PART 31~ FINAL

135 21 0
                                    

Happy reading ❤

Riuh penonton memenuhi gelanggang tempat diadakannya Piala Provinsi. Tepuk tangan dan teriakan bersahut-sahutan memenuhi gedung besar itu. Empat sektor telah dipertandingkan antara lain tunggal putra, ganda putra, ganda campuran, dan ganda putri. Kini tiba saatnya pertandingan yang dinantikan pendukung SMA Brawijaya setelah sebelumnya heboh di pertandingan ganda campuran karena wakil dari seolah mereka berhasil membawa medali perak. Harapan selanjutnya ada di tangan Mika.

Di barisan tribun terdepan, Helen, Andre, Via, dan Darel sedang harap-harap cemas menunggu Mika masuk ke lapangan. Mereka berempat terlalu cemas untuk bertindak heboh seperti yang lainnya. Di belakang mereka sudah diisi oleh Pasukan Conidin full team. Setelah Carel menerima Darel mereka hubungan mereka sudah lebih baik meski Carel belum siap menceritakan yang sebenarnya pada teman-temannya. Bagi Darel tidak apa-apa jika Carel belum siap membagikan kisahnya pada dunia, yang terpenting adalah adiknya itu sudah bisa menerima dia, Mami, dan Papi.

Andra menyeruput jus mangga yang sengaja dia bawa satu botol ukuran dua liter. Aldo juga melakukan hal yang tak jauh berbeda. Cowok itu menyiapkan potongan pepaya di dalam kotak bekal milik mamanya. Boy si ketua Conidin terlihat palingtegang. Wajahnya kaku dan tidak ada senyum sama sekali. Carel terlihat biasa saja bersama Fadly.

“MIKROPON MIKA I LOP YU!!!” teriak Aldo.

“YEAYY GO MIKA GO MIKA GO!!!” sahut Helen.

Sejenak Aldo dan Helen saling pandang lalu Helen menjulurkan lidah pada tuan pepaya itu. “Rese banget sih,” desis Helen.

Via satu-satunya orang yang menyadari interaksia antara Helen dan Aldo langsung mendekatkan bahunya pada Helen. “Rese lama-lama naksir,” bisiknya.

Helen mencebik. “Kalo yang naksir Andra gue sih oke.”

Di tengah lapangan Mika cengengesan menyembunyikan rasa gugupnya. Pertandingan itu dihadiri langsung oleh gubernur. Siapa yang tidak ketar-ketir bermain bulutangkis di hadapan orang nomor satu di provinsi. Mika melirik ke arah tribun. Dia tersenyum ternyata di bangku atas ada Ayah dan Bunda, juga Kak Cika.

Pandangan Mika turun ke tribun bawah. Dia terkekeh ketika Darel tersenyum seperti biasanya. Senyum model pasta gigi. Mika kemudian tertawa ketika menyadari Aldo dan Andra sibuk goyang mirip angsa sambil meneriakkan namanya. Yang membuat Mika takjub adalah pemandangan wajah Carel. Tidak ada yang menyangka si cuek itu akan datang.

Pertandingan antara Mika dan Kyra dari SMA Teladan telah dimulai. Mika melakukan servis pertama yang dibalas smash kencang dari Kyra. Di awal pertadingan Mika tampak tertekan dan bermain kurang santai. Dia banyak bermain menyerang tapi dia kehilangan poin karena error sendiri. Pak Tara tak henti-hentinya memberi arahan. Jelas sekali dari wajahnya, Mika sedang gugup.

Aldo semakin pucat ketika skor Mika tertinggal jauh. “MIKA MIKROPON SEMANGAT!!!”

Mika hanya bisa mendesah ketika Kyra mendapat poi terakhir. Mika kalah telak dengan skor 14-21.

Istirahat pertama, Pak Tara mendekati Mika. Dia menenengkan anak didiknya itu. Mika hanya mangut-mangut sambil meneguk air mineral. Demam panggung membuatnya kehausan.

“Lakukan yang terbaik Mika, jangan menaruh beban harus juara di pundakmu. Cukup bermain lepas dan ikhlas. Jangan terprovokasi oleh lawan. Tunjukkan siapa sebenarnya Mika,” ujar Pak Tara.

Mika kembali ke tengah lapangan. Dia menghela nafas lalu melirik sejenak ke tempat duduk keluarganya. Ayah dan Bunda tersenyum sambil mengacungkan jempol. Mika mengangguk seolah paham apa yang sedang diutarakan Ayah.

Kiya melakukan servis. Mika mulai memberi perlawanan. Sebenarnya kemampuan mereka hampir sama. Jika saja Mika tidak gugup di babak pertama, dia tak akan kehilanagn banyak poin. Kyra membawa jalannya permainan dengan bola cepat. Mika tak mau terintimidasi. Dia menyambut Kyra dengan teliti dan bertahan sebaik mungkin. Kyra mulai gagal fokus karena pukulannya dibalas baik oleh Mika. Tentunya di saat yang tepat, Mika mengeluarkan permainan bagusnya di depan net.

Mika Vs Pasukan Conidin  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang