31. Yang Tak Terungkap

24.7K 1.7K 149
                                    

Masa PO udah selesai jadi aku up lagi chapternya 🥰

Selamat Membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak

•••

"Andeska tawuran hari ini sama anak Aregas," ujar Keno membuat Kafka menghentikan tangannya yang sedang menyendok bakso.

"Kenapa Reno nggak bilang?" tanya Kafka diangguki Glen dan Nahar.

"Aregas tiba-tiba nyerang Andeska yang lagi berangkat ke sekolah, kata Ergi sih gitu," jawab Keno memasukkan mie ke dalam mulutnya.

"Sasya!" panggil Agas yang tengah menghampiri lalu duduk di depan Syafa.

"Geseran Gas apaansi! Sempit nih!" kesal Yuri menatap Agas.

"Yeh lo nya aja yang gendut," ujar Agas membuat Yuri menatapnya tajam.

"Gue nggak gendut yah!" kesal Yuri memukul keras bahu Agas membuatnya meringis.

"Gila! Tenaga lo kaya kuli," ujar Agas mengusap bahunya.

Yuri tak menghiraukan ucapan dari Agas, ia kembali memakan soto nya. Namun, tiba-tiba Kafka memegangi dadanya sambil meringis.

Semua orang menatap khawatir dan saat Keno hendak membuka suara Kafka menempelkan jari telunjuk dibibir untuk memberi isyarat diam, lalu ia melirik Syafa yang masih memakan baksonya dengan tenang. Kafka memukul-mukul pelan dadanya membuat semua orang tambah khawatir padanya. Tapi apa boleh buat, mereka hanya bisa diam.

"Kafka besok aku mau ke panti," ujar Syafa.

"I-iya boleh kok," jawab Kafka, Syafa mengernyitkan dahinya merasa aneh dengan situasi yang tiba-tiba hening dan Kafka yang berbicara dengan terbata.

"Kalian kenapa pada diem, kamu nggak papa kan Kafka?" tanya Syafa.

"Enggak, nggak papa," lirih Kafka.

Syafa hanya diam mendengar jawaban lirih dari Kafka, tidak biasanya nada bicara Kafka seperti itu.

"E-e i-itu ah iya, si Yuri nih makannya lahap banget kaya nggak makan seumur hidup," ujar Keno membuat Yuri menatapnya tajam.

"Nggak nyambung!" ujar Glen menoyor kepala Keno yang cengengesan tak jelas, Syafa tersenyum menggelengkan kepalanya pelan.

"Lo belum bilang," bisik Nahar dibalas gelengan oleh Kafka yang semakin menekan dadanya.

"Ke uks bos," bisik Keno tanpa suara diangguki semuanya, Kafka hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Ujiannya udah selesai, gue lega banget anjir!" ujar Agas mencairkan suasana.

"Seminggu gue belajar nggak ada yang masuk diotak gue," timpal Keno geleng-geleng kepala.

"Lo bego sih," ejek Yuri.

"Sekate-kate lo! Lo liat aja, pasti nilai gue paling gede diantara kalian," ujar Keno menepuk dadanya bangga.

"Heh! Nggak usah sombong," ujar Yuri menepuk-nepuk dada Keno.

"Pasti gue yang paling gede di kelas," sambung Yuri membuat Keno terkekeh.

"Maksudnya tt lo yang gede," ujar Keno membuat semua orang tertawa kecuali Syafa dan Kafka hanya terkekeh pelan.

I'm Not A Good Boy || Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang