08

365 73 1
                                    

17:20

Saat mereka mau mainin gamenya ternyata harus ada somi juga, jadi sangat mudah bagi mereka untuk meyakinkan Somi untuk bertemu dengan mereka di rumah miihi sepulang sekolah sehingga mereka bisa bermain bersama tidak lupa mengajak mark.

Miihi ingin bertanya kepada Somi mengapa dia meminta untuk bermain game, tetapi ia tidak punya waktu.

Sejujurnya, miihi benar-benar takut untuk memainkan game ini lagi. Apalagi setelah apa yang terjadi tadi siang. Petugas di sekolah mengatakan bahwa kabel listrik terjatuh secara tiba tiba tidak tau penyebabnya apa, dan tidak ada masalah dengan kabel yang menahannya. Kabel Itu jatuh begitu saja.

Dan begitulah delapan dari mereka berakhir di ruang tamu rumah miihi, duduk melingkar di lantai, masing masing ponsel ada di depannya. Miihi duduk di antara Jisung dan Haechan.

Miihi merasakan detak jantungnya semakin cepat saat aplikasi dibuka. Kata pertama yang muncul setelah aplikasi dimuat adalah "Giliranmu".

Miihi mendesah, tangannya meraih ponsel lalu menekan opsi "truth".

Siapa orang terakhir yang Anda sukai?

Miihi merasa lega atas pertanyaan yang gampang.

"Minho." Jawab Miihi walaupun ia benci mengatakan itu.

Setelah menjawab pertanyaan truth, layar berubah dan miihi berharap bahwa sekarang giliran somi, tetapi itu hanya sebuah harapan yang tidak terkabul. Dan mengejutkan semua orang yang berada di ruang tamu itu.

Giliran miihi.

"hah? Lo lagi?" tanya mark bingung.

Miihi mengulurkan tangan, menekan tombol truth lagi. Kali ini, tidak ada yang terjadi. Miihi menekan tombol lagi. Dan tidak ada yang berubah. Miihi tetap menekannya beberapa kali lagi, tetapi layar itu tidak mau bergeser. Sebanyak miihi menekan opsi truth, layar tidak pernah berubah.

"Mungkin harus neken tombol dare?" usul Chenle. Pikiran itu memang sudah ada dipikiran miihi tadi, tetapi miihi tidak ingin itu menjadi kenyataan.

"Gak. Gue gak mau." Ucap miihi sambil terus menekan opsi truth dan berharap bahwa aplikasi akan memberikannya pertanyaan.

Miihi menekan opsi itu lagi, tapi ternyata ia langsung merasakan gelombang listrik menjulur melalui ponselnya.

Miihi menarik tangannya, terengah-engah karena terkejut.

"Miihi, pencet aja tombol dare sebelum nanti ada apa apa lagi yang lebih parah." Ucap haechan di sampingnya.

Miihi ragu-ragu, ia meraih kembali ponselnya untuk menekan Dare dengan gemetar. Saat miihi menekannya, layar akhirnya berubah.

Pergi ke dapur lalu ambil pisau.

"P— Pisau?, aplikasinya bego ih... buat apaan?" miihi gagap, tidak percaya apa yang dikatakan oleh aplikasi. Hitung mundur selama 45 detik mulai menghitung mundur di sudut layar ponsel orang lain.

"miihi, ambil aja sebelum waktunya habis." ucap jaemin memberitahu. Miihi melihat ponsel Haechan, melihat bahwa waktunya berada di 30 detik sekarang. Ia mengerang sebelum berdiri dan bergegas ke dapur mengambil pisau dari salah satu lemari.

Lalu berlari kembali ke ruang tamu. Saat miihi meletakkan pisau di atas lantai berkarpet, pengatur waktu berhenti menghitung mundur.

"buset gede banget pisaunya. Ngapain lo ngambil pisau daging bego." Haechan bertanya melihat pisau daging yang miihi bawa. Pisau daging itu pisau yang cukup besar.

"Gue ngambilnya ngasal." jawab miihi.

Miihi Melihat ke ponselnya, ia senang ketika permainan itu mengatakan bukan ia lagi.

T.O.D | ɴᴄᴛ ᴅʀᴇᴀᴍ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang