Ch.15 Kembali

70 22 0
                                    

Xin Feng sebelumnya memutuskan untuk berburu cukup jauh dari tempat Fei Hang berada karena tidak menemukan hewan yang dapat dijadikan santapan makan malam disekitarnya.

Tidak butuh waktu terlalu lama bagi Xin Feng untuk mendapatkan beberapa kelinci liar, namun saat dirinya berniat kembali, ia mencium aroma amis yang tipis di udara yang terbawa oleh angin malam.

Xin Feng awalnya cemas karena menduga terjadi sesuatu dengan Fei Hang. Namun saat kembali merasakan sumber aroma amis tersebut berasal dari arah yang berbeda, Xin Feng segera memikirkan hal lain.

Xin Feng segera memeriksa sumber aroma amis tersebut dan betapa terkejutnya ia saat menemukan jasad tiga orang pendekar berseragam sekte Pedang Awan yang tubuhnya terpisah-pisah menjadi beberapa bagian.

"Sepertinya aku pernah melihat mereka bertemu dengan Tuan muda Fei, sial sepertinya memang sesuatu telah terjadi." Firasat Xin Feng buruk, ia bergegas kembali dengan kecepatan gerak maksimalnya.

Tidak butuh waktu lama untuk dirinya bisa kembali dan untungnya semua masih belum terlambat.

-

Setelah melancarkan serangan ke sosok yang menyerang Fei Hang, Xin Feng bergegas untuk mengobati Fei Hang dengan beberapa Pill penyembuh dan tenaga dalam untuk menghentikan pendarahan di pundak pemuda itu.

Xin Feng sengaja melancarkan serangan penuh pada sosok yang menyerang Fei Hang karena tidak ingin mengambil resiko akan keselamatan Fei Hang.

"Maafkan saya Tuan muda." Ucap Xin Feng dengan menyesal karena telah meninggalkan Fei Hang terlalu jauh.

"Ckk-, aku tidak akan terluka jika dia tidak menggunakan trik curang." Fei Hang bukan kesal karena Xin Feng terlambat datang menolongnya, melainkan kesal karena bisa kalah dengan seorang murid dalam di Sektenya.

Fei Hang selama ini hidup dalam kebanggaan, sebab bakatnya yang selalu dikatakan luar biasa dan tidak pernah tidak dipuji oleh guru-gurunya.

Menyadari kenyataan bahwa saat ini dia hampir binasa saat melawan salah satu murid dalam yang memiliki kekuatan pendekar tingkat satu membuat harga diri dan kebanggaan Fei Hang terluka.

"Tuan muda mengetahui sesuatu tentang ini?" Tanya Xin Feng saat melihat ekspresi Fei Hang seperti direndahkan harga dirinya.

"Tidak, aku tidak mengetahui apapun selain dirinya merupakan salah satu murid dalam sekte kita." Jawab Fei Hang semakin kesal saat mengingat ada seorang murid di Sektenya yang dapat mengalahkannya.

"Salah satu murid dalam?" Xin Feng mengerutkan dahinya sebelum mendekati tubuh pemuda yang tergeletak tidak bergerak sedikitpun.

"Hmm, tidak ada detak jantung, dia sudah meninggal, tapi ku rasa dia sama sekali bukan murid sekte kita." Ucap Xin Feng saat melihat wajah pemuda itu.

Xin Feng memiliki ingatan cukup kuat sehingga ia memiliki keyakinan tidak pernah melihat seorang pemuda berkulit gelap dengan banyak bekas luka di wajahnya sebagai murid dalam Sekte Pedang Awan.

"Apa? Apakah Paman Feng yakin?" Tanya Fei Hang.

"Ya, saya cukup yakin dia bukan salah satu murid dalam sekte kita. Memangnya, bagaimana Tuan muda bisa menyimpulkan ia berasal dari sekte kita?" Balas Xin Feng penasaran.

"Itu karena..." Fei Hang segera menjelaskan semua yang telah dilakukan oleh lawannya saat bertukar serangan dengannya.

"Dia bisa menggunakan ilmu pedang sekte kita? Bahkan kemampuan teknik pedangnya mengimbangi Tuan muda?" Xin Feng mengelus dagunya karena merasa yakin tidak ada murid dalam yang memiliki kemampuan teknik pedang setara dengan Fei Hang diusia belasan tahun.

Saat Xin Feng dan Fei Hang masih berusaha menggali informasi tentang sosok pemuda berkulit gelap tersebut, angin kencang yang begitu dingin berhembus, alis Xin Feng segera mengerucut kebawah karena merasakan sesuatu dari tubuh pemuda di dekatnya.

Xin Feng bergerak cepat kembali ke sisi Fei Hang serta mengambil posisi bersiap menghadapi apapun yang akan muncul dari tubuh pemuda itu.

Semacam asap berwarna biru gelap keluar dari seluruh pori-pori kulit pemuda itu, secara samar tubuh pemuda itu terlihat bergerak.

"Apa-!? Bagaimana bisa-?" Xin Feng mengerutkan dahinya, dia dengan jelas memeriksa nadi Shen Yun sudah berhenti sebelumnya.

Namun kini nyatanya pemuda tersebut bergerak perlahan hingga dapat berdiri walaupun masih terhuyung-huyung.

"Cahaya biru apa itu?" Fei Hang begitu penasaran sekaligus waspada melihat sikap pria sepuh dihadapannya yang jarang diperlihatkan.

"Tuan muda, sepertinya kita harus pergi dari si-" Perkataan Xin Feng terpotong saat melihat sosok pemuda dihadapannya tiba-tiba sudah berada di setengah meter darinya sambil melancarkan satu serangan tinju.

Angin bertiup begitu kencang hingga mampu merobohkan beberapa pohon muda disekitar Xin Feng dan Shen Yun. Sedangkan Fei Hang yang sudah bersiap pun mundur beberapa langkah karena tidak kuat menahan daya dorong angin tersebut.

Xin Feng menangkap tinju Shen Yun dengan tepat, tidak terdorong atau bergerak sedikitpun karena tinju tersebut, namun wajahnya menunjukkan keterkejutan yang mendalam, ia bergumam pelan tentang apa yang ia pikirkan saat ini.

"Tidak mungkin, pendekar tingkat tiga?!"

Xin Feng tidak bisa percaya apa yang telah ia rasakan, ia sudah melihat banyak jenius lahir dan gugur termasuk Fei Hang yang ia nilai sebagai seseorang yang akan membuat pencapaian mengerikan dengan bakatnya.

Namun Xin Feng tidak pernah mendengar sekalipun ada seseorang yang terlihat berusia sekitar 15-16 tahun memiliki kekuatan setingkat Pendekar tingkat tiga yang seharusnya hanya bisa dicapai paling kecil umur 18 tahun.

Andaikan Xin Feng mengetahui bahwa pemuda dihadapannya saat ini berusia 13 tahun, mungkin dia tidak akan bisa menerimanya dengan baik dan menganggap semuanya adalah mimpi.

Sosok pemuda dihadapan Xin Feng bernafas begitu berat, meskipun ia telah melancarkan serangan kuat, tubuhnya sama sekali tidak membaik daripada sebelumnya.

'Aku terlalu percaya dengan khasiat Pill itu sampai melupakan siapa orang tua ini. Sebaiknya aku mundur selagi masih ada kesempatan.' Batin Shen Yun.

"Orang tua, sebaiknya kau perhatikan tingkah laku Tuan muda mu itu agar dia bisa hidup lebih lama sebelum terbunuh olehku." Shen Yun menarik jubah di lengan kanannya sampai robek membuat benda-benda yang berada disana sebelumnya terjatuh diantara Shen Yun dan Xin Feng.

"Apa maksudmu? Tunggu, ini... Bau bubuk mesiu, kau-!" Alis Xin Feng merapat, terpaksa ia melepaskan tangan Shen Yun dan segera melindungi pemuda dibelakangnya dari apapun yang akan terjadi nanti.

Belasan berbentuk bulat seukuran kelereng berjatuhan ke tanah, Shen Yun menarik nafas dalam-dalam sebelum mengubah udara di mulutnya menjadi udara panas.

Udara panas tersebut memang tidak cukup untuk membakar sesuatu, namun beda halnya jika digunakan untuk menyulut sesuatu yang mudah terbakar.

Seketika belasan benda berbentuk bola kelereng di tanah bercahaya terang hingga tiba-tiba ledakan cukup besar terjadi ditempat itu.

Boom!Boom!! Boom!!!

----

Yuk komen biar author makin semangat updatenya:)

Guru Besar Yun : Mawar dan AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang