Ch.36 Sebuah Kabar

55 16 0
                                    

Shen Yun segera memasukkan potongan kecil Jamur Batu ke dalam mulutnya, ia hanya akan mulai mengunyah ketika Ilmu Kehancuran Gerbang pertama sudah ia gunakan.

Shen Yun menarik nafas sekali lagi sebelum akhirnya memulai rencana gilanya itu, "Ilmu Kehancuran - Gerbang Pertama-"

*Krak-kreuk-kreuk

Suara kunyahan yang begitu keras, mirip seperti mengunyah batu terdengar begitu jelas dari mulut Shen Yun.

Di luar dugaan Shen Yun, ternyata menggunakan ilmu Kehancuran Gerbang pertama saat ini tidak terlalu banyak menimbulkan efek samping pada tubuhnya.

Shen Yun awalnya kesulitan mengendalikan tubuh, darah segar hampir dimuntahkannya, namun ketika sedikit lebih berkonsentrasi akhirnya Shen Yun bisa kembali memegang momentum pada tubuhnya.

"Mungkin ini semua berkat sumber daya-sumber daya itu. Tidak buruk." Ucap Shen Yun.

"Meskipun bisa dikunyah, ini tetap sangat keras dan alot." Tambah Shen Yun setelah berhasil menelan satu potongan kecil Jamur Batu.

Rasa Jamur Batu ternyata sangat enak bagi Shen Yun, hanya saja butuh perjuangan keras untuk mengunyah tumbuhan herbal itu sampai halus.

Sebenarnya Jamur Batu bisa dibakar untuk membuat teksturnya menjadi lebih tipis sehingga memakannya akan seperti memakan kerupuk. Namun tentu saja khasiat yang terdapat pada Jamur Batu akan berkurang hingga setengah daripada aslinya.

Shen Yun memutar otaknya, memakan satu potongan kecil Jamur Batu sampai benar-benar halus saja membutuhkan waktu belasan menit. Jika ia melanjutkan kegiatan ini, ia tidak mengetahui berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk mengkonsumsi dua buah Jamur Batu utuh.

"Baiklah, mari kita coba gerbang kedua." Shen Yun tersenyum tipis, agak tidak yakin untuk menggunakan ilmu Kehancuran sekali lagi.

Shen Yun kembali memasukkan potongan Jamur Batu yang lebih besar daripada yang sebelumnya ke mulut.

"Ilmu Kehancuran - Gerbang Kedua."

*Glek~

Darah segar seketika naik ke atas mulut Shen Yun ketika ilmu Kehancuran - Gerbang Kedua mulai mempengaruhi tubuhnya. Darah segar itu mendorong dengan kuat sehingga Shen Yun tidak kuasa bertahan lebih jauh.

"Uhuk-uhuk!" Shen Yun terbatuk-batuk berat dan memuntahkan potongan Jamur Batu bersama seteguk darah segar.

Kepalanya menjadi begitu pusing dan pandangannya perlahan buram. Ia akan kehilangan kesadaran diri jika saja ia tidak langsung berkonsentrasi memperbaiki aliran darah dan melakukan relaksasi pada tubuhnya.

"Ah- aku terlalu terburu-buru." Gumam Shen Yun dengan suara lemah.

----

Lima hari setelah Shen Yun meninggalkan kediaman keluarga Shen. Terlihat rombongan berkuda cukup besar baru saja sampai di depan pintu gerbang kediaman keluarga besar tersebut.

Bendera yang berkibar di atas atap kereta kuda tersebut menunjukkan identitas tidak asing bagi sebagian besar orang. Mereka merupakan rombongan dari sekte Gagak Emas.

Seorang pria paruh baya segera menghampiri rombongan kereta kuda tersebut untuk menanyakan alasan kedatangan rombongan tersebut.

"Salam Tetua Xin, adakah hal penting yang perlu kami lakukan sampai-sampai sosok se-agung anda harus repot-repot datang ke kediaman sederhana kami ini? Jika anda memberitahukan kedatangan anda sebelumnya kepada kami, maka kami pasti akan memberikan sambutan yang meriah kepada anda dan rombongan anda, Tetua Xin." Pria paruh baya itu membungkuk dan menunjukkan bersikap yang sangat ramah.

Pria sepuh yang dipanggil Tetua Xin itu turun dari kudanya sebelum membalas salam, "Kami hanya ingin membicarakan sesuatu kepada kepala keluarga Shen. Tidak perlu terlalu kaku. Apakah kami memiliki kesempatan untuk melakukan itu, Tuan Shen Han?" Jawab Tetua Xin tidak kalah sopan.

"Ah-, tentu! Tentu! Bagaimana mungkin kami berani menjadi sibuk? Saya akan mengantar anda." Shen Han, paman dari Shen Yun dan Li Wei. Segera memandu rombongan sekte Gagak Emas masuk ke dalam kediaman keluarga Shen yang luasnya setidaknya setara dengan kota kecil.

Tetua Xin diajak oleh Shen Han ke suatu ruangan di lantai atas sedangkan rombongannya tinggal di lantai bawah yang merupakan ruang tamu berukuran cukup besar.

Shen Han memastikan bahwa para rombongan yang dibawa oleh Tetua Xin dijamu dengan baik agar tidak menyinggung sekte raksasa tersebut.

Keduanya terus berjalan dan sedikit berbincang sampai mereka tiba di depan pintu sebuah ruangan.

"Tuan, Tetua Xin dari sekte Gagak Emas ingin bertemu dengan anda." Shen Han mengetuk pintu tersebut tiga kali dan segera dibalas oleh seseorang yang berada di balik pintu tersebut.

"Ohh, masuklah."

Shen Han dan Tetua Xin segera masuk ke dalam ruangan tersebut, seorang pria sepuh terlihat sedang duduk disebuah meja lebar dan terdapat banyak tumpukan kertas.

"Tuan Shen." Tetua Xin memberikan salam hormatnya kepada pria sepuh tersebut, mengingat kekuatan dan usianya lebih rendah daripada pria sepuh tersebut.

Shen Cayun, kakek dari Shen Yun sekaligus kepala keluarga besar Shen. Di usianya ke 81 tahun, Shen Cayun sudah mencapai pendekar tingkat Guru.

Shen Cayun adalah salah satu dari dua pendekar tingkat Guru yang dimiliki oleh Keluarga Shen, pencapaian Cayun dimasa muda bisa dibilang sangat mengesankan sampai banyak sekte yang berniat merekrutnya, namun Cayun sangat setia kepada keluarganya.

Meskipun sama-sama pendekar tingkat Guru, sedikit orang yang mengetahui bahwa Shen Cayun pernah mengalahkan Xin Feng beberapa tahun yang lalu disebuah duel rahasia.

Sejak saat itu, Xin Feng menjadi lebih segan dan menghormati Shen Cayun terlepas latar belakang mereka yang memang tidak setara.

"Tetua Xin, sepertinya kita baru bertemu akhir-akhir ini saat kau menantang ku duel. Apakah kedatangan mu kali ini juga memiliki maksud yang sama?" Shen Cayun tersenyum ramah kepada Tetua Xin.

Tetua Xin menggaruk kepalanya sambil tersenyum canggung sebelum menjawab, "Tuan Shen, itu sudah lima tahun yang lalu. Seharusnya sudah cukup lama bagi kita berdua sekalipun."

"Haiss... Benarkah? Tidak ku sangka aliran waktu menjadi begitu cepat sekarang. Sepertinya aku memerlukan liburan dari pekerjaan membosankan ini." Shen Cayun menggerutu sambil menoleh ke lembaran-lembaran kertas yang menumpuk disampingnya.

"Tuan Shen, sepertinya anda perlu menunda liburan anda." Tetua Xin menatap Shen Cayun dengan serius.

"Ohh, kenapa begitu?" Shen Cayun menaikkan alisnya.

"Begini Tuan Shen, sebenarnya..." Tetua Xin segera menyampaikan kabar yang ia bawa dari sekte Gagak Emas.

Shen Han dan Shen Cayun mengerutkan alisnya saat mendengarkan penjelasan Tetua Xin. Jantung mereka bahkan berdetak kencang saat Tetua Xin menjelaskan kemungkinan buruk yang mungkin akan terjadi.

"Tetua Xin, kau tidak sedang mencoba membohongi kami kan?" Ekspresi Shen Cayun dingin, dia tidak akan senang jika ada yang mempermainkannya.

"Apakah anda mengenalku sebagai orang yang suka berbicara omong kosong?" Tetua Xin menghela nafas panjang, ia mengerti bahwa kabar yang dibawakannya saat ini sulit untuk diterima.

Shen Han dan Shen Cayun terdiam, keduanya memikirkan langkah apa yang sebaiknya mereka pilih dalam situasi seperti ini.

Guru Besar Yun : Mawar dan AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang