26. Ternyata

29.1K 2.5K 154
                                    

Selamat Membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak

•••

"Lo bisa kan ngomong yang jelas gue nggak ngerti," ucap Keno sedangkan Yuri masih terisak lalu mendongakkan kepalanya menatap Keno yang juga menatapnya.

"Gu-gue dilecehin sama kakak tiri gue."

Deg!

Keno mematung mendengar penuturan dari Yuri, memang benar Yuri hanya tinggal dengan kakak tirinya. Ayahnya sudah menikah lagi dengan seorang janda beranak satu.

"Lo lagi nggak bohongin gue kan," ujar Keno menatap tak percaya, Yuri menggelengkan kepalanya lemah lalu Keno melepas pelukannya.

"Gue tau lo pasti jijik kan sama gue, Ken?" tutur Yuri terisak menatap Keno yang juga menatapnya sendu.

"Kalo gitu gue bunuh diri aja! Gue udah kotor." Yuri berlari pergi dari rumah membuat Keno terkejut lalu segera mengejarnya.

"Berhenti!" Keno mencekal tangan Yuri.

"Lepasin gue, Ken!!" teriak Yuri meronta.

"Diem!!" bentak Keno membuat Yuri terdiam.

"Gue bilang diem," ujar Keno lalu memeluk Yuri sangat erat.

"Jangan pernah berpikir lo mau habisin diri lo sendiri," ucap Keno tanpa sadar menitikkan bulir beningnya.

Yuri terisak lalu balas memeluk Keno sama eratnya.

"Gue udah nggak suci Ken, gue nggak bisa lanjutin.."

"Janji sama gue jangan pernah sakitin diri lo sendiri," potong Keno melepas pelukannya menatap Yuri.

"Kenapa lo nangis?" tanya Yuri menatap mata sembab Keno.

Keno baru menyadarinya lalu segera menghapus jejak air matanya.

"Sekarang lo masuk," kata Keno menggandeng Yuri.

"Kenapa lo mau nampung cewek kotor kaya gue?" lirih Yuri menatap Keno.

"Nggak ada alasan buat itu." Keno menarik pelan tangan Yuri dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di rumah Keno langsung membawa Yuri masuk ke dalam kamarnya.

"Kenapa lo bawa gue kesini?" tanya Yuri menghentikan langkahnya ketika di depan pintu kamar Keno.

"Malam ini lo tidur dikamar gue," ucap Keno membuat Yuri membelalakkan matanya.

"Jangan mikir macem-macem." Keno mengusap pelan kepala Yuri.

"Gue nggak akan biarin lo pulang ke rumah, Kakak lo pasti masih nunggu lo disana. Kalo dia apa-apain lo lagi gimana? Terus kalo gue tinggalin lo sendiri gue takut lo nekat," tutur Keno tersenyum.

Dengan ragu Yuri melangkahkan kakinya mengikuti Keno masuk ke dalam kamarnya. Keno membaringkan Yuri dan menyelimutinya.

"Nggak usah lo pikirin lagi, sekarang lo istirahat," ujar Keno mengusap pelan pipi Yuri dan beranjak pergi tapi tangannya dicekal Yuri.

"Ken gue mau ngomong sesuatu sama lo," ujar Yuri membuat Keno menatapnya.

Lalu Yuri menegakkan tubuhnya duduk diikuti Keno yang duduk di depannya.

"Ken lo nggak mau tau gimana ceritanya kenapa gue bisa gitu," lirih Yuri menatap Keno.

"Emang lo siap ceritain," ujar Keno dibalas anggukan oleh Yuri.

"Oke gue dengerin kalo lo siap cerita," lanjut Keno tersenyum.

"Awalnya gue lagi tiduran karna badan gue lemes banget, gue emang mejamin mata tapi gue masih denger kalo pintu kamar dibuka. Gue nggak buka mata karna gue pikir itu bibi, soalnya gue minta bibi anterin bubur ke kamar gue. Tiba-tiba ada tangan dingin yang nyentuh pipi gue," ucap Yuri mulai bercerita.

"Terus gue buka mata dan di depan gue udah ada Kak Arez, gue kaget banget dan langsung duduk. Kak Arez dia terus natap gue, gue jadi gugup ditatap kaya gitu. Tiba-tiba dia buka selimut gue dan condongin wajahnya terus cium gue paksa. Disitu gue kaget banget Ken, gue terus meronta tapi Kakak gue makin kasar," lanjut Yuri terisak membuat Keno mengeraskan rahangnya.

"Nggak usah dilanjutin kalo lo.."

"Enggak Ken gue harus cerita sama lo, selain sama lo gue nggak tau mau cerita kesiapa lagi," kata Yuri menghapus air matanya.

"Gue terus meronta dan akhirnya dia ngelapas ciumannya dan malah naik ke ranjang dan ngungkung gue. Dia ciumin leher gue. Gue udah teriak minta tolong tapi nggak ada orang yang dateng," ucap Yuri.

"Pas gue masih meronta gue ngelirik ke arah samping gue yang ada jam, langsung aja gue ambil dan pukul kepala dia sampe kesakitan dan sedikit ngehindar dari gue." Yuri masih melanjutkan ceritanya dan Keno masih mendengarnya dengan diam.

"Gue nggak sia-siain kesempatan itu, langsung gue turun dari ranjang dan lari ke arah pintu. Tapi sebelum gue raih knop pintu Kak Arez pegang tangan gue. Gue meronta lagi dan akhirnya gue punya ide dan nendang aset berharganya," kata Yuri semangat membuat Keno sedikit ngilu.

"Terus gue berhasil keluar kamar dan telfon lo terus gue kesini," lanjut Yuri menatap Keno yang mengernyitkan dahinya.

"Lo bilang Kak Arez lecehin lo?" ujar Keno diangguki Yuri.

"Terus lo nggak cerita kalo lo udah dimasukin sama Kak Arez," lirih Keno menatap Yuri.

"Gue dilecehin Ken, gue udah cerita dari awal sampe akhir nggak bohong," ucap Yuri.

"Maksud gue gini Yur, lo kan dilecehin. Lo bilang tadi lo udah kotor artinya baju lo dibuka paksa dan lo diperawanin sama Kakak lo. Tapi dicerita lo, belum sempet dia lakuin itu lo udah kabur," jelas Keno.

"Gue dilecehin, Ken," kata Yuri.

"Iya gue tau maksud gue.."

"Kak Arez nggak buka baju gue, kan gue kabur," potong Yuri membuat Keno semakin bingung.

"Maksud lo gimana sih, Yur!" kesal Keno.

"Ish! Gue dicium Ken dilecehin!" ucap Yuri menatap kesal pada Keno.

"Maksud lo? Aset berharganya Kak Arez nggak masuk ke lo?" ujar Keno yang sudah tak tahu mau berkata apa.

"Iya," jawab Yuri dengan polosnya sedangkan Keno menganga tak percaya.

"Bego!" ujar Keno menonyor kepala Yuri.

"Akh! Sakit lo apa apaan si!" kesal Yuri mengusap kepalanya.

"Itu namanya dia nggak perkosa lo! Artinya lo masih perawan lo nggak kotor masih suci," ucap Keno sedangkan Yuri menatapnya bingung.

"Gue diciumi Kak Arez dibibir, leher dan hampir turun kepayudara gue," tutur Yuri menunjuk bibir dan lehernya.

"Itu namanya lo hampir diperkosa bukan udah terjadi Yuri," geram Keno.

"Tapi kan tadi.."

"Udah udah brisik lo! Gue udah dengerin cerita lo panas dingin, ternyata ending nya gini!" tukas Keno.

"Kok lo gitu si, Ken! Gue dilecehin, kalo gue hamil gimana!" sentak Yuri memukuli Keno dengan terisak.

"Cuma digituin doang mana bisa hamil, Yur," ujar Keno menatap jengah membuat Yuri berhenti memukulinya.

"Jadi gue nggak kotor," lirih Yuri menghapus jejak air matanya.

"Umur lo berapa si, tt doang gede otak kecil," cibir Keno sedangkan Yuri membelalakkan matanya dan memukuli Keno dengan kuat.

"Setan lo!! Tau darimana kalo tt gue gede!!" teriak Yuri memukuli Keno.

"Akh! Sakit yur anjir! Lo kan tadi meluk gue erat banget, jelas lah tt lo nempel," ujar Keno menghindari amukan dari Yuri.

"Dasar brengsek!!" teriak Yuri.

•••

Gimana part ini gays greget nggak sama Yuri 😂

I'm Not A Good Boy || Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang