting, kau harus segera beristirahat, Kakak takut kondisi kakimu akan memburuk." Balas Shen Yun dengan wajah cemas.
"Tapi ini hanya terkilir-"
"Jangan remehkan kaki terkilir adikku." Potong Shen Yun.
"Tapi bukankah kondisi Kakak lebih buruk dariku? Lihat, lehermu kembali berdarah Kak." Ujar Li Wei lalu mengelap luka berbentuk sebuah lubang kecil di leher Kakaknya.
"Ini bukan apa-apa adikku. Kakak sama sekali tidak merasakan sakitnya." Jawab Shen Yun dengan tenang.
"Apakah Kakak benar-benar sudah memakan obat? Kondisi Kakak sama sekali tidak membaik daripada sebelumnya."
Shen Yun tersenyum tipis, ia akui dirinya kurang persiapan dalam perlengkapan obat, ia hanya membawa sedikit obat-obat herbal dan pill penyembuh, dan itu semua sudah diberikan pada adiknya.
"Kakak baik-baik saja Wei'er, jangan khawatir, Kakak usahakan kita akan sampai sebelum matahari terbenam." Shen Yun mempercepat langkahnya, sebab dirinya pun tidak yakin bahwa kondisinya benar-benar baik.
Shen Yun enggan mengakui pada adiknya bahwa dirinya mendapatkan luka di organ dalamnya serta beberapa pembuluh darah di lehernya berlubang dan hampir putus akibat terkena batu tajam saat melindungi Li Wei, meskipun sudah ia berikan totok syaraf, tetap saja itu tidak menyembuhkan, hanya menghambat luka agar tidak menjadi lebih parah.
Dan satu hal yang mengganggu pikirannya saat ini adalah, siapa sebenarnya yang telah membuat adiknya terluka.
'Siapapun kalian, bersiaplah menerima pembalasanku.' Sekilas ekspresi wajah Shen Yun berubah menjadi dingin.
Meskipun tidak mengetahui dengan jelas siapa wajah pelaku, Shen Yun berhasil menangkap sekilas pemandangan yang mencolok diantara pepohonan dan rerumputan, yaitu sebuah pakaian emas mengkilap mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Besar Yun : Mawar dan Awan
Action[Karya Orisinil - Vimattra] Hiatus Sementara (Sedang mengerjakan proyek lain) [Genre: Action, Martial Art, Xuanhuan, Pyschopath, Life Story] Shen Yun, lahir dalam keluarga bangsawan, memiliki kekayaan dan bakat hebat sejak lahir. Kehidupan Shen Yu...