Ch.32-33 Perubahan Berkat Seseorang

47 15 0
                                    

Shen Yun berpikir bahwa tindakannya yang membuat gatal para pendekar sekte Rawa Mistik tidak akan cukup berpengaruh untuk merubah alur situasi, ia berpikir keras namun tidak menemukan solusi apapun sampai tiba-tiba ia melihat seekor beruang raksasa berada di dekatnya.

Tanpa pikir panjang Shen Yun mempertaruhkan nyawanya, bukan untuk dibunuh oleh pendekar sekte Rawa Mistik ataupun beruang raksasa, namun justru membuat kedua ancaman baginya itu bertemu.

Shen Yun menembakkan dua jarum racun ke arah beruang, membuat beruang tersebut marah dan agresif sebelum kembali untuk memancing satu pendekar sekte Rawa Mistik.

Shen Yun berharap hanya satu pendekar sekte Rawa Mistik yang mengikutinya karena jika yang mengejar ada dua, maka saat salah satu pendekar diterkam oleh beruang, pendekar lainnya dapat melancarkan serangan ke arah beruang berguna untuk memberi kesempatan rekannya melarikan diri.

Singkat cerita, semua berjalan sesuai rencananya. Shen Yun tidak tertarik melihat pemandangan manusia yang dimangsa binatang buas, jadi ia segera kembali ke pertarungan para pendekar.

Shen Yun menemukan situasi mulai terkendali, pendekar sekte Ular Besi mulai memberikan perlawanan, sedangkan satu persatu pendekar Rawa Mistik mulai berguguran.

"Seharusnya jika benar senior Zha dan senior Li kalah dalam pertempuran. Yang datang kesini bukanlah pendekar-pendekar kelas tiga ini." Gumam Shen Yun, dia memperkirakan situasi memang tidak berada di pihaknya, namun bukan berarti pihaknya juga sudah kalah.

"Aku akan mengecek situasi diluar sana. Ku harap tidak seburuk yang ku pikirkan." Ucap Shen Yun sebelum menggunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk menyamarkan pergerakan dan hawa keberadaannya dari siapapun.

--

Suara dentangan pedang memenuhi wilayah 30 meter dari hutan racun. Pertempuran sengit tengah terjadi dari dua belah pihak. Bau amis mulai memenuhi tanah sekitar, namun tidak ada yang peduli dengan hal itu selain para binatang pemakan bangkai.

"Menyerahlah, pendekar Ular Angin. Kau tidak akan bisa lolos dari pedang maut ku ini." Ucap pria berbadan kekar dengan senyum lebar.

"Pendekar Beruang Raksasa, kau terlalu arogan untuk seukuran pendekar tingkat kehormatan. Jika saja Master atau wakil Master ada disini, kau dipastikan tidak akan selamat." Lawannya, seorang pria paruh baya dengan luka disekujur tubuhnya tengah menatap pria kekar itu dengan sinis.

Pendekar Beruang Raksasa tertawa lantang, ia membalas, "Hmph, itu tidak akan terjadi. Kami sudah mengatur semuanya hingga jika kau mengetahui kedatanganku sebelum ini pun, kau tidak akan bisa merubah hasil akhirnya."

"Lihatlah sekitarmu, hanya butuh waktu untuk kami membantai kalian semua. Tidak lupa, kami juga akan mengambil hasil kerja keras kalian di dalam agar tidak sia-sia." Lanjut pendekar Beruang Raksasa tersenyum lebar.

Ekspresi Zha Oyun, atau yang memiliki gelar Ular Angin itu menjadi semakin sinis, ia mengakui bahwa sejauh ini pihaknya sudah terlalu banyak mendapatkan kekalahan. Sedangkan Li Sumi hanya mampu membunuh dua pendekar tingkat lima dan saat ini sedang terluka sambil menghadapi satu pendekar tingkat lima yang masih prima.

Dirinya sendiri pun tidak lebih baik daripada Li Sumi. Zha Oyun selama pertempuran hanya bisa selalu menghindari serangan pendekar Beruang Raksasa. Kemampuan dua belah pihak benar-benar terlalu jauh, sulit untuk mengatakan lima Zha Oyun sekalipun bisa mengalahkan pendekar Beruang Raksasa.

Bisa dibilang, pertarungan antara Zha Oyun dengan pendekar Beruang Raksasa diibaratkan dengan angin yang melawan batu.

'Ku harap anak itu bisa lolos dan memberitahukan kepada semuanya tentang apa yang terjadi.' Entah mengapa saat ini Zha Oyun mengharapkan sesuatu kepada anak muda yang baru ia kenali itu.

Guru Besar Yun : Mawar dan AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang