19 Oktober, 18:23.
"Orang tua gue bakalan pulang jam delapan tiga puluh." Miihi memberi tahu temannya saat mereka semua mulai duduk di lantai ruang tamu. "Dan Jisung ada di rumah temannya jadi dia gak ada dirumah."
"Semuanya udah siap?" Jeno bertanya.
Semuanya mengangguk Lalu membuka ponsel mereka, belum mengklik aplikasi.
"Tunggu, mungkin kita harus mematikan lampunya?"
"Heh, yang bener aja lo." Ucap Haechan. "miihi nanti ketakutan." miihi mengerang mendengar kata-katanya, memukul lengan bocah itu. Dia tertawa saat miihi mencoba membela diri.
"Gue. Gak. Takut." Ucap miihi membela dirinya, tetapi tentu saja tidak ada yang mempercayainya.
Mereka semua mulai membuka aplikasi, bersiap untuk bermain. Miihi merasakan detak jantungnya yang meningkat. Mengapa aplikasi ini selalu membuat dia sangat khawatir?
"Ini masih giliran gue." Haechan membaca layar saat aplikasi dibuka. Dia memilih tombol truth, lalu membaca pertanyaan yang muncul di layar. "Siapa orang terakhir yang kamu minta contekan tugas?"
"Hmm. orang itu ada di kelas sejarah kita. Jennie." Haechan menjawab dengan santai.
Anehnya, tidak terjadi apa-apa. Apa karena dia mengatakan yang sebenarnya? Ataukah karena yang terjadi kemarin dengan ponsel Renjun hanyalah kebetulan?
"liat, gak kenapa kenapakan?" Anak laki-laki itu berkata setelah gilirannya selesai.
Setelah haechan menjawab, sekarang giliran Jeno. Meskipun haechan mendapatkan pertanyaan yang sangat mudah, miihi tetap cemas dengan pertanyaan pertanyaan yang akan datang.
"Kapan terakhir kali kamu marah?" jeno membaca ponselnya. Jeno memikirkannya sebentar sebelum berbicara.
"Ih, gue gak inget— argh!" Jeno berteriak dan melempar teleponnya ke lantai.
Ini benar-benar bukan hanya kebetulan kan?
"Eh, lo gapapa?" Ucap miihi khawatir.
"Gapapa, tapi kayanya bener deh.. kaya disengat gitu. Argh, sakit banget anjir." Jeno berkata, lalu mengangkat teleponnya lagi.Hitungan kebohongan: 1
"Jeno, katakan yang sebenarnya." Renjun berbicara.
"hhmmm... gue— gue marah sama Jaemin tadi." Jeno mengaku, menyebabkan Jaemin menatapnya, mengangkat alis. "lo marah sama gue? Mangnya gue kenapa?" Anak laki-laki itu bertanya, tidak yakin mengapa sahabatnya marah padanya dan dia tidak tahu tentang itu.
"Gapapa. Sans aja. Gausah khawatir." Jeno memberitahunya. "Apa maksud lo jangan khawatir gitu? Apa yang terjadi?" Tanya Jaemin penasaran.
"guys. Lihat hape kalian." ucap Haechan. Semua orang melakukan apa yang diperintahkan, Layarnya berbeda.
"mungkin kita disuruh milih tingkat ekstremitas." miihi berkata, membaca layar.
Levelnya adalah: ekstrim, ekstrim berbahaya, dan sangat ekstrim.
"gue pilih yang ini!" Haechan berkata menekan salah satu tombol sebelum mendiskusikannya bersama. Rupanya, game tersebut hanya membutuhkan opini satu orang untuk levelnya, karena Haechan menekan tombol tersebut, layarnya berubah lagi.
"Kenapa— KENAPA LO MENCET YANG SANGAT EKSTRIM?! LO GILA?! " Renjun berteriak, memukul belakang punggungnya. Haechan memutarkan matanya malas. "ahelah. Cuma game doang. Pasti seru,"
Miihi tidak bisa membantu tetapi ia memutar matanya. Miihi tidak mendapatkan apa-apa selain getaran buruk dari "game" ini.
Giliran Somi.
KAMU SEDANG MEMBACA
T.O.D | ɴᴄᴛ ᴅʀᴇᴀᴍ✅
Misteri / Thriller❝ʜᴇʟʟ, ɪɴɪ ᴀᴘʟɪᴋᴀꜱɪ ᴀᴘᴀᴀɴ ꜱɪʜ? ɢɪʟᴀ.❞ Nct Dream Ft. Miihi of NIZIU & Somi start : 29 Agustus 2020 Finish : 12 Januari 2021