24

312 51 0
                                    

31 Oktober, 06:54

Miihi terbangun, ia merasakan sinar matahari yang menerpa wajahnya dari jendela. Miihi belum sepenuhnya membuka mata karna masih mengantuk, ia tidak tahu jam berapa sekarang.

Dengan mata yang masih agak tertutup, miihi meregangkan lengannya di atas tempat tidur, kaya di iklan iklan gitu gays.

Miihi menoleh ke tempat tidur yang haechan tempati, memastikan haechan sudah bangun atau belum.

Pandangannya masih burem burem gitu.. yaa kaya kalian pas abis bangun tidur tapi masih ngantuk gitulaah...

Miihi membuka mata sepenuhnya. Kini sinar matahari telah membutakan matanya selama beberapa detik, tetapi ia segera mengedipkannya lalu menggosok matanya beberapa kali.

Haechan gak ada.

Memang miihi satu-satunya yang ada di ruangan tersebut. Miihi melihat ke pintu kamar mandi yang terbuka sedikit. Lampu kamar mandinya juga mati, jadi Haechan gak mungkin ada disana.

Miihi mengambil ponselnya yang ada di bawah bantal.

Sekarang jam 06:56 pagi. Haechan gak mungkin jam seginian udah bangun. Haechan aja sering terlambat kesekolah gegara dia bangunnya kesiangan. Jadi, dimana dia?

Miihi mulai gugup. mungkin haechan cuma pergi ke kamar yang lain atau semacamnya.

Miihi membuka aplikasi kakaotalk di ponselnya, dengan cepat ia mengirimi Haechan pesan, berharap dia akan merespon dengan cepat.

Tapi haechan gak kunjung ngejawab sms-nya dan dia tetap tidak menjawab.

Miihi menelepon ponselnya sekali, tapi tetap tidak mendapatkan jawaban.

Sekarang, miihi benar-benar khawatir. "Dimana dah tu bocaaah?"

Miihi memutuskan untuk menelepon salah satu dari anak laki-laki lain untuk memeriksa apakah haechan ada bersama mereka atau tidak.

"Halo?" Kata mark dengan suara paraunya melalui telepon saat dia mengangkat. Mark terdengar lelah. Mungkin baru bangun tidur.

"e-eh, kebangun ya? ganggu gak?" tanya miihi sambil duduk di atas tempat tidur.

"Iya, tapi gak ganggu kok. kenapa nelpon?" Kata Mark.

"Gue baru bangun terus si haechan gak ada disini. Biasanya dia gak pernah bangun sepagi ini. Dia juga gak ngejawab telepon sama sms gue." Jelas miihi. "Lo tau gak dia ada dimana? Apa si haechan lagi di kamer lo?"

"nggak, haechan gak ada di kamer gue. Mungkin di kamer yang lain? Coba periksa dikamernya si jeno jaemin, siapa tau ada disitu." ucap mark memberi tahu.

"Oh, yaudah. Makasih ya, maap kalo ke ganggu." Balas miihi.

"Nggapapa kok, nanti kalo ada apa apa hubungin aja gue ya. bye." Kata mark, dan setelah itu sambungan langsung terputus.

Miihi menghela napas, "Iish kemana sih si curut ireng... awas aja kalo ketemu, gue jadiin geprek baru tau rasa." Ucap miihi sambil mencari kontak Jeno di ponselnya.

Miihi hendak menekan tombol panggil, tapi...

BRAK!

Tiba tiba pintu kamar mandi terbanting terbuka semdiri.

Miihi menjerit, suara keras itu membuat miihi kaget.

"Apaan tu man?" Miihi bertanya pada dirinya sendiri, menjatuhkan ponselnya ke tempat tidur.

Kejadian itu langsung mengingatkan miihi pada lemari dapur yang terbuka dan menutup sendiri ketika ia dan teman temannya memainkan aplikasi truth or dare.

T.O.D | ɴᴄᴛ ᴅʀᴇᴀᴍ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang