PART 13~ APES

85 33 61
                                    

Hapyy reading ❤

Tepat pukul lima pai, alarm Mika berbunyi. Lantunan lagu Bigbang memenuhi kamar Mika. Cewek itu masih enggan membuka mata. Tanpa melihat HP, Mika mematikan benda persegi itu agar berhenti berdering. Sepanjang malam Mika tidak bisa terpejam. Bayangan Pasukan Conidin terus saja menghantuinya. Seringai galak dari Boy berkeliaran di kepalanya. Tatapan menyebalkan dari Aldo dan Andra lagi-lagi terbayang. Tawaran aneh dari si manusia sok ganteng bernama Fadly terngiang sepanjang malam. Yang paling menakutkan, sorot mata sinis Carel saat membukakan pintu untuk Mika.

Sore itu saat Mika mengatakan dia tidak takut, itu hanya sebuah pencitraan. Aslinya Mika tetaplah Mika. Cewek sok keren tapi menyimpan keparnoan luar biasa di dalam kepalanya. Berbagai pemikiran buruk terus saja berupat-putar di benak Mika. Bagaimana kalau ancaman mereka serius? Bagaimana jika Boy kembali menyeret Mika ke ruangan gelap itu lalu membelah perut Mika lalu menjual ginjalnya? Bagaimana kalau Mika disekap dan mereka minta tebusan ke Ayah?

Mika melirik jam dinding. Tanpa Mika sadari ternyata sudah pukul enam lewat lima menit. Mika memaksakan diri bangun dan bersiap. Tidak mungkin Mika bolos sekolah karena takut berlebih pada kelima cowok menyebalkan itu. Ralat, hanya empat yang menyebalkan, yang satu mengesankan. Apa yang akan Ayah katakan kalau Mika izin sekolah padahal tidak sakit. Bisa-bisa Ayah marah, untung saja beliau belum tahu kemarin Mika bolos latihan. Kalau sudah tahu yakinlah Mika akan kena damprat. Kata Ayah, yang paling penting dari atlet adalah kedisiplinan. Dan Mika sudah melanggar itu, meski hanya sekali tetap saja salah.

Mika terkejut tidak mendapati motornya di garasi. “Bun, motor Mika mana?” tanya Mika. Mobil Ayah tidak ada berarti bukan Ayah yang pakai.

“MOTOR KAMU DIPAKAI KAK CIKA NGANTERIN BOLU KE KE KANTOR LURAH!” teriak Bunda dari dapur.

Mika mendesah menatap langit mendung. Masih pagi dia sudah mengalami hal yanag tidak menyenangkan. Cika punya motor sendiri. Mika memang tahu motor kakaknya itu masuk bengkel, tapi dia tidak mengira Cika akan melarikan motornya, padahal Cika tahu Mika memerlukan motor itu. Mika semakin kesal ketika dia memesan ojek online. Tidak ada orderannya tang diterima. Semua pengemudi sedang sibuk. Maklum juga sih, Mika memesan di jam padat.

Mika keluar gang mencari angkot. Dia berjalan sambil menghindari becek sisa hujan tadi malam. Semesta masih berbaik hati meskipun sedikit. Mika menemukan angkot tapi penuh. Jadinya, Mika harus rela sempit-sempitan. Angkot yang dia tumpangi hanya sampai di depan stadion mini sekolah. Mika harus jalan kaki lagi.

Jalan dari stadion ke gerbang sekolah sepertinya butuh perbaikan. Terlalu banyak lubang yang menampung air hujan deras tadi malam.

“Duh sepatu gue jorok lagi kena becek,” keluh Mika sambil terus menyusuri trotoar.

Sebuah motor tiba-tiba mengejutkan Mika. Dia sangat kenal suaranya. Bahkan motor itu yang membawa Mika ke dalam kandang Pasuka Conidin yang menyebalkan. Mereka bukan anak-anak beradalan yang jadi biang tawuran. Mereka itu hanya cowok tukang bolos, tukang nyuruh junior, bikin keributan di kelas, dan penyandang nilai terjelek di sekolah. Mungkin di rumah kurang perhatian atau sejenisnya. Tapi tetap saja Mika bergidik dengan ancaman mereka. Pasalnya kelima manusia itu berasal dari keluarga terpandang dan serba berkecukupan. Mika takut mereka nekad melakukan hal aneh.

Deru motor Carel semakin dekat. Mika tidak tahan tidak menoleh. Saat memutar kepala, Mika dikejutkan dengan cipratan air mengarah kepadanya.

“Aduh, sialan baju gue!”

Baru saja Carel sengaja melindas becek. Mika juga melihat di boncekan Carel, Aldo terkikik sambil mengacungkan jempol yang diputar kebawah. Mika hanya menahan kesal menyadari kemeja putih dan rok abu-abunya terkena bercak-bercak coklat.

Mika Vs Pasukan Conidin  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang