14

337 60 2
                                    







25 Oktober, 14:30

Meski ada 8 orang di ruangan, ruangan itu tetap terasa sunyi. Tidak ada yang berbicara satupun.

Miihi duduk di tempat tidurnya, melihat ke lantai berkarpet saat 7 anak laki-laki di kamar miihi duduk melingkar di lantai.

Sekitar 30 menit yang lalu ketika miihi pulang dari rumah sakit, ibu miihi menyuruh miihi untuk tetap di ruang tamu untuk mendiskusikan semua apa yang terjadi.

Miihi tidak memberi tahu ibunya tentang aplikasi gila yang ia miliki dan selalu memaksanya melakukan hal-hal bodoh, Miihi hanya mengatakan kepada ibunya bahwa Somi menjadi gila dan mencoba membunuhnya ketika mereka bermain di rumah miihi hari itu. Miihi tidak sepenuhnya berbohong.

Sebagai gantinya, ibu miihi menjelaskan bahwa setelah perawat menyeret Somi keluar dari kamar dan keluar dari rumah sakit, somi membawa pisau tajam dan melukai dirinya sendiri berkali-kali seperti orang yang kesetanan.

Miihi benci mendengar bahwa somi mengakhiri hidupnya sendiri. Padahal masalah ini bisa diselesaikan dengan baik baik tanpa melukai dirinya sendiri.

Setelah menceritakan apa yang terjadi, ibu miihi memutuskan untuk memasak makan siang untuk mereka, mereka semua pergi ke kamar miihi dan nanti balik ke ruang makan untuk makan bersama.

Dan begitulah cerita miihi sampai bisa seperti ini sekarang.

Mereka telah berada di kamar miihi dalam keheningan selama sekitar 10 menit.

Akhirnya, setelah sekitar 2 menit berlalu, seseorang angkat bicara.

"kalian mikir gak, kalo ternyata aplikasi ini yang menyebabkan ini semua terjadi?" tanya mark.

"Kita semua pasti mikirnya kaya gitu." Jawab haechan.

"terus.. kita gak ngapa ngapain gitu?" tanya mark lagi. Kini semua orang berbalik menghadapnya.

"Emang apa yang harus kita lakuin coba?" Jeno berbalik bertanya.

"kita udah nyoba buat berhenti main tapi gak bisa. Kita gak bisa ngapus aplikasi, dan kita gak bisa mengabaikannya." Jelas renjun kepada mark.

"Dan lo ngebiarin semua ini terjadi sama kita?" Mark memberhentikan perkataannya. "semua yang dilakuin sama aplikasinya udah nyakitin kalian, jadi pasti kalian juga harus pikirin cara lain buat ngehentiin aplikasinya, kan?"

"Kaya gimana?" Kini miihi yang bertanya.

Mark menatap miihi dan mengangkat bahu. "Ini itu kaya... permainan bersama setan, kan? Jadi mungkin kita harus ngelakuin ritual atau sesuatu buat ngehentiin aplikasinya."

"Kaya di film film gitu?" Chenle bertanya, dengan mata lebar.

"Yaaa.. kaya gitu lah." Mark menanggapi.

"Bisa juga kaya-," miihi memulai, "-Pengorbanan?"

"Mungkin?" Balas mark tidak yakin. "kalian udah nyari sesuatu tentang aplikasi itu? Kaya nyoba buat menghubungi pembuat aplikasinya atau sesuatu?"

"gue udah nyoba menghubungi pembuat aplikasinya beberapa waktu yang lalu, tapi gue gak dapet jawabannya." ucap jeno.

Haechan mengeluarkan ponsel dari sakunya, membuka gugel dan mencari cara jalan keluarnya dari aplikasi tersebut.

Selama beberapa menit, dia mencari, dan terus mencari.

"Guys," haechan memulai. "Gue gak ngeliat ada yang mencurigakan. Yang gue liat cuma hal hal yang positif dan— eh, bentar!" haechan berseru, menyebabkan mereka semua menatapnya dengan antisipasi saat haechan menatap ponselnya.

T.O.D | ɴᴄᴛ ᴅʀᴇᴀᴍ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang