Tigapuluh Lima

3K 184 2
                                    

Sebut saja Jungkook gila sekarang. Iya, gila karena pesona Angel yang tak bisa ia tepis lagi.

Tangan satunya fokus menyetir, namun satunya lagi mengarah pada layar ponselnya yang menampilkan gambar Angel. Jungkook mengvideo call Angel, mentatap penuh pada layar ponselnya yang berdering.

"Aish!" Jungkook geram, karena Angel mengabaikan panggilannya bahkan tak mengangkat panggilannya. Ponselnya ia lempar ke tempat duduk samping kembali fokus menyetir dengan emosi dan kesal yang bercampur jadi satu.

Beberapa detik ponselnya berdering, senyum tentu tercipta di wajah tampan laki-laki itu. Benar kan dugaan Jungkook, Angel tidak mungkin mengabaikannya bahkan tidak akan pernah mungkin dan itu hanya pikiran negatif Jungkook saja. Jungkook dengan segera menyambar ponselnya lagi senyum terus mengulas di wajahnya sampai akhirnya perlahan lenyap ketika membaca nama sang penelpon.

Park Jimin.

Untuk apa dia menghubungi Jungkook? Jungkook sampai bingung, apa Angel tidak memberitahu Jimin seputar hubungannya. Dengan malas Jungkook menekan tombol hijaunya lalu meletakkan benda pipih itu di pipinya.

"Halo?"

"Bisa ketemu nggak? Ada Angel juga disini. Ke Cafe X tempat nongkrong kita pas dulu,"

"Angel sama lo! bis---kenapa di matiin bangsat!!!" geram Jungkook saat Jimin mematikan panggilannya sepihak. Tak mau membiarkan Angel bersama Jimin, Jungkook segera memutar mobilnya menemui Jimin.

***

Jungkook turun dari mobilnya, dia berlari ingin segera bertemu Jimin. Mendengar Jimin bersama Angel saja Jungkook tidak rela bagaimana jika melihatnya, Jungkook tidak akan membiarkan Angel pergi dari sisinya lagi cukup satu kali jangan lagi.

Saat masuk ke Cafe X, mata Jungkook mengitari isi Cafe mencari seseorang yang tak lain Jimin. Saat di temukannya sosok Jimin yang tengah duduk di salah satu nomor meja paling ujung segera Jungkook berjalan menghampirinya.

"Mana Angel!! Mana!!" Jungkook mencengkram kerah kemeja Jimin dengan kasar membuat Jimin hampir tercekik karena cengkraman kuat yang Jungkook berikan.

"Santai Jung, leher gue sakit ini."

"Lo umpetin Angel di mana hah!"

"Hahahahha,"

Mendengar tawa dari Jimin membuat Jungkook menukikkan alisnya bingung.

"Gue nggak lagi ngelawak ya!!" tegas Jungkook.

"Ternyata pengaruh Angel ke lo besar banget ya. Nggak ada Angel disini."

"Jadi lo bohongin gue!"

Jimin mengangguk, perlahan cengkraman kuat Jungkook di kerah bajunya terlepas.

"Kalo nggak pake Angel mana mau lo ketemu sama gue. Gue juga mau ngomong seputar Angel, Duduk dulu sekalian tuh minum gue udah pesenin coffe latte kesukaan lo, kayaknya lo haus." Jimin mengedikkan dagunya menunjuk kursi di depannya, Jungkook membuang napas kesal tapi dia duduk di kursi depan Jimin lantas menyeruput coffe lattenya sebentar.

"Jadi lo gak dapet Angel, sekarang mau ngincer gue?" tanya Jungkook menjahili Jimin.

"Gue masih suka lubang ya bukan batangan. Sembarangan!" Jimin tidak terima, Jungkook terkekeh melihat ekpesi Jimin yang kesal karena candaannya.

Sudah lama tidak berbincang bersama membuat keduanya seperti melepas kerinduan sebagau seorang teman dan sahabat.

Jimin meletakkan dua lembar kertas persegi di atas meja lalu di sodorkan ke arah Jungkook.

( not ) Om Jungkook ( SUDAH TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang