Jalan kota yang selalu ramai tidak selalu serta merta menghambat tindak kejahatan. Ada pepatah yang mengatakan, "Seseorang mencuri tidak selalu karena ada niat, namun bisa juga karena ada kesempatan."
Lalu, apa jadinya jika seseorang yang sudah ahli mencuri diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatannya?
Tidak peduli malam atau siang hari, dimanapun mereka berada, harus berhati-hati jika sudah memasuki Ibukota Chenglong. Sebab, keberadaan yang dibenci oleh mayoritas penduduk Ibukota Chenglong selalu mencari celah diantara mereka untuk melakukan aksinya.
--
Disuatu malam, bulan purnama total menyinari Ibukota Chenglong, terlihat secara samar-samar beberapa orang berlari kencang dari gang-gang sempit menuju arah alun-alun Ibukota dengan nafas memburu.
Wajah beberapa pria yang berada paling depan terlihat begitu panik sekaligus pucat, keringat dingin membasahi kepala hingga punggungnya. Sebuah pisau tertancap di tangan kirinya cukup dalam hingga membuat pendarahan yang tidak sedikit.
Dibelakang beberapa pria tersebut terdapat satu orang dengan topeng putih mengejar dengan tatapan dingin. Sosok topeng putih dapat memperkecil jarak antara mereka dengan begitu cepat, membuat wajah ketiga pria di depannya menjadi semakin pucat.
"Arrgh-! Sial dia begitu cepat!" Ucap kesal salah satu dari ketiga pria yang berlari.
"Siapa sebenarnya dia?! Kenapa dia berniat menghabisi kita semua?!" Balas pria lainnya.
"Itu tidak lebih penting daripada nyawa kita sekarang. Kita akan memburunya lewat pembunuh bayaran jika kita bisa selamat hari ini." Ujar pria lainnya.
Ketiga pria saling berpandangan sebelum mengangguk dan masing-masing dari mereka mengambil jalan gang berbeda daripada lainnya guna mengecoh sosok topeng putih yang memburu mereka.
Melihat sasarannya berpencar tidak membuat sang topeng putih bingung, ia mengikuti salah satu diantara mereka dan dengan cepat memperkecil jarak untuk segera menghabisinya.
AARRRRGGHHHHH-!
Suara teriakan menyakitkan membuat malam di Ibukota Chenglong seketika mencengkam. Dua pria lainnya pun semakin mempercepat langkah mereka, namun disaat keduanya mulai melihat jalan keluar menuju alun-alun ibukota, sesuatu menghentikan mereka.
"Ahh-! Kakiku-!" Teriak lirih salah satu pria, salah satu kakinya tiba-tiba terpotong ketika melewati gang yang menuju alun-alun.
"Be-benang pisau?!" Saat ia menoleh kebelakang, ia baru menyadari terdapat benang tipis dan tajam yang sengaja ditaruh oleh seseorang untuk menjebaknya.
"Si-sial!" Pria tersebut tidak berputus asa ketika mendapati salah satu kakinya terputus, ia menggunakan tangannya untuk membawa tubuhnya bergerak keluar dari gang tersebut, berharap seseorang di alun-alun akan menyelamatkannya.
"Tolong-! Tolong aku!" Teriak pria tersebut kencang.
Beberapa saat kemudian seseorang muncul setelah mendengar teriakan pria tersebut. Pria tersebut ingin bernafas lega, namun saat melihat sosok yang muncul tersebut, keputusasaan memenuhi matanya.
"T-tidak mungkin. Kau-, bagaimana kau bisa?"
Sosok yang muncul dihadapan pria tersebut tidak lain adalah si topeng putih, topeng putih tidak ingin membuang-buang waktu yang mungkin akan membuat sasarannya berhasil selamat, dengan satu ayunan pedang pendek, si topeng putih memenggal kepala pria tersebut yang juga adalah sasaran terakhirnya.
Topeng putih berjalan menuju ke dalam gang, melewati mayat pria yang terpenggal tanpa merasa iba sedikitpun. Langkahnya segera terhenti ketika ia menyadari ada orang lain yang menatapnya dari salah satu atap bangunan disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Besar Yun : Mawar dan Awan
Action[Karya Orisinil - Vimattra] Hiatus Sementara (Sedang mengerjakan proyek lain) [Genre: Action, Martial Art, Xuanhuan, Pyschopath, Life Story] Shen Yun, lahir dalam keluarga bangsawan, memiliki kekayaan dan bakat hebat sejak lahir. Kehidupan Shen Yu...