Duapuluh Enam

3K 183 18
                                    

"Papah mana mah!"

Bocah laki-laki berusia 5 tahun itu menuruni tangga dengan mbesengut.

"Lagi mandi Suga, bentar lagi juga ke ruang makan, makan bareng kita."

"Lama banget mandinya kaya cewek." Bocah itu mendengus sebal lalu naik ke kursinya.

"Tuh papah kamu."

Bocah itu membalikkan kepalanya ke belakang, setelah melihat papah kebanggaannya tengah menuruni tangga bocah itu hanya melirik sebal lalu kembali menatap depan.

"Pagi jagoan papah Suga." Suga. Pria itu mengusap pucuk kepalanya anaknya, yang tak di gubris sama sekali oleh bocah itu.

"Kenapa tuh anakmu Ter. Pagi-pagi udah kusut kaya sempak yang belum di setrika aja." kata Suga setelah duduk dari kursi yang di tarik Teri.

"Suga!" Teri mempelototi Suga karena omongannya yang ngawur di depan anaknya. Suga kemudian terkekeh.

"Hehehe maaf sayang. Ini Suga kecil jagoan papah kenapa? Bilang mau apa? Nanti papah beliin." kata Suga menatap anaknya yang masih diam.

"Kenapa sih nama Suga harus sama kaya papah! Kan Suga jadi malu di katain sama Queena katanya papah sama mamah nggak kreatif. Nama Suga namanya orang tua!"

"Berani banget ngatain papah Suga. Nama Suga itu keren, dan yang jelas kamu turunan orang keren Ga."

"Udah di makan itu jangan di liatin terus." Suga menunjuk piring berisi sarapan pagi yang ada di hadapan putranya.

"Pah hari ini Suga mau pake jam tangan yang bisa buat nelfon papah itu apa namanya pah pokoknya Suga mau pake itu. Mau pamer ke Queena kalo Suga itu keren!" mantap Suga kecil, Teri dan Suga hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putranya yang setiap harinya membuat mereka berdua melatih kesabarannya. Bandel dan nakal bukan main tidak bisa diam.

***

"Papah!!!" bocah perempuan berlari dan langsung menerjang tubuh besar seorang pria, pria itu meraih merengkuh tubuh mungilnya ke dalam gendongannya.

"Papah Jimin akhirnya dateng yeay!! Papah beliin Queena jam yang bisa buat nelfon itu kan. Queena mau pamer ke Suga kalau Queena punya jam itu." tanya Queena antusias.

"Udah dong, ini." Jimin menganbil sesuatu di sakunya dan jam tangan berwarna pink itu kini ada di depan mata Angel, Angel segera mengambilnya, dengan hati yang bahagianya bukan main.

"Yeay!! Makasih papah. Queena sayang papah! Muah." Queena mengecup pipi Jimin, lalu dirinya merosot dari gendongan Jimin.

"Sebelum pamer ke Suga, Queena mau pamer dulu ke mamah!" serunya lalu masuk ke dalam kamarnya menghampiri mamahnya.

"Mamah!!" Queena masuk ke dalam kamar Angel, Angel yang tengah merapikan tempat tidur sontak Angel berbalik dan menciptakan senyum manisnya pada anak semata wayangnya bersama Jungkook.

"Apa sayang? Kamu kok belum berangkat? Bukannya papah Jimin udah ke sini?" tanya Angel, wanita itu berjongkok agar tingginya setara dengan putrinya dan merapikan jepit rambut Queena yang hampir terlepas.

"Papah Jimin ngasih Queena ini mah. Lihat, baik banget ya papah Jimin nanti Queena jadi bisa pamer ke Suga." jawab Qeena antusias menunjukan jam tangan imonya yang sudah terpasang di pergelangan tangannya.

"Iya bagus. Sekarang dimana papah Jimin?"

"Di luar mah."

"Ya udah mamah mau nemuin papah Jimin dulu ya. Queena siapin buku-bukunya dulu ya." kata Queena begitu lembut.

( not ) Om Jungkook ( SUDAH TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang