01

737 106 1
                                    

"Lo pasti bisa ngedapetin yang lebih baik dari minho."

Miihi memutar matanya pada kalimat somi.

"Berhenti menyalahkan diri lo sendiri tentang apa yang terjadi di antara kalian berdua. Eh Btw, kapan lo bakalan ngasih tau ke yang lainnya tentang yang terjadi antara lo dan dia?"

Betul sekali. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi antara miihi dan Minho. Miihi tidak suka membicarakannya. Miihi membenci segalanya tentang cara dia putus dengan minho, jadi miihi memutuskan untuk tidak memberi tahu siapa pun.

"Gak bakal gue kasih tau."

"lo gak bisa ngerahasiain selamanya. Kebenaran pasti bakalan selalu terungkap." Somi memberitahunya.

Miihi menghela napas, tidak ingin memikirkan hubungan masa lalunya. Itu membawa kembali terlalu banyak kenangan yang ingin ia lupakan.

"Tapi btw," miihi memulai. "gimana kabar hubungan lo?" miihi bertanya, mencoba mengubah topik percakapan.

Mata Somi berbinar mendengar pertanyaan miihi. Dia benar-benar senang membicarakan pacarnya itu.

"Baik. Baik banget!! Anniversary kita sebentar lagi." Ucap somi antusias. Ia terus berbicara tentang jaemin dan pastinya miihi akan selalu mendengarkannya dan meresponnya beberapa kali.

Miihi dan Somi telah berteman sebelum somi dan Jaemin mulai berkencan. Mereka sudah saling kenal sejak masuk SMA. Miihi adalah teman SMA pertama yang somi kenal, dan miihi menjadi teman sekaligus sahabat sejak saat itu.

"Oh iya! Gue lupa." Ucap gadis itu sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membukanya. "gue tadi lagi cari beberapa game di hape gue dan gue ngeliat ini." somi membalikkan ponselnya sehingga miihi bisa melihatnya.

Aplikasi dengan kata Truth or Dare menarik perhatian miihi. "Kita harus bermain bareng!" somi berkata, lalu membuka aplikasi. 

"pas gue ngebaca ulasannya semua orang ngasih lima bintang." miihi mengangguk, tak sabar ingin bermain. "lo harus install di hape lo juga biar bisa berfungsi dengan baik."

Setelah mengunduh di ponselnya, miihi mendekati Somi di sofanya, melihat ponsel.

Saat aplikasi dibuka, mereka berdua bermain batu, kertas, gunting untuk memutuskan siapa yang akan mulai duluan. Somi menang, jadi somi memutuskan untuk bertanya pada miihi dulu.

Saat miihi memilih truth, Somi mengklik opsi truth di aplikasinya, dan pertanyaan pertanyaan acak akan muncul.

Truth : hal apa yang kamu sesali ?

Tepat setelah somi mengajukan pertanyaan, suara benturan keras terdengar dari lantai atas rumah miihi. "Maap! Gue ngejatuhin spiker. Ngehehe" jisung berteriak. "miihi, gue pinjem yang punya lo ya?!"

"GAK. Jisung n- "

"Oke, terima kasih." Jisung balas berteriak, meskipun miihi telah mengatakan tidak.

Miihi melihat somi yang terkikik melihat interaksinya dengan adiknya.

"Gue nyesel dah minta adek ke orang tua gue:("

Tak lama, mereka berdua telah tenggelam dalam permainan game menyenangkan itu, bersenang-senang. 

Somi mengirim pesan aneh ke orang lain di kontaknya, dan miihi memfoto konyol dirinya dan mengirimkannya ke orang terakhir yang ia kirimi SMS, yaitu Haechan.

"Dare." Ucap miihi, masih terkikik pada hal terakhir yang terjadi.

Saat Somi mengklik tombol Dare , ponselnya tiba tiba tidak berjalan. Dia mengetuknya beberapa kali, tetapi tidak merespons. "Hape gue gak mungkin ngefreeze begini." Somi bergumam kesal, mengetuk tombol itu terus menerus.

"Mungkin gegara aplikasinya?" Miihi bertanya, dan gadis itu menekan tombol beranda di ponselnya untuk menutup aplikasi, tetapi tetap tidak berfungsi.

"Coba gue aja." Miihi mengambil ponsel darinya, menekan tombol untuk mematikannya sehingga miihi dapat memulai ulang atau mendaya mati. tetapi tidak ada yang terjadi.

Tiba-tiba, miihi merasakan guncangan besar di tangannya, dari ponselnya. menyebabkan miihi melemparkan hapenya ke sisi lain sofa sambil berteriak, "ANJIR!"

"eh, Kenapa lo?" Tanya Somi, matanya melebar saat miihi memegang tangannya yang kesakitan. "Itu anjir, gak tau hape gue." Miihi memberitahunya.

"hape gue kenapaaa?" somi mengambil ponselnya dengan hati-hati. "Ini ngga pernah terjadi sebelumnya."

Saat somi mengangkat ponselnya, tiba tiba somi melihat bahwa layar telah berubah.

Ada tantangan di layar.

"Saya tantang Anda untuk menghapus aplikasi ini." somi membaca dari layar. 

"Apa?" Miihi bertanya.

Miihi melihat ponselnya sendiri di tangannya untuk melihat hal yang sama persis.

"Saya tantang Anda untuk menghapus aplikasi ini."

Somi memutuskan untuk mencoba, membuka layar beranda dan menekan x yang ada di sebelah aplikasi. Dia menekannya, tetapi tidak terjadi apa-apa. Aplikasi tidak terhapus dari ponselnya.

Miihi memutuskan untuk mencobanya di ponselnya juga, menekan tombol x, tetapi sekali lagi tidak ada yang terjadi.

Miihi dan somi benar-benar tidak dapat menghapus aplikasi.

"Oke, ini aneh." Somi bergumam. "kenapa kita gak bisa ngapus gamenya?"

"positive thingking aja dulu, mungkin ada kesalahan di hape kita." Miihi mencoba untuk tidak menggubris pikirannya yang kemana mana. "Coba nanti besok kita coba lagi."

Somi mengangguk mendengarkan miihi sebelum meletakkan ponselnya sendiri. Mereka berdua terlalu terkejut dengan apa yang terjadi. Ini tidak mungkin lebih dari sebuah kesalahan. Harusnya seperti itu. Tidak ada lagi yang bisa menjelaskan mengapa kedua ponsel mereka menjadi begitu aneh.

Aplikasi sialan itu.

+++++







Okee.. mungkin chapter ini emng gaje

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaaa vote dan coment^^

T.O.D | ɴᴄᴛ ᴅʀᴇᴀᴍ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang