Happy reading ❤
“DIEM LO!!” bentak Carel.
Mika mendadak bungkam. Nyalinya sudah meluap ke udara. Mika meremas jari-jarinya untuk menutupi ketakutannya. Carel sedang marah. Bahkan Mika dapat mendengar nafas cowok itu sedang tidak beraturan. Satu lagi fakta yang membuat Mika tercengang bahwa dia telah mengetahui rahasia kedua orang itu.
“Ikut gue.” Carel mencengkram pergelangan tangan Mika.
Mika hanya bisa menurut karena tenaganya jelas tidak sebanding dengan Carel. Langkahnya sedikit terseok mengikuti langkah Carel yang panjang dan tergesa. Dengan tangannya yang bebas, Mika berusaha melepaskan cekalan Carel, namun usahanya sia-sia saja. Sesampainya di taman belakang, Carel melepaskan Mika dengan kasar sehingga bahunya menabrak sebuah pohon di belakangnya.
“Aduh,” ringis Mika.
“Dasar cengeng. Gitu aja langsung nangis.” Carel melipat tangan di depan dada sambil terus menatap Mika seakan-akan Mika hanyalah seekor angsa tak berdaya yang bisa diterkamnya kapan saja.
Mika menunduk. Dia tidak berani menatap cowok yang sedang diselimuti amarah itu. Carel yang dilihatnya saat ini bukanlah Carel berwajah datar tapi manis, bukan Carel yang lempeng tapi tetap keren.
Carel mendekat lalu mengangkat wajah Mika. Dia berdecih ketika menyadari Mika benar-benar menangis. “Liat gue. Lo suka gue kan? Jadi sekarang lo liat gue.”
Mika menggeleng lalu menunduk lagi.
“Gue udah bilang buat berhenti suka sama gue. Tapi apa yang lo lakuin? Lo malah ngikutin gue. Tugas lo cukup ngikutin kemauan gue tapi jangan baper. Gue benci elo, Mika. Gue benci diri gue.”
Mika masih membeku di tempatnya.
Apa salah gue coba?“Gue nggak punya sisi baik, Mik. Lo harusnya bisa dapetin jauh lebih baik dari gue. Lo berhak bahagia. Gue hidup dalam luka. Biarin gue sendiri yang merasakan sakit yang gue pendam karena perempuan. Jangan lagi lo tambahin. Jadi tolong jauhin gue. Anggap lo nggak pernah ada rasa ke gue.”
Tapi gue maunya elo, Rel
Mika memberanikan diri mengangkat kepalanya. Dia menyeka air mata yang perlahan menetes akibat ucapan dan perbuatan Carel yang melukai hatinya. Sejak kecil Mika diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Tak pernah sekalipun dia dibentak seperti Carel memperlakukannya. Meski terlihat sok keren, hati Mika sangat lembut, bahkan sangat sensitif. Apalagi yang memarahinya adalah orang yang sempat membuat jantungnya dangdutan disko setiap kali mereka bertemu.
“Maafin gue kalo gue buat lo nggak nyaman. Gue suka sama lo. Perasaan gue campur aduk setiap kali ada elo.” Mika memakasakan seulas senyum tapi gagal. “Bodoh ya gue sampe harus suka sama orang kayak lo.”
Rahang Carel mengeras. Sungguh dia tidak suka melihat Mika begitu lemah tapi tetap saja ego yang menguasi hatinya. Satu perempuan yang sudah menyayat perasaanya membuat Carel tidak ingin percaya pada perempuan manapun. Meski ingin rasanya dia menyeka air maat Mika tapi Carel enggan.
“Cukup lakukan tugas lo dengan baik. Jangan ikutin gue lagi. Mulai besok Andra yang bakal ngaterin tugas ke elo, bukan gue lagi. Gue tau lo cewek pintar. Lo pasti paham kalo gue bilang gue benci elo, itu artinya gue nggak mau lo berharap lebih dari gue.”
Carel ingin melangkah menjauhi Mika namun dia mengurungkan niatnya. Yang dia lakukan malah mendekati gadis itu. Mika belum sepenuhnya sadar ketika Carel berbisik tepat di dekat telinganya.
“Jangan ada yang tau hubungan gue sama Darel.”
***Mika menyandarkan tubuhnya di kursi rotan yang ada di teras rumahnya. Sambil memandang anak-anak yang berlalu lalang bermain sepeda, Mika menikmati bolu gulung buatan Bunda. Bolu gulung keju baru saja keluar dari oven. Mika langsung menyambarnya dam membawa lari ke teras bersama segelas susu coklat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mika Vs Pasukan Conidin [TAMAT]
Teen FictionMika si cewek parnoan punya impian jadi juara bulutangkis SMA se-provinsi dan punya pacar sesuai dengan kriteria di sticky note merah muda yang tertempel di dinding kamarnya. Takdir mempertemukan Mika dengan Carel. Mika kepo dan mulai menguntit Car...