17

291 57 0
                                    


Miihi mengangkat alis pada anak laki-laki itu. "Kenapa lo gak ikut baca?" Tanya miihi. "Lo gak mau tau apa isinya?"

Jaemin menggelengkan kepalanya. "ini mungkin isinya tentang hal hal perempuan. Lo aja yang baca."

Miihi menghela napasnya sebelum mengambil buku itu dari tangan jaemin. miihi tahu persis apa yang dimaksud Jaemin, meskipun dia tidak mengatakannya dengan tepat.

Jaemin tidak ingin membaca apa pun tentang apa yang mungkin telah dilakukan oleh Somi selama hubungan mereka, atau dengan siapa somi melakukan sesuatu.

"Tunggu." Ucap jaemin, sesuatu menarik perhatiannya pada lemari kotak bertingkat Somi.

Jaemin berjalan ke arah lemari itu dan miihi mengikutinya. Matanya tertuju pada kotak perhiasan besar berwarna merah muda terang yang terbuka. Miihi melihat banyak kalung dan gelang berserakan di dalamnya. Kaya tempat khusus buat perhiasan.

Jaemin mengambil kotak itu, mengambil salah satu dari banyak kalung itu. "Ini.." jaemin memotong ucapannya. "...Kalung yang gue kasih." Jaemin berbisik.

"Iih, bagus." Komentar miihi, memeriksa kalung yang jaemin pegang.

Kalungnya berwarna perak dan memiliki liontin hati perak di atasnya. Saat Jaemin memutar kalung di antara jari-jarinya, miihi melihat kata kata "Jaemin" diukir di belakangnya, diikuti oleh sebuah hati kecil.

Anak laki-laki itu menatap kalung itu sebentar, dan miihi bisa tahu jaemin mulai emosional. Semua ingatannya dengan Somi mungkin kembali padanya. Di semua saat-saat indah mereka berbagi.

Tiba-tiba, Jaemin menekan tangannya ke tangan miihi, memaksa tangan miihi terbuka dan mendorong kalung itu ke dalamnya.

"Kenapa—" miihi menghentikan kalimatnya saat Jaemin meraih ke leher dia sendiri, memperlihatkan kalung yang tersembunyi di balik kemejanya. "Ini sama kaya kalung yang ada di tangan lo itu."

Dia menarik kalung itu dengan marah, menyebabkan rantai kalung itu putus menjadi dua.

"Jaemin?" tanya miihi dengan khawatir.

"Gue gak pernah ngelepasin kalung ini." Kata jaemin, melihat kalungnya yang sekarang rusak. "Gue gak peduli apa yang terjadi sama gue dan dia, gue gak akan pernah ngelepasin kalung ini."

Dia membanting kalung itu ke lemari, mengejutkan miihi. Kenapa tiba-tiba jaemin marah?

Miihi melihat kalung yang ada di tangannya, membandingkannya dengan yang tergeletak di dekat lemari.

Miihi melihat perbedaan di antara keduanya. Kalung Jaemin meski jelas rusak, terlihat lebih kusam. Sepertinya dia benar-benar tidak pernah melepasnya, seperti yang jaemin bilang.

Kalung Somi masih berkilau. Seperti tidak tersentuh sama sekali, seolah baru saja ia beli. Bahkan ada label kecil yang masih melekat di situ.

Saat miihi melihat itu, ia akhirnya mengerti kenapa Jaemin begitu kesal.

"Lo gak pernah melepasnya," miihi melihat kembali ke anak laki-laki itu. "Dan dia gak pernah memakainya."

Miihi menyaksikan air mata mengalir di wajah jaemin, tangannya membentuk kepalan di sisi tubuhnya.

"somi gak pernah anggep gue serius." miihi bisa mendengar luka dalam suaranya. "Itu sebabnya dia selingkuh. Gue bukan apa-apa bagi dia."

"Dia gak pernah mencintai gue. Itu semua hanya akting belaka. Dia juga gak pernah—" Suaranya serak.

Miihi tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan kecuali menepuk pundaknya untuk menenangkannya, mencoba menghiburnya seperti yang baru saja jaemin lakukan pada miihi.

T.O.D | ɴᴄᴛ ᴅʀᴇᴀᴍ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang