19

304 56 1
                                    

28 Oktober, 20:08

"Pliisss deh nyonya mina myoi yang cantik dan baik hati tidak sombong," Jisung memohon. "Kita bakalan ngelakuin apapun yang bunda suruh ke kita, oke?"

"Apa pun?" Tanya ibu sambil melihat miihi dan jisung.

"iya, jisung bakalan nyuci piring sebulan penuh." saran miihi, membuat jisung menatap tajam miihi.

"Anj-"

miihi menatap balik jisung, menyuruhnya untuk ikutin aja apa yang ia katakan melalui tatapan.

Ibu miihi berpikir, miihi dan jisung menatap ibunya penuh tatapan mohon.

"terserah deh, tapi kalian berdua pengen pergi jauh cuma sama temen temen kamu dan tanpa orang dewasa. Kakak tahukan kalau itu berisiko? Apalagi teman kamu cowo semua."

"Aku tahu, bun." kata miihi. "Tapi kita akan baik-baik aja kok, Mark juga ada disana. Bunda percaya sama dia kan?"

"iya, bunda percaya sama mark..." ucap ibu miihi. "bunda juga tau kalau dia bisa ngejaga kalian. tapi tumben pergi jauh gini, ada apa?" tambah ibu miihi sambil menatap miihi.

Miihi mengangkat alisnya. "Hah?"

"Biasanya kan kamu palingan pergi sama temen yang deket deket rumah aja, ini tumben pergi jauh jauh, mau ngapain?"

Pertanyaan itu berhasil membuat miihi dan jisung berkeringat dingin. "Ya jalan jalan laah bun, healing healing sama temen gitu..." 

"Ahahaha, iya bun kaya gitu." Jisung ikut mengiyakan.

Bunda mina mengangkat alisnya tidak yakin. "beneran? kamu akhir akhir ini ada masalah kah? jangan sampai bunda dengernya dari temen temen kamu." 

"nggak ada bun, cuma masalah yang somi itu tapi kan sekarang udah selesai." Ucap miihi meyakinkan mina.

ukh, ini kenapa tiba tiba di interogasi gini deh, batin miihi.

"Ehm, mau denger cerita bunda ngga?" Tanya bunda mina tiba tiba.

Lantas jisung dan miihi menatap bundanya.

"Tumben bun?" Tanya jisung.

Seakan akan ia menjawab, bunda mina hanya tersenyum dan memulai ceritanya.

"Bunda semasa sma punya sekumpulan teman kaya kalian gitu, kita mulai deket semasa awal mos sampai kita ngerencanain untuk kuliah di universitas yang sama juga. sampai dimana ada satu permainan biasa yang populer pada jaman itu dan kita semua ikut bermain bareng. Bodohnya di antara teman bunda ada salah satu yang mempunyai dendam sesama termasuk kepada bunda. Permainan yang awalnya dimulai dengan tawa lama kelamaan menjadi pertumpahan darah... kita mulai menuduh satu sama lain sampai permainan itu jadi sangat sangat berbahaya." Bunda mina menjeda ceritanya.

"Ada satu hari dimana dua teman bunda hilang selama dua hari secara bersamaan, kita udah hubungi polisi, akhirnya di hari ketiga mereka ditemukan tapi sayangnya salah satu dari mereka terkulai lemas sedangkan satunya menodongkan pisaunya dan dia juga ditangkap sebagai pelakunya. Tentu aja kita semua sedih ditambah shock, bunda nggak nyangka sama sekali kejadian ini bakal terjadi sama bunda dan temen bunda sendiri. Ohya, kalian kenal tante sana?"

Miihi mengangguk, "kenal, ibunya bangchan bukan?"

Bunda mina mengangguk, "ya, sayangnya dia meninggal kan dua tahun yang lalu? Dan tersangka jika motif pembunuhan itu bersangkutan dengan dua puluh enam tahun yang lalu pas ketika kejadian itu."

Jisung dan miihi membulatkan matanya terkejut dengan fakta yang barusan ibunya sendiri bicarakan, yang mereka berdua ketahui hanyalah tante sana itu meninggal karna bunuh diri tapi memang tidak ada alasan yang jelas.

"Bun, kalo gitu berarti ayah juga... terlibat?" Tanya jisung.

bunda mina mengangguk.

Jisung dan miihi menutup mulutnya, tidak disangka kedua orang tuanya sendiri pernah terlibat dalam suatu kejadian yang tidak terbayangkan semengerikannya itu. 

"Eh lagi ngapain ini, kayanya seru banget nyampe gak nyadar ayahnya sendiri udah pulang." Tiba tiba suara berat itu mengisi kesunyian di ruang tamu itu.

Lantas bunda mina menghampiri sang suami, membantunya melepaskan jas kantornya.

"Ih, kepoan banget deh. Ohiya miihi tolong siapin teh buat ayah ya, jisung kamu ke meja makan duluan aja kita makan malam bareng." Suruh bunda.

Miihi dan jisung segera berdiri, melihat bundanya yang mengedipkan matanya sebelah mereka berduapun mengerti. Miihi ke dapur sedangkan jisung ke ruang makan menyiapkan piring yang akan digunakan untuk makan malam ini.

Mina tersenyum melihat kedua anaknya, tangannya mengambil tas berat sang suami dan menaruhnya di meja dinding.

"Kamu udah ceritain ke anak anak?" Tanya jeonghan.

Mina mengangguk, "udah, barusan aku ceritain... tapi aku bohong sedikit biar anak anak ngga terlalu takut."

Jeonghan tersenyum tipis, tangannya bergerak mengelus elus rambut mina perlahan.

"Bagus, sekarang kita hanya bisa berharap dia tidak keterlaluan seperti kejadian itu."

Mina menghela napasnya, "andai kita tau pelaku sebenernya, pasti ngga akan jadi begini."


++++++


Seusai makan malam miihi dan jisung tersenyum naik ke lantai atas. Jisung mengikuti miihi ke kamarnya.

"Tapi kalo jawab terserah bunda setuju apa ngga?" Tanya jisung sambil duduk di samping miihi setelah ia duduk di tempat tidurnya.

"Gue harap bunda setuju." Jawab miihi. "Mereka pasti gak bisa ngelakuin ritual itu tanpa kita. Kita semua harus ada di sana."

"Tapi kalo ternyata bunda ngga ngebolehin kita, terus mereka mau ngelakuin ritual tanpa kita gitu?" ucap jisung sambil tiduran

Miihi ikut berbaring sebelum menjawab. "Gue gak yakin. Mungkin kita harus diskusi ulang." Ucap miihi. "Gue gak mau ngambil risiko yang lebih buruk terjadi sama kita kalo mereka ngelakuin ritualnya tanpa kita."

Jisung bersenandung, menyilangkan tangannya di depan dada sebelum berbicara lagi. "Tapi.. apa yang diceritain sama bunda itu bener?"

"Nggak tau." Ucap miihi asal. "tapi gue pernah liat di koran lama kalo memang pernah ada pembunuhan di suatu sekolah."

Tiba tiba Ruangan itu mendadak sunyi. Hingga akhirnya miihi berbicara lagi.

"ini informasi besar, mungkin ngga apa apa kah ngasih tau mereka?" tanya miihi.

jisung mengangkat bahunya. "terserah lo aja sih, tapi kayanya kasih tau mereka aja biar kita bisa lebih berhati hati."

"tapi kalo bunda tadi ngomongin kaya gitu berarti bunda udah tau dong?" tanya miihi.

miihi membalikkan badannya, menyipitkan matanya sambil menatap jisung.

jisung yang merasa tidak nyaman di tuduh begitu saja mengerang, "idiiiih, apaan lo liat liat? Bukan gue ya. Ngapain juga gue ngasih tau ini ke bunda. bunda cuma khawatir aja kali gegara kejadian yang pernah dialamin bunda juga."

ah ya, mungkin jisung ada benernya juga. 

"tapi gue juga penasaran deh.." ucap jisung.

"apa?"

"siapa pelakunya, dan siapa yang pas itu jadi korbannya?"


×××××










⚠ Clue 2 : 17 ing = 13-9-14-7-25-21
Pelakunya bukan anak anak dream😇

T.O.D | ɴᴄᴛ ᴅʀᴇᴀᴍ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang