22. Andeska Berulah

30.4K 2.3K 75
                                    

Selamat Membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak

•••

"Boss lo harus kesini cepetan," ucap Keno diseberang telepon.

"Andeska?" ujar Kafka.

"Iya mereka buat ulah Boss dan ke markas nyariin lo. Kalo lo nggak dateng mereka nggak akan mau pergi dari sini," kata Keno membuat Kafka mengepalkan tangannya.

Mana mungkin gue tinggalin Syafa, tapi sekarang Gadeska butuh gue-batin Kafka bimbang.

"Kalian bisa atasin mereka dulu, gue mana mungkin tinggalin Syafa disaat kondisinya kaya gitu."

"Gue ngerti Boss tapi mereka.. Mana boss lo panggil sini jangan jadi pengecut!!" teriak seseorang yang didengar oleh Kafka.

"Boss gimana?"

Kafka meraup wajahnya kasar dan menatap Syafa yang sedang tertidur.

"Gue kesana," ujar Kafka lalu mematikan ponselnya.

Kafka berjalan mengambil jaket, namun ia sangat ragu melangkahkan kakinya meninggalkan Syafa di apartemen sendirian. Apalagi dengan kondisi Syafa yang tidak bisa melihat, bagaimana nanti jika Syafa bangun dan mencari-cari keberadaannya.

"Kafka," panggil Syafa pelan membuat Kafka yang berdiam diri menghampirinya.

"Aku disini," kata Kafka membantu Syafa duduk.

"Kamu kayanya mau pergi," ujar Syafa meraba Kafka yang memakai jaket.

"Anak Andeska ke markas mereka nyariin aku."

"Eum.. Kafka tapi aku takut sendiri," lirih Syafa.

"Yaudah aku nggak jadi pergi," ucap Kafka tersenyum.

"Eh jangan, nanti temen-temen kamu gimana?" kata Syafa membuat Kafka terdiam.

Syafa yang tak mendengar Kafka bersuara pun jadi merasa bersalah pasti dirinya saat ini sangat egois.

"Maaf," cicit Syafa.

"Kamu pergi aja aku nggak papa kok kalo sendiri," ucap Syafa tersenyum.

"Aku nggak bisa ninggalin kamu," ucap Kafka menggenggam tangan Syafa.

"Tapi mereka juga butuh aku," lanjut Kafka lagi membuat Syafa terdiam dan berpikir.

"Yaudah aku ikut," kata Syafa yang langsung dibalas gelengan oleh Kafka.

"Nggak bisa, disana bahaya buat kamu," tolak Kafka.

"Aku nggak papa kok, ikut yah boleh kan Kafka," ujar Syafa memohon membuat Kafka menghela nafasnya pelan.

"Yaudah," ucap Kafka dan Syafa pun tersenyum.

***

"Panggil Kafka sekarang!!" teriak Reno.

"Brisik lo, teriak-teriak mulu nggak capek apa tuh mulut," ujar Keno menatap jengah.

"Eh No! mending lo diem," tunjuk Ergi menatap Keno.

Entah ada urusan apa tiba-tiba anak Andeska masuk ke markas Gadeska, memang mereka tidak membuat kerusakan tapi mereka terus berteriak memanggil Kafka untuk datang.

"Mau lo apasi, Ren?" tanya Nahar menatap Reno.

"Kepo lo, gue mau ketemu Kafka," jawab Reno santai mengambil rokok milik Glen.

"Rokok gue woy!" sarkas Glen mencoba merebut tapi ditepis Reno.

"Minta satu pelit amat," ujar Reno menyelipkan rokok dibibirnya sedangkan Glen menatap malas.

I'm Not A Good Boy || Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang