17. Salah Paham

37.8K 2.8K 64
                                    

Selamat Membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak

•••

Syafa berjalan pelan menuju ke kamar mandi untuk menghindari pertanyaan dari Laras mengenai dirinya yang ternyata sudah menikah dan terlebih lagi suaminya Kafka.

"Al!" pekik Syafa melihat seseorang yang selama ini ia cari.

"Loh," ujarnya tak menyangka lalu berlari kecil menghampiri Syafa.

"Gue kangen banget sama lo," tuturnya memeluk Syafa dengan erat begitupun dengan Syafa yang balas memeluknya.

"Syafa kangen banget sama Al," ucap Syafa mengerucutkan bibirnya.

"Bisa aja lo," ujarnya terkekeh lalu melepas pelukannya.

"Lo ngilang kemana si, gue cari dipanti kok lo nggak ada," ucapnya bersedekap dada.

"Eum.. Itu yang mau aku ceritain sama kamu," ujar Syafa tersenyum kikuk.

"Harus dong."

"Oke deh nanti sore kita ketemu ditempat biasa itu," ucap Syafa tersenyum.

"Oke," ujarnya mengacungkan jempol lalu kembali memeluk Syafa.

"Lo juga harus cerita kenapa lo bisa sekolah lagi," tuturnya dibalas anggukan oleh Syafa.

Brak!!!

Pintu rooftoop dibuka kasar membuat Nahar, Keno dan Glen terlonjak kaget.

"Kaget anjir!" sentak Glen memukul Keno.

"Lah kok gue si anying!" kesal Keno sedangkan Glen hanya terkekeh.

"Kenapa lo, Kaf?" tanya Nahar melihat Kafka terlihat menahan emosi.

Kafka tak menghiraukan ucapan Nahar ia memukul tembok berkali-kali sampai tangannya terluka dan mengeluarkan darah.

"Kaf lo kenapa?!" sentak Nahar menghentikan aksi Kafka, bahkan Keno dan Glen pun berdiri menatap heran pada Kafka.

Bukannya menjawab Kafka malah melenggang pergi begitu saja.

"Kayanya dia ada masalah sama Syafa," ujar Glen menatap Nahar dan Keno.

"Biarin dia tenang dulu, itu masalah rumah tangga kita nggak berhak ikut campur," ucap Nahar diangguki Keno dan Glen.

***

Bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu, kini Syafa tengah menunggu Kafka di parkiran sekolah.

"Loh Fa kok lo disini?" tanya Glen melihat Syafa berdiri di samping mobil Kafka.

"Aku lagi nunggu Kafka, Kafka mana?" tanya Syafa menatap Glen.

"Bukannya Kafka udah pulang pake motor gue, dia juga nyuruh gue buat bawa mobilnya," ucap Glen membuat Syafa tertegun.

Kenapa Kafka ninggalin aku-batin Syafa.

"Fa," panggil Glen melihat Syafa yang melamun.

"I-iya eum.. Mungkin Kafka lagi ada urusan," ujar Syafa tersenyum.

"Yaudah lo gue anterin pulang aja," ucap Glen diangguki Syafa.

Lalu Glen masuk ke dalam mobil diikuti dengan Syafa. Disepanjang perjalanan mereka hanya diam. Syafa sibuk memikirkan kenapa Kafka meninggalkannya begitu saja tanpa berpamitan terlebih dahulu.

Mungkin urusannya penting banget jadi Kafka lupa ngomong-batin Syafa berfikir positif.

Beberapa menit akhirnya mereka sampai dan Glen pamit pulang. Syafa berjalan ke apartemennya lalu membuka pintunya.

I'm Not A Good Boy || Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang