Mabok

269 40 1
                                    

Gue mondar-mandir di depan gerbang.

Gak lama kemudian, gue liat mobilnya kak Doy masuk ke area komplek tapi berhenti di depan rumah tetangga gue yang baru dateng dari Israel.

Seorang cowok putih berambut hitem, keluar dari mobil kak Doy, dia keliatan kek bingung gitu.

Gue nyamperin cowok itu, kelihatannya dia lebih muda dari gue.

"Mau nanya, rumahnya kak  Doyoung yang mana ya?" tanya si cowok itu, yang gue liat kek mirip seseorang yang gak asing.

"Ini yang pagar hijo. Gue adiknya Doyoung. Kok bisa mobil  kak Doyoung lo yang bawa?"

"Adiknya Doyoung?" tanya si cowok itu kaget.

"Iya, adiknya. Kak Doy mana ya?"

"Itu, kak Doy di kursi belakang, soalnya dia mabuk."

"Mabuk? Seriusan?"

Gue kaget dengernya dan langsung ngecek mobil kak Doy.

Dan bener aja, kak Doy udah selonjoran di kursi belakang. Mukanya merah banget, rambutnya berantakan, kemejanya juga kebuka.

Kak Doyoung tidur atau pingsan, gue gatau.

Kak Jae dan Bang Kun dateng dari dalem dan nyamperin gue.

"Kak Jae, bawa kak Doy masuk ke rumah." kata gue panik.

"Iya-iya, astaga Doy. Sejak kapan ni anak mabuk-mabukan? Padahal minum big cola aja dia kagak berani."

Kak Jae gendong kak Doy dan bawa ke dalem rumah.

"Makasi ya dek. Udah anter Doyoung kesini." kata bang Kun sopan, dan mereka berdiri sebelahan.

"Kok kalian mirip sih?" tanya gue pas liat mereka sebelahan.

Si cowok  itu cuma nyengir.

"Kalau boleh tau, nama adek siapa?"

Cowok itu ngulurin tangannya ke bang Kun.

"Chenle."

Kemudian ngulurin tangannya ke gue.

Gue ngangguk sambil senyum.

"Thanks, Chenle. Sekarang biar bang Kun yang anter lo pulang ya?" kata gue.

"Gausah, gue udah nyuruh temen jemput kok."

"Bener dek? Mending abang anter sampe depan ya." kata bang Kun khawatir.

"Gapapa bang. Nah, tu temenku dah dateng bang." katanya sambil nunjuk motor Vespa matic warna biru tua, yang menuju rumah gue.

"Loh, itu kan Jeno. Kalian temenan?" tanya gue.

"Iya, lo kenal Jeno? Dia tetangga gue." kata Chenle saat Jeno udah sampe di depan rumah gue.

"Hei, jumpe lagi ya kita."

Jeno senyum sampe ke matanya. Bikin gue eneg liatnya. Soalnya dia nyebelin.

"Hei, tak senanglah aku jumpe kao." kata gue ketus.

"Eh, adek. Jangan gitu!" bang Kun nginjek kaki gue.

"Dek Jeno, sekarang anterin Chenle ya. Makasi banyak nih, maaf ngerepotin."

Bang Kun nepuk-nepuk pundak mereka berdua.

"Sama-sama bang." kata Chenle.

Sedangkan Jeno cuma senyum sampe matanya merem-merem.

"Eh bang, boleh gak peluk abang?" tanya Chenle tiba-tiba yang bikin gue, Jeno, dan bang Kun melotot kaget.

"Eh-kenapa tiba-tiba?"

Bang Kun tambah kaget karena Chenle udah peluk dia duluan, sebelum bang Kun ngasi ijin.

Akhirnya bang Kun nepuk-nepuk punggung Chenle.

"Thanks bang, gue pulang dulu ya." katanya yang kemudian naik ke motor Jeno.

"Bai bai gadis gemuk." kata Jeno yang bikin gue ngancungin jari tengah.

"Hati-hati di jalan dek."

Mereka ngangguk dan putar balik menuju jalan raya.

Gue dan Bang Kun pun masuk ke dalem rumah.

Sampai di dalem, gue liat kak Doy udah bangun, dia tiduran di sofa.

"Doy, lo kenapa bisa sampe kek gini sih?"

Bang Kun duduk di samping kak Doy, sambil mijitin kakinya.

"Kak Doy, kakak gapapa kan? Kakak kemana aja?" tanya gue khawatir.

"Gapapa kok Kun, dek. Gue tadi cuman minum dikit doang."

Kak Doy mijit pelipisnya.

"Minum dikit gimana? Jelas-jelas lo sampe mabok gini, Doy. Bukannya lo gabisa minum alkohol?"

"Iya Doy, bukannya lo ga bisa minum? Kata Jaehyun lo minum big cola aja ga berani."

"Apaan sih, gue bisa kok minum alkohol."

"Kak Doy, jangan kek gini lagi. Orang rumah pada khawatir tau." kata gue yang ikut mijit kakinya kak Doy.

"Nah, karang adek tau kan kenapa kak Doy marah kalo adek keluyuran habis pulang sekolah?" kata kak Doy yang sempet-sempetnya mojokin gue.

"Iya -iya, ga gitu lagi. Janji ya jangan mabok lagi."

Kak Doy senyum kecut nanggepin gue.

"Janji ya jangan bikin masalah lagi dan ngerepotin orang lain lagi?" ancam kak Jae.

"Janji ya, kalau kemana-mana harus bilangan dulu." kata bang Kun.

Kak Doy ngangguk tanpa ekspresi.

Saat ini gue gatau apa yang ada dipikiran kak Doy.
















Bonus.
Pict : Chenle

 Pict : Chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kisah-Kasih Semut Merah° NCT OT23 (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang