19. Sesuatu Yang Hilang

37.4K 3K 71
                                    

Selamat Membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak

•••

Kafka mengendarai motornya melewati jalanan yang sangat ramai. Kafka pikir mungkin telah terjadi kecelakaan karna ada bercak darah di jalanan dan motor yang sudah rusak.

"Kak Nadin itu Kakak yang pernah aku liat sama Kakak yang tadi kecelakaan," tunjuk Sela pada seseorang yang mengendarai motornya pelan.

Nadin dan Hema menoleh dengan segera Sela berlari menghampirinya diikuti Nadin dan Hema.

Kenapa perasaan gue nggak enak-batin Kafka yang menatap darah bercecer dipinggir jalan.

"Kak," panggil seseorang membuat Kafka menghentikan motornya.

"Ada apa ya, Dek?" tanya Kafka melihat tiga anak kecil menghampirinya.

"Kak, perempuan yang bareng sama Kakak kecelakaan," ucap Sela membuat Kafka mengernyitkan dahinya.

"Maksudnya apa?" ujar Kafka melepas helm full facenya dan turun dari motor menghampiri mereka.

"Sela pernah liat Kakak bareng sama Kakak yang tadi kasih kita makan," ujar Sela disela isakannya.

Perasaan gue makin ga enak gini-batin Kafka gelisah.

"Iya tapi siapa?" tanya Kafka menatap Sela.

"Namanya Kak Syafa."

Deg!

Kafka mematung mendengar penuturan gadis kecil dihadapannya.

"Kakak Syafa udah baik kasih kami makan, tapi dia malah kecelakaan karna ditabrak motor," ujar Hema terisak.

"Kak Syafa mau ngasih makan sama Kakek diseberang," lanjut Hema membuat Kafka menatapnya.

"Se-sekarang dia dimana?" tanya Kafka.

"Kak Syafa dibawa mobil ambulan ke rumah sakit deket sini," jawab Nadin.

Langsung saja Kafka berdiri dan memakai helm full facenya.

"Makasih," ujar Kafka pelan dibalas anggukan oleh mereka.

Dengan segera Kafka melajukan motornya dengan cepat menuju rumah sakit yang paling dekat. Tanpa disadari sebulir bening lolos dari matanya.

"Jangan tinggalin gue, Fa," lirih Kafka.

Beberapa menit Kafka sudah sampai di rumah sakit yang terletak tak jauh dari apartemen Kafka. Lalu Kafka melepas helm full facenya namun belum sempat beranjak ia menatap wajahnya dikaca spion.

"Gue nangis," gumam Kafka menyentuh pipinya yang basah.

Kafka meraup wajahnya lalu berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Perasaannya sudah tak karuan ketika menginjakkan kakinya ke dalam . Langsung saja Kafka menuju ke Resepsionis.

"Permisi saya mau tanya apa ada korban kecelakaan yang dilarikan kesini?" tanya Kafka.

"Ya ada," jawabnya.

"Apa dia perempuan berhijab?" tanya Kafka lagi dibalas anggukan olehnya.

"Di-dimana dia sekarang?"

"Apa anda keluarganya?" tanyanya diangguki Kafka.

"Saya suaminya," jawab Kafka.

"Pasien dibawa keruang gawat darurat karna mengalami luka parah, sebaiknya anda mengisi data diri tentang pasien jika terjadi apa-apa anda yang akan bertanggung jawab menyetujuinya," terangnya dibalas anggukan oleh Kafka lalu dengan segera Kafka menulis data diri Syafa.

I'm Not A Good Boy || Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang