05

475 78 3
                                    

21 Oktober, 14:25

Sudah 2 hari berlalu dan baik miihi maupun temannya, masih tidak bisa menghapus aplikasi sialan itu dari ponsel mereka. Miihi selalu mencoba untuk menghapusnya hampir sekali setiap jam, tetapi hasilnya sia sia.

Saat itu hari Minggu sore dan miihi duduk di ruang tamu dengan adiknya. Dia dan jisung sedang menonton acara di televisi dan Jisung terus-menerus berkomentar. Miihi menjadi pendiam sejak kemarin setelah haechan meninggalkan rumahnya. Bisa dibilang ia masih shock dari peristiwa yang terjadi dua hari sebelumnya.

"Heh, lo kenapa sih?" Tanya Jisung yang membuat miihi menatapnya. "Lo keliatan kaya stress. Bahkan jadi jarang ngomong sama gue." Jisung berharap mendapatkan jawaban dari miihi walaupun sekedar menggelengkan kepalanya.

"Gue gapapa, Ji—"

"Gausah bohong." Jisung memotong kalimat miihi. "Apanya yang gapapa? Lo berbeda dari biasanya." Protes jisung. "Dan lo biasanya selalu ribut kalo kita nonton acara ini. Gue gak terbiasa sama lo yang tiba tiba jadi diem aja."

Miihi tidak tahu harus berkata apa. Ia tidak bisa menyeret jisung ke dalam permainan ini.

"Pasti ada apa apa. Iyakan?" Jisung bertanya setelah miihi tidak menjawab pertanyaannya sebelumnya.

Miihi menggelengkan kepala. "ngga ada apa apa. Dan gue gapapa, oke?" miihi menanggapi, lalu mengabaikannya dengan melihat kembali ke televisi.

"Gue tau lo bohong." Ucap jisung, tetapi miihi tidak mengalihkan pandangannya dari acara tv meskipun ia tidak benar-benar memperhatikan.

Jisung tiba tiba mengambil remote TV lalu mematikannya. Miihi memutar mata, menatap jisung lagi.

"lo kenapa sih? Cerita sama gueee." jisung masih mempertanyakan miihi dengan pertanyaan yang sama. "lo gak pernah ngasih tau gue apa apa belakangan ini. Biasanya setiap lo marah atau ada masalah lo pasti dateng ke gue terus cerita dan gue pasti ngebantu lo. Tapi kali ini lo cuma diem dan gak ngomong apa apa."

"Bukan urusan lo."

"lo kakak gue. Jadi gue harus tau. Gue pasti bisa ngebantu lo, walaupun gue adek lo."

"BERHENTI NGOMONG SAMA GUE SEOLAH OLAH GUE LEBIH MUDA DARI LO!" Bentak miihi, membuat jisung terlonjak kaget. "gue gak bisa ngasih tau lo semuanya karna lo adek gue dan gue gak mau kalo ini bisa berujung berbahaya buat lo! Gue gak mau lo terlibat sama masalah gue jis. Lo bisakan tinggalin gue buat sebentar?"

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Jisung bangkit dari sofa dan berjalan sambil menghentakkan kakinya ke lantai atas menuju kamarnya.

Saat miihi mendengar pintu kamar tidur jisung dibanting tertutup, miihi menghela napas, meletakkan kepalanya disenderan sofa.

Miihi benci berteriak pada adiknya seperti itu, tapi itu satu-satunya cara untuk menghentikannya untuk tidak memberitahu masalah yang dialaminya. Miihi tidak mau adiknya masuk kedalam masalah dari semua ini. Itu terlalu berbahaya dan terlalu berisiko.

Miihi masih terduduk di karpet depan tv, ia terlalu sibuk memikirkan hal-hal lain. Miihi terus berpikir. Meskipun ia telah mengatakan jika ia tidak akan menggunakan aplikasi itu lagi, mengapa aplikasi itu tidak pernah hilang dari pikirannya?

Miihi seketika ditarik keluar dari pikirannya saat ponsel miihi mulai berdering, menyebabkan miihi terkejut.

Miihi mengangkat teleponnya, melihat bahwa Haechan meminta video call dengannya diikuti dengan Jaemin dan Renjun. Miihi langsung menjawab, tidak melewatkan kesempatan untuk memiliki beberapa orang untuk diajak bicara.

Saat miihi menjawab, layar ponselnya terbagi menjadi 4 kotak. Di salah satu video, miihi melihat Haechan yang duduk di depan tempat tidurnya dengan pengontrol game di tangannya. Yang berikutnya adalah Renjun yang juga duduk dengan pengontrol. Yang ketiga adalah Jaemin, yang duduk di dekat komputernya. Dan yang keempat adalah ia sendiri.

T.O.D | ɴᴄᴛ ᴅʀᴇᴀᴍ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang