Ch.9 Janji Pada Tuan Putri

84 23 0
                                    

"Oh, mungkin aku akan memberikan satu hadiah lagi untukmu, asal kau tahu, pelaku yang telah menyebabkan kaki adikmu terkilir berasal dari Sekte Pedang Awan." Perkataan Guru Shen Yun kali ini berhasil membuat Shen Yun terkejut sekaligus langsung bereaksi.

"Siapa? Siapa dia guru? Tolong beri aku tau siapa dia guru!" Tanya Shen Yun, namun tidak ada suara balasan setelahnya, bahkan saat dirinya berulang kali menanyakan hal yang sama.

"Aissh... Aku terlalu meminta padanya, baiklah, biar aku cari sendiri orang itu." Shen Yun menghela nafas pelan sebelum berniat pergi kembali ke kediamannya.

Shen Yun telah menghabiskan buah apel biru yang diberikan oleh Gurunya, terdapat banyak perubahan yang ia rasakan dari dalam tubuhnya, perubahan yang paling ia rasakan adalah kini tubuhnya sudah tidak lapar dan menjadi begitu segar.

"Mari kita lihat seberapa besar kekuatanku bertambah." Shen Yun melesat ke satu arah, namun tidak lama setelah itu ia segera menabrak sesuatu.

BRAARKKKK!

Burung-burung dan hewan-hewan lain di dalam hutan segera berlarian ketika mendengar suara serta getaran keras dari dalam hutan.

"I-ini... Gila!" Shen Yun memandangi apa yang baru saja ia tabrak akibat tidak bisa mengendalikan kecepatannya, sebongkah batu besar terbelah menjadi dua bagian dan hancur menjadi ribuan retakan di tempat yang ia tabrak.

Shen Yun segera bangkit kembali dan mencoba mengendalikan kekuatannya perlahan. Tidak butuh waktu lama baginya untuk sampai di kediamannya, kedatangannya segera disambut oleh para pelayan, namun tidak ada Shen An maupun Li Wei di dalam sana.

"Bibi, kemana Ayah dan Wei'er?" Tanya Shen Yun diperjalanan menuju kamarnya.

"Tuan dan Nona muda sedang ada acara di Istana, Tuan muda." Jawab Bibi pelayan.

"Istana? Memangnya ada apa?" Shen Yun kebingungan, namun ia merasa telah melewatkan atau melupakan sesuatu.

Bibi pelayan segera menjelaskan, "Apakah Tuan muda tidak tahu? Hari ini adalah hari ulang tahun Tuan putri Ling."

Mata Shen Yun segera terbelalak terkejut, perasaannya menjadi buruk namun sebelum ia bisa melakukan sesuatu, seorang gadis berseru lantang di depan kediamannya.

"KAKAK YUN! KAU TIDAK MENEPATI JANJIMU!!"

----

Dua Minggu sebelumnya - Istana Kerajaan Chang.

"Kakak Yun!"

Sebuah suara yang imut memanggil Shen Yun saat pemuda itu sedang berjalan di lorong paviliun Istana.

Shen Yun menoleh ke sumber suara setelah menghentikan langkahnya, "Putri Ling? Ada yang bisa saya bantu?" Shen Yun berlutut dengan satu kaki dihadapan sosok yang ia panggil Putri Ling.

Sosok Putri Ling yang menghampiri Shen Yun segera merubah ekspresinya menjadi cemberut ketika pemuda dihadapannya memanggilnya dengan begitu formal, "Sudah kubilang berapa kali pada Kakak Yun, kalau Kakak Yun hanya boleh memanggilku dengan sebutan Ling'er atau Adik Ling!"

Shen Yun masih dengan posisi berlututnya pun menjawab, "Maafkan saya, namun saya tidak bisa melakukan itu Tuan Putri."

"Hei, apa yang kau takutkan Kakak Yun? Bahkan Ayah tidak melarangnya, lihat ini!" Tuan Putri Ling mengambil sebuah gulungan kertas dari tangan pengawalnya sebelum memperlihatkan isinya pada Shen Yun.

"Eh-... Apa ini benar?" Shen Yun terkejut sekaligus kebingungan dengan mengapa ada surat titah raja yang berisi semacam itu.

Isi dari gulungan kertas tersebut tidak lain adalah pengesahan Shen Yun untuk dapat memanggil Tuan Putri Ling sesuai dengan yang ia inginkan.

"Kakak Yun tidak percaya? Kalau begitu kau boleh bertanya pada pengawalku." Putri Ling tersenyum sombong sambil mengusap hidungnya, menganggap desakannya pada Raja Chang yang tidak lain adalah ayahnya beberapa waktu yang lalu seperti sebuah prestasi.

Tanpa Shen Yun bertanya sekalipun salah satu pengawal Putri Ling membenarkan tentang isi dari surat titah raja tersebut.

"Ahh-, baiklah kalau begitu, Putri- maksudku Adik Ling." Balas Shen Yun tersenyum canggung.

"Nah-nah, itu baru benar! Oh iya Kakak Yun, jangan sampai lupa tiga belas hari dari sekarang adalah hari ulang tahunku. Kakak Yun harus datang ke acaranya." Ujar Tuan Putri Ling dengan semangat.

"B-baiklah Put- maksudku Adik Ling."

"Janji ya?" Tanya Tuan Putri Ling dengan penuh harap.

"Yah.." Shen Yun tersenyum.

Tuan Putri Ling segera berjalan ke arah sebaliknya dari Shen Yun sambil berkata, "Nah, sekarang aku memiliki urusan lain Kakak Yun, jaga dirimu baik-baik dan sampai jumpa dua minggu kemudian! Jika kau tidak datang maka aku akan membawa pasukanku untuk mengepung kediamanmu."

"Aku merasakan firasat buruk." Gumam Shen Yun dengan senyuman canggung.

  


Shen Yun hanya bisa tersenyum canggung yang sama di hadapan gadis kecil yang telah membawa setidaknya belasan prajurit bersamanya.

"Emm... Tuan Putri?"

"Hmph! Apakah Kakak Yun ingin menjelaskan sesuatu? Dan lagi, Kakak Yun memanggilku dengan sebutan itu?!" Balas Putri Ling sambil menggembungkan pipinya.

"Adik Ling..."

Dibelakang Putri Ling, gadis kecil lain menatap Shen Yun dengan tidak kalah kesalnya. Tatapan gadis kecil itu terdapat isyarat yang dapat Shen Yun baca.

'Ada apa diantara Kakak dengan gadis ini.' Kira-kira itulah isi tatapan isyarat dari Li Wei.

'Aihh... Ini hari kesialanku.' Shen Yun berkeringat dingin sebelum dengan perlahan mendekati Putri Ling sambil menjelaskan alasan mengapa ia tidak datang ke acara ulang tahunnya. 


"Jadi Kakak Yun pergi berkunjung ke rumah seseorang yang sakit? Kenapa sampai selama itu?" Tanya Putri Ling dengan tatapan menyelidik.

"Ah-, adik Ling bisa bertanya pada Wei'er tentang hal itu." Shen Yun tersenyum tipis sambil menatap Li Wei dengan tatapan memohon.

"Apakah itu benar Saudari Wei?" Tanya Putri Ling.

Shen Li Wei menjawab sambil tersenyum lebar, "Itu benar Tuan Putri, Kakak tidak pulang selama sepuluh hari yang lalu, tapi biasanya Kakak tidak pernah pergi selama itu untuk mengobati pasien. Ada apa ya, kali ini..." Li Wei mengalihkan tatapannya ke arah Shen Yun.

Putri Ling kembali menatap Shen Yun dengan menyelidik, meminta penjelasannya. Shen Yun segera berkata sesuatu untuk mengulur waktu, "Nah... Sepertinya tidak enak berbicara disini, bagaimana jika kita masuk terlebih dahulu? Bukankah begitu para paman prajurit?"

Belasan prajurit dibelakang Putri Ling tidak menjawab, namun ekspresi mereka menunjukkan persetujuan pada Shen Yun. Jelas para prajurit tidak ingin menjawab sesuatu yang mungkin akan membuat Tuan Putri mereka kesal meskipun mereka sangat menginginkan tawaran Shen Yun.

Putri Ling melihat sekitarnya, selain cukup banyak warga yang penasaran dengan kehadirannya membawa belasan prajurit, ada pula kerabat-kerabat Shen Yun yang menonton dengan berbagai ekspresi.

Putri Ling akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Shen Yun karena ia juga tidak nyaman jika terus berada di luar dan menarik perhatian lebih banyak lagi.

Para prajurit segera tersenyum lebar, karena jarang mereka bisa mendapatkan jamuan di kediaman Shen Yun yang merupakan seorang bangsawan.

Kediaman Shen Yun terbilang tidak mewah untuk ukuran bangsawan sekelasnya, namun masih bisa terbilang wajar dengan kesan sederhana mengingat orang-orang yang tinggal didalamnya tidak memiliki hasrat besar pada harta.





Guru Besar Yun : Mawar dan AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang