Luka

358 62 1
                                    

Mata gue bener-bener gak bisa berenti nangis.

Tangan gue juga gak berenti gemetar.

"Udah Dek, Hendery pasti baik-baik aja." Bang Winwin meluk gue dan nenangin gue.

"Bang, Adek takut..." isak gue

"Gapapa dek. Kita tunggu dulu ya. Dokter masih jahit lukanya Hendery." kata bang Winwin ngelus rambut gue.

Gue cuma bisa berdoa,  semoga Tuhan bantu mereka bertiga.

Gak lama kemudian, dokter bilang Hendery udah bisa ditemenin di ruang rawat inap.

Gue langsung lari dan menghambur ke arah Hendery saat sampai di ruangannya.

Air mata gue gak berenti jatuh.

"Dery..." isak gue sambil megang tangannya dengan erat.

Hendery senyum ke arah gue.

Tangannya bergerak perlahan ke kepala gue.

Bisa-bisanya dia pukul jidat gue disaat kayak gini.

"Cengeng." katanya pelan.

Gue meluk Hendery erat.

"Janji ya jangan kenapa-kenapa." kata gue dengan mata sembab.

"Gimana yaa..."

"Ih. Ga lucu tau." gue mukul lengan Hendery pelan.

"Iya, janji. Jangan nangis lagi ya. Gue yang dirawat, kok lo yang nangis sih."

Tangannya yang dibalut perban, bergerak lembut mengusap air mata di pipi gue.

Hendery.

Gue tau dia nangis dalam hatinya.

Gue tau dia lelaki yg rapuh.

Gue tau, Hendery nyembunyiin semua luka dihatinya dengan tawa.

Gue tau dia butuh kasih sayang.

Gue tau, selama ini mereka bertiga harus bertahan hidup walaupun gak tau tujuan mereka.

Gue peluk Hendery, lagi.

Menepuk punggungnya lembut.

Memberikannya kesempatan untuk mencurahkan kesedihan dan luka yang dimilikinya.

Gak lama kemudian gue pun denger isak tangis Hendery.

"Gapapa Dery..."

"Gue capek." lirih Hendery yang kemudian melepas pelukan kami.

Gue ngerti, Hendery juga perlu waktu sendiri.
Semoga semua ini cepat berlalu.

Aku sayang kamu, sahabatku❤

Bonus
Pict : hendery

Kisah-Kasih Semut Merah° NCT OT23 (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang