5. Sah

37.8K 3.3K 41
                                    

Selamat Membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak

•••

Hari pernikahan telah tiba, disinilah Kafka duduk digedung KUA menunggu kehadiran Syafa. Pernikahan Kafka dan Syafa hanya dihadiri oleh keluarga Kafka, anak Gadeska dan Wali dari Syafa.

Menggunakan kemeja berwarna putih polos dipadukan dengan jas dan celana hitam, Kafka terlihat berkali-kali lipat lebih tampan membuat Hafidz dan Karina menatap Putranya dengan senyum yang lebar.

"Ganteng amat lo, Boss," ujar Keno merangkul bahu Kafka.

"Gue jadi insecure deket lo," timpal Glen membuat semuanya terkekeh sementara Kafka hanya tersenyum singkat.

"Gue nggak nyangka lo yang nikah duluan diantara kita," ujar Yuri menyenggol bahu Kafka.

"Terpaksa," bisik Kafka dan Yuri tertawa membuat perhatian semua orang tertuju padanya sedangkan Yuri tersenyum menampilkan deret giginya.

Beberapa menit berselang akhirnya Syafa datang dengan Runa di samping kanannya dan seorang laki-laki paruh baya di samping kirinya.

Semua orang menatap takjub pada Syafa yang memakai gaun pernikahan berwarna putih dipadukan dengan hijab yang menutup sampai bawah dadanya.

Kafka juga mengakui bahwa Syafa sangat cantik hari ini, Syafa berjalan menghampiri Kafka dan keluarganya. Namun Syafa tidak berani menatap ia hanya menundukkan kepalanya saja.

"Kamu cantik sekali," ujar Karina menghampiri Syafa.

"Terima kasih," ucap Syafa masih menunduk.

"Gue nggak nyangka ceweknya cantik banget," bisik Glen pada Kafka.

"Bening banget cuy!" seru Keno bersiul membuat Kafka menatapnya tajam dan dibalas cengiran oleh Keno.

"Maaf Bu Runa, ini siapa?" tanya Karina menatap laki-laki paruh baya di samping Syafa.

"Dia adik dari Ayah Syafa yang akan menjadi wali nikah Syafa," jawab Runa tersenyum.

"Apa kamu Harun?" tanya Hafidz menatapnya.

"Iya," jawabnya.

"Kamu tau masalah keluargaku, hanya aku yang menghadiri pernikahan ini," ucap Harun membuat Hafidz mengangguk mengerti.

Karina menuntun Syafa untuk duduk di samping Kafka namun Syafa hanya menundukkan kepalanya meremas gaun yang ia kenakan, sungguh jantungnya sangat berdebar saat duduk di samping Kafka.

Kini di depan mereka sudah ada Bapak penghulu dan Harun yang sudah siap. Kafka melirik sekilas ke arah Syafa lalu menyunggingkan senyum miringnya melihat Syafa yang gugup.

"Sudah siap?" tanya Bapak penghulu diangguki Kafka.

"Jangan nunduk terus," bisik Runa pada Syafa membuat Syafa mendongak lalu tanpa sengaja matanya bertemu pandang dengan Kafka yang menampilkan wajah datarnya, namun dengan segera Syafa mengalihkan pandangannya.

Harun mengulurkan tangannya menjabat tangan Kafka, lalu Bapak penghulu mulai mengucapkan doa sebelum ijab qabul dimulai.

"Saya nikahkan engkau Ananda Kafka Darendra Zain bin Hafidz Malik Zain dengan Hasyafa Mawar Ariani binti Mahes Hadi Sanjaya, dengan mas kawin uang sebesar satu juta lima belas ribu rupiah dibayar tunai," ucap Harun.

"Saya terima nikahnya Hasyafa Mawar Ariani binti Mahes Hadi Sanjaya dengan mas kawin uang sebesar satu juta lima belas ribu rupiah dibayar tunai," ucap Kafka lancar dengan satu tarikan nafas.

"Bagaimana saksi? Sah."

"Sah."

Semua orang mengucap syukur dan saling melempar senyum bahagia. Kini Kafka dan Syafa resmi menjadi suami istri. Sedangkan Syafa menitikkan bulir beningnya terharu sekaligus lega.

I'm Not A Good Boy || Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang