Ch.19 Pesan

60 17 0
                                    

"Yun'er-, Yun'er bangunlah~"

Sebuah suara wanita yang lembut dan begitu akrab bagi Shen Yun terdengar tepat disamping kanan telinganya. Shen Yun segera membuka matanya, namun tidak bisa menangkap pemandangan apapun, sebab seluruhnya terlihat gelap baginya.

'Ahh, dimana ini?' Pikir Shen Yun.

"Yun'er... Akhirnya kau bangun." Suara wanita kembali terdengar di samping kanan Shen Yun.

Mata Shen Yun melebar, meskipun tidak melihat sosok yang memanggilnya, ia sangat mengenali pemilik suara tersebut.

"Ibu?! Itukah dirimu bu?!" Ucap Shen Yun, segera ia meraba-raba sisi kanannya, namun tidak merasakan apapun seolah semuanya hampa.

Shen Yun benar-benar tidak merasakan apapun berada di sekitarnya, bahkan dia tidak yakin ada sesuatu yang ia pijak saat ini.

"Yun'er anakku, maaf karena telah meninggalkanmu begitu cepat, ibu tidak memiliki pilihan lain saat itu. Ibu begitu menyayangi kalian berdua, namun tidak bisa memilih salah satunya." Suara wanita tersebut kini terdengar begitu sedih, namun tidak ada penyesalan di dalamnya.

"Ibu... Tidak apa-, Yun tau semua yang ibu lakukan selalu demi kebaikan kami." Shen Yun tersenyum tipis, dia tidak peduli ini adalah mimpi ataupun halusinasi, sebab kini ia bisa bertemu secara tidak langsung dengan orang yang paling ia sayangi.

"Anak baik-, tapi Yun'er, Ibu disini bukan hanya ingin bertemu singkat denganmu. Ada sesuatu yang harus ibu sampaikan padamu." Jelas Zhi Shin. 

"Apa itu ibu?"

"Kau harus bertambah kuat, lebih kuat dari siapapun disekitarmu. Li Wei membutuhkanmu di masa depan. Ibu tidak bisa memberitahukan alasan lebih jelasnya padamu, tapi Ibu berharap pada saatnya tiba, kau bisa melindungi adikmu." Ujar Zhi Sin.

Shen Yun terdiam beberapa saat sebelum mengangguk pelan, "Baiklah ibu. Ibu bisa mempercayakannya pada Yun."

"Bagus, ibu percaya padamu nak. Sekarang waktunya ibu untuk kembali, kita tidak bisa terlalu lama berada disini, dan dengarlah adikmu memanggilmu sekarang." Tepat setelah Zhi Shin menyelesaikan kalimatnya, pemandangan disekitar Shen Yun berubah drastis.

Yang sebelumnya kegelapan tanpa akhir, kini berubah menjadi terang benderang, Shen Yun bisa melihat sosok ibunya yang transparan, sedang tersenyum padanya.

"Ibu, selamat tinggal."

"Selamat tinggal nak, ibu menyayangimu." Zhi Shin mendekati Shen Yun bersamaan dengan tubuhnya yang semakin transparan.

Sesaat sebelum dirinya benar-benar menghilang, Zhi Shin mengecup kening anaknya. Rasa hangat yang sudah lama tidak Shen Yun rasakan, kembali ia rasakan saat ini.

"Jangan terlalu dingin pada orang lain, nak." Adalah kalimat terakhir yang Zhi Shin ucapkan sebelum kembali pada ketiadaan.

----

"Kakak-, hiks-hiks... Maafkan Wei." Li Wei menangis sembari membawa tubuh Shen Yun pada punggungnya.

Suara pemuda dengan malas membalas, "Ahh, berisik."

"Ahh-! Kakak! Kau bangun-, cepatlah kita harus kembali ke kediaman untuk mengobatimu!" Seru Li Wei dengan senang, ia semakin mempercepat jalannya.

"Itu tidak perlu Wei'er..." Balas Shen Yun tersenyum lembut sembari mengusap kepala Li Wei.

"Apa yang Kakak maksud? Tidak bisakah Kakak melihat kondisi tubuh-"

"Maaf menyembunyikannya selama ini, aku akan menunjukkan sesuatu padamu, Wei'er." Potong Shen Yu, ia meminta untuk menurunkan tubuhnya bersender pada salah satu pohon di sekitar mereka.

Guru Besar Yun : Mawar dan AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang