Happy reading ❤
Mika melewati babak penyisihan dengan mulus. Beberapa kali dia memang mengelami kesulitan tapi dia selalu mengatasi dengan baik. Ada Pak Tara yang sangat sabar melatih dan memberinya arahan. Senior Mika juga mengalami hal yang sama. Mereka berdua masuk ke semifinal. Mika akan berhadapan dengan perwakilan SMA Angkasa dan senior Mika akan melawan perwakilan dari SMA Teladan.
Setiap pertandingan yang Mika lewati selalu ada Via, Helen, Andre, dan Darel sebagai pendukung garda depan. Andre yang punya relasi di antara panitia dengan mudah mendapat bangku terdepan di tribun. Seperti hari ini, sebelum Mika masuk ke lapangan mereka sempat bertemu di ruang tunggu khusus atlet, itu juga berkat relasi Andre. Mereka memeluk Mika agar cewek parnoan itu bisa tenang di lapangan. Meski sudah melaju sampai babak semifinal, Mika harus tetap tenang tanpa tergesa-gesa.
Dari tempatnya duduk, Mika masih bisa mendengar suara pembacaan skor meski suara penonton sangat meriah. Perwakilan dari SMA Brawijaya tidak bisa melanjutkan ke babak Final karena berhasih ditakhlukkan oleh SMA Teladan. Itu artinya harapan satu-satunya ada di tangan Mika karena seniornya yang merupakan juara tahun lalu sudah gugur. Mika semakin gusar. Dia meremas jari-jarinya. Jantungnya sedang salto, jungkir balik, dan guling-guling.
“KINI SAATNYA KITA SAKSIKAN PERTANDINGAN ANTARA MIKA XAVIERA DARI SMA BRAWIJAYA DAN GITA ALEXA DARI SMA ANGKASA.”
Mika masuk ke dalam lapangan bersama seorang bocah yang menggandeng tangannya. Panitia sengaja merancang acara semirip mungkin dengan ajang bulutangkis bergengsi meski pesertanya adalah anak sekolah.
Suara riuh penonton memenuhi gelanggang. Mika semakin salah tingkah. Memori setahun lalu kembali menakutinya dimana dia gagal di babak semifinal. Mika takut kejadian itu terulanag lagi. Sebelum sampai ke lapangan permainan Mika melambaikan tangannya ke penonton. Dia sengaja melirik tempat sahabatnya biasa duduk. Mika terpana ketika pemandangan aneh terpampang di belakang sahabat-sahabatnya.
Di bangku penonton yang paling heboh adalah Andre. Cowok itu menggebu meneriakkan nama sekolah dan nana Mika. Helen juga tidak mau kalah. Saat Mika masuk ke lapangan, Helen langsung menyanyikan yel-yel ,GO MIKA GO’. Penonton terkalem jatuh pada Darel dan Via. Mereka hanya berteriak seperlunya saja.
Pertandingan dimulai. Mika melakukan servis pertama. Gita langung menyambar dengan cepat. Permainannya yang apik membuat Mika sedikit kuwalahan. Darel mengernyit ketika di belakang mereka ada keributan yang tidak biasa.
“Aduh perut gue mules.” Andra mengusap perutnya sambil merintih.
“Kebanyakan jus mangga?” tanya Aldo.
Andra menggeleng. “Gue takut Mika kalah. Noh liat lawannya serem banget.”
Perhatian Aldo tertuju pada Gita. Benar pendapat Andra, cewek itu membalas setiap pukulan Mika dengan tajam. Pukulan cepatnya juga selalu mebuahkan poin. Di awal pertandingan Mika terlihat frustasi menghadapi Gita.
“Itu bulutangkis atau pedang-pedangan sih.” Andra bergidik.
Fadly merangkul Boy, tangannya gemetar. “Aduh sumpah grogi gue. Kalo sempat Mika nggak negjar bisa gawat nih.”
Boy menggeser tubuhnya sambil melepaskan tangan Fadly dari pundaknya. “Takut kalah boleh tapi jangan pegang gue.”
“MIKA GO MIKA!!” teriak Helen.
“MIKROPON KESAYANGAN CONIDIN KAMU PASTI BISA YOOOO AYOOOO AYOOO MIKROPON!!!”
Mika tersenyum melihat empat cowok Conidin di tribun. Walau sedikit kecewa karena tidak ada Carel tapi Mika tetap senang. Semangatnya kembali muncul. Setelah diberi arahan dari Pak Tara, Mika semakin fokus. Dia memilih bertahan dan menghindari memberi bola tanggung pada Gita. Mika bermain di depan net. Dia lebih banyak memvariasikan pukulan netting. Strateginya berhasil. Mika meproleh skor sengit di babak 1 yaitu 26-24 dan di babak 2, Mika menang dengan 21-18.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mika Vs Pasukan Conidin [TAMAT]
Ficção AdolescenteMika si cewek parnoan punya impian jadi juara bulutangkis SMA se-provinsi dan punya pacar sesuai dengan kriteria di sticky note merah muda yang tertempel di dinding kamarnya. Takdir mempertemukan Mika dengan Carel. Mika kepo dan mulai menguntit Car...