PART 12~ KANDANG SINGA

81 30 10
                                    

Happy reading❤

Hampir dua tahun sekolah di SMA Brawijaya, Mika tidak pernah tahu di ujung lantai tiga ada ruangan tak terpakai. Keingintahuan yang besar terhadap Carel akhirnya menyeret Mika ke sebuah ruangan gelap dan berantakan itu. Bangku dan meja rusak berjejer di sekeliling ruangan. Sumber penerangannya hanya berasal dari sebuah jendela yang terbuka. Cahayanya hanya menerpa wajah Mika. Mika duduk di tepat di tengah. Lima pasang mata sedang mengamatinya. Andra, Aldo, Carel, Boy, dan Fadly duduk di hadapan Mika. Jarak mereka hanya sekitar satu meter.

Mungkin bagi Mika ini adalah awal bencana tapi bagi Pasukan Cinodin, ini adalah bagian dari keberuntungan. Bisa diibaratkan kelici lugu mendatangi sekumpulan singa lapar. Seringai jahat mirip drakula mereka tunjukkan ke depan wajah Mika. Cewek itu cuma bisa diam bahkan menelan ludah pun susah.

“Selamat datang di kandang Singa.” Boy berdiri sambil bertepuk tangan disambut oleh tawa dari Andra dan Fadly. Carel seperti biasa. Fokus dengan HP lalu sesekali melirik Mika. Tanpa ada ekspresi di wajahnya.

“Boy, singa yang brewokan atau yang totol-tolol sih?” tanya Aldo.

Andra menjitak kepala Aldo hingga cowok itu meringis. “Yang totol-totol macan tutul geblek!”

Aldo mangut-mangut tampak berpikir. “Terus yang loreng-loreng?”

Boy berdecak. “Diam dulu, njing!” Dia maju beberapa langkah lalu menunduk saat jaraknya dan Mika sudah semakin dekat. Boy tersenyum di depan wajah Mika. Cewek itu langsung mundur. Boy terkekeh pandangannya turun ke dada Mika. Matanya berhenti lama pada titik itu.

Mika melototot lalu menampar Boy. “Dasar mesum lo!”

Boy menyentuh sudut bibirnya. Matanya menusuk Aldo dan Andra yang sibuk terkekeh meledek dirinya. “Gue ngeliat sablonan nama lo di jaket, cewek aneh. Lo kira gue sudi ngeliatin dada lo. Mau dikemanain harga diri gue? Dada datar gitu aja sombong.”

Mika mengepalkan tangan, bersiap untuk memukul Boy. Niatnya urung karena tidak sengaja Mika melirik Carek tersenyum. “Lo yang gila, mesum!”

“Mika Xaviera. Nama yang cantik tapi sayang namanya aja cantik, orangnya mah kagak,” ledek Boy membuat Aldo ikut tertawa.

“Lumayan sih, Boy,” tambah Andra.

“Lumayan apaan? Lumayan cantik atau lumayan kumal?” Aldo cekikikan tapi dengan cepat kepalanya ditoyor Fadly.

Fadly berdiri di samping Boy. Dia tersenyum ramah pada Mika. Sejauh ini mungkin hanya Fadly yang cukup waras. “Lo lumayan cantik kok, manis lagi.”

Fadly memperhatikan Mika dari ujung rambut sampai ujung kaki. Cewek itu memang manis seperti yag dia katakan. Rambut panjang hitam legam dengan poni menutup jidadnya-yang membuat dirinya tambah imut. Kulit kecoklatan dan terawat bersih. Hidung bangir, bibir mungil, ditambah bulu matanya yang lentik. Badan Mika tidak kecil tapi tidak jangkung juga.

Mika mendengus merasa dirinya jadi pusat perhatian Fadly. Mungkin saat ini hidung dan telinganya sedang mengeluarkan asap.

Fadly menaik-naikkan alis seperti playboy sok kegantengan. “Lo beneran manis. Enggak cantik banget sih. Tapi gue lebih suka yang manis. Enak dipandang. Lo mau nggak jadi cewek keempat gue?”

Ternyata dugaan Mika salah. Tidak ada yang waras dari antara kelima cowok itu. Mika berdecih. “Lepasin gue. Cepet!”

Aldo mengarahkan telunjuknya ke kepala Mika. Boy dan Fadly hanya tertawa. Andra dan Carel masih duduk di tempat semula dan menikmati tontonan itu. “Lo pasti nguntit salah satu dari kita kan?” tanya Aldo serius.

Mika Vs Pasukan Conidin  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang