Selamat Membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak•••
Semua orang terkejut menatap tempat yang tadinya gelap menjadi terang dan banyak sekali hiasan-hiasan di dalamnya.
"Selamat ulang tahun, Kaf," ucap Reno menghampiri Kafka dengan membawa kue ditangannya.
Kafka menatap datar Reno yang tersenyum lebar lalu tak lama semua anak Andeska masuk ke dalam ruangan dengan menampilkan cengiran.
Tiba-tiba semua anak Gadeska tertawa terbahak-bahak membuat Reno dan anak Andeska menatap mereka bingung.
"Kok lo pada ketawa?" tanya Ergi.
"Anjing ngakak bangsat!" seru Keno tertawa sambil memegangi perutnya.
Syafa hanya bisa diam mendengar gelak tawa semua orang, Syafa yang hendak melepas pelukannya namun Kafka malah mengeratkannya.
"Kamu ulang tahun hari ini?" tanya Syafa.
"Udah diem," ucap Kafka mengusap punggung Syafa.
"Ulang tahun Kafka besok woy!" celetuk Glen membuat Reno dan anak Andeska menganga tak percaya
"Maksud lo.."
"Bego," kata Kafka tersenyum miring menatap Reno.
"Ergi!!" teriak Reno sedangkan Ergi hanya cengengesan.
"Iya Boss," ujar Ergi mendekati Reno yang menatapnya tajam begitupun anak Andeska lainnya.
"Jelasin apa maksud lo," kata Reno menatap tajam Ergi.
"Boss gue kira hari ini Kafka ulang tahun, soalnya ada alarm di hp gue tulisannya Kafka Birthday. Eh ternyata bukan Kafka ini tapi Kafka sodara gue," jelas Ergi tersenyum kikuk.
Anak Gadeska kembali tertawa mendengar penuturan dari Ergi, berbeda dengan Reno yang mendengus kesal dan merasa malu.
"Goblok lo, Gi," ujar Keno geleng-geleng kepala.
"Malu maluin lo!" tukas Bayu menonyor kepala Ergi.
"Susah-susah buat rencana, endingnya malu gini goblok!" timpal Alres menatap Ergi dengan malas.
"Jadi?" ujar Kafka menaikkan sebelah alisnya menatap Reno yang juga menatapnya.
Reno menghela nafasnya berat lalu menyerahkan kue itu pada Agas.
"Gue sama anak Andeska mau minta maaf," ucap Reno menatap serius ke arah Kafka.
"Yang pertama gue mau minta maaf karna udah culik istri lo, ini murni cuma rencana buat pancing lo kesini. Alasan gue buat kejutan kaya gini karna mau minta maaf buat kejadian satu tahun yang lalu," lanjut Reno.
Semuanya diam mendengarkan Reno membicarakan hal yang serius.
"Kita semua udah tau siapa pelaku kejadian yang lalu, gue udah liat rekaman cctv yang nampilin kalo jaket anak Gadeska diambil sama beberapa orang. Dan mereka buat kejahatan dengan mengatasnamakan Gadeska. Sekarang gue tau siapa pelaku yang udah perkosa adek gue satu tahun yang lalu," terang Reno mengepalkan tangannya kuat.
Kafka melepas pelukannya dari Syafa dan menatap serius ke arah Reno.
"Siapa?" tanya Kafka.
"Mereka anak Aregas," jawab Reno membuat Kafka dan anak Gadeska mengeraskan rahangnya.
"Gimana lo cari tau cctv itu?" tanya Nahar.
"Laras yang kasih tau gue," jawab Reno membuat semua orang terkejut.
"Laras temen aku," kata Syafa menimpali.
"Iya temen lo, dia sepupu gue yang nggak sengaja temenan sama lo," tutur Reno menatap Syafa.
"Apa dia juga yang kasih tau kalo gue udah nikah?" tanya Kafka dibalas gelengan oleh Reno.
"Agas nggak sengaja denger Yuri cerita tentang lo," ucap Reno membuat Kafka mendengus kesal.
Hening, tidak ada pembicaraan lagi rasanya sangat canggung. Entahlah karna apa tapi mereka terlarut dengan pikiran masing-masing.
"Kaf," panggil Agas mendekati Kafka.
"Lo yang dijodohin sama Sasya?" ujar Agas bertanya sedangkan Kafka mengernyitkan dahinya tak paham.
"Maksud gue Syafa, gue panggil dia Sasya," ucap Agas diangguki Kafka.
"Kenapa Sasya nggak bisa liat, Kaf?" tanya Agas membuat Kafka menatapnya.
Sedangkan Syafa hanya diam dan memeluk Kafka kembali.
"Nanti gue ceritain," ucap Kafka diangguki Agas.
"Woy! Nih kue buat gue aja lah!" seru Keno memegang kue ulang tahunnya.
"Kejutan gagal juga malu lo pada," cibir Glen lalu menghampiri Keno dan memakan kuenya.
"Bagi-bagi woy!" ujar Ergi menghampiri Keno dan Glen.
"Eits! Apaan orang bego nggak boleh makan roti mahal kaya gini," ejek Keno menjauhkan kue dari Ergi.
"Sialan lo!" umpat Ergi sedangkan Keno cengengesan tak jelas.
Kafka tersenyum kecil melihat semuanya sudah membaik dan menatap Reno menganggukkan kepalanya. Lalu Kafka melepas pelukan dari Syafa dan memeluk Reno.
"Maaf gue udah salah paham," ucap Reno.
"Gue ngerti," ujar Kafka menepuk pelan bahu Reno.
Reno melepas pelukannya dan menatap Syafa.
"Kaf gue boleh peluk istri lo," ucap Reno dibalas tatapan tajam dari Kafka.
"Canda kali," kata Reno terkekeh.
"Kafka ayo pulang," ucap Syafa.
"Iya." Kafka mengusap lembut kepala Syafa.
"Salaman dulu dong," kata Ergi menghampiri Syafa dan mengulurkan tangannya.
"Ken lo bawa cutter kan?" tanya Kafka menatap Keno.
"Ada Boss dimotor," jawab Keno.
"Buat apa?" tanya Ergi menatap Kafka.
"Putusin urat nadi lo," ucap Kafka datar sedangkan Ergi cengengesan dan mundur ke belakang.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Good Boy || Terbit
Teen Fiction"I'm not a good boy baby, tapi kalo lo tetep mau jadi istri gue its okey gue terima. Tapi gue nggak yakin lo bahagia nikah sama gue. Cuma sengsara yang lo dapet, cepat atau lambat lo akan tau sifat asli gue, gue harap lo nggak kaget," bisik Kafka te...