PART 29~ PASUKAN KESEPIAN

61 22 7
                                    

Happy reading ❤

Lima orang cowok sedang asyik dalam pikirannya masing-masing. Sudah setengah jam mereka duduk di meja paling pojok warung Pak Lek, tapi tidak ada yang buka suara. Sudah berminggu-minggu mereka harus mengerjakan tugas sendiri. Tidak ada yang menyuruh junior. Entah setan apa yang merasuki mereka tapi sejak kepergian Mika, mereka jadi malas bolos dan memilih mengikuti sekolah dengan sedikit lebih baik. Mungkin karena perkataan cewek itu yang menyuarakan isi hati mereka. Benar kata Mika bahwa mereka tidak bisa merepotkan orang lain hanya karena ada masalah pribadi.

Andra menandaskan jus mangga miliknya setelah itu dia melemparkan gelas plastik transparannya ke dalam tempat sampah terdekat. “Gue ngerasa ada yang hilang deh.”

Boy yang semula menikmati semangkuk bakso melirik Andra malas-malasan. “Duit lo?”

“Sejak kapan Andra punya duit sih?” celutuk Aldo.

Fadly meletakkan HP lalu menyeruput teh kotak milik Carel yang masih belum tersentuh cowok itu. “Gue juga ngerasa sepi deh. Padahal cewek gue udah tiga tapi kaya ada yang kurang.”

“Lo mau nyari cewek lagi?” tanya Boy di sela-sela menyendokkan kuah bakso ke dalam mulutnya.

Fadly menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Buka itu maksud gue. Gimana ya, lo semua ngerasa nggak sih semenjak Mika cuek, gue ngerasa bersalah. Terus rasanya ada yang hampa di hati gue.”

“Bahasa playboy banget lo, Fad.” Boy terkekeh.

Aldo beranjak dari kursi lalu beberapa menit kemudian datang membawa potongan buah pepaya. “Masa sih kita galau karena si Mikropon?”

Andra mencomot pepaya Aldo. “Kangen deh sama muka paniknya kalo udah deket sama Carel. Gue paling suka dia nggak ikhlas banget ngerjain tugas kita tapi karena Carel dia paksain. Gemesin juga sih itu cewek.”

Boy mangut-mangut. “Iya sih. Kadang emang ngeselin tapi dia udah banyak ngebantu kita.”

Aldo menepuk pundak Boy. “Gue jadi ngerasa bersalah sih. Gimana kalo kita minta maaf.”

“Gue sih oke-oke aja. Lo semua?” Andra melirik Fadly dan Boy. Cowok itu mengiyakan lalu Andra menoleh pada Carel. Dia masih bersandar di dinding dengan telinga yang ditutup oleh headset.

Aldo paham maksud Andra. Dia menepuk pundak Carel sehingga sahabatnya itu terbangun. “Lo gimana Rel?”

Carel melepas sebelah headsetnya lalu menaikkan alis sebelah menandakan dia tidak menegrti apa yang menjadi pembahasan teman-temannya.

“Lo mau ikut mainta maaf sama Mikropon?” ulang Fadly.

Rahang Carel mengeras. Sorot matanya berubah tajam. “Buat apa?”

Boy tertawa sinis. Selera makannya mendadak hilang menyaksikan wajah menyebalkan Carel. “Lo nanya buat apa? Buat ngakuin kesalahan kita lah? Lo nggak nyadar siapa yang paling berambisi ngerjain dia? Elo njir.”

“Lo kok malah nyalahin gue sih, Boy?” balas Carel tak kalah sengit.

Boy mengernyit. Denyutan di kepalanya semakin menjadi. Di antara Pasukan Conidin dialah yang memiliki tempramen yang paling tinggi. Apalagi jika berhadapan dengan Carel yang punya ego dan gengsi setinggi langit. “Lo masih belum sadar kita udah nyakitin dia?”

Andra menepuk pundak Boy, menenangkan cowok jangkung itu. Begitu pula dengan Aldo sedang berusaha memasukkan sepotong pepaya ke dalam mulut Carel agar suasana lebih cair.

Fadly duduk di antara Boy dan Carel lalu merangkul mereka berdua. “Lo berdua ko malah ngegas sih. Sekarang gini aja deh. Yang mau minta maaf silahkan. Yang nggak bersedia ya janagn dipaksa.”

Mika Vs Pasukan Conidin  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang