"Jadi papah Jimin papahnya Queena kan pah?"
Sudah berulang kali Queena mengulang pertanyaan yang sama pada Jimin, bocah yang akan menginjak usia 5 tahun itu berada di pangkuan Jimin.
"Iya. Tentu Queena anaknya papah Jimin. Memangnya siapa lagi kalau bukan papah Jimin. Hmm," Jimin tak bosan-bosannya meyakinkan Queena sembari menyisir rambut Queena yang sebelumnya berantakan.
"Kok mamahnya Dami bilangnya Queena anak haram. Padahal kan nama papahnya Queena itu Park Jimin bukan Haram," ujar bocah polos itu sambil memakan permen yuppi di tangannya.
Jimin terkekeh sebentar mendengar celotehan Queena.
"Dengar papah. Queena jangan mendengarkan apapun yang keluar dari mulut orang lain. Cukup percaya pada papah dan mamah ya. Queena anak papah. Papah Jimin," Jimin mengusap pucuk kepala Queena sebelum mencium pelipisnya.
"Iya papah. Papah, Queena ngantuk tapi Queena mau bobok di tengah-tengah papah sama mamah ya." seru Queena bersemangat, Jimin tentu terjekut. Sekamar dengan Angel. Jimin mengigit bibir bawahnya tidak enak hati pada Angel, takut Angel berfikir yang macam-macam tentangnya, takut Angel akan beranggapan kalau Jimin menggunakan Queena untuk mendekatinya.
"Papah! Ayoo!" Queena menggoyangkan lengan Jimin menyadarkannya dari lamunan, Jimin tersenyum kemudian mengangguk. Tidak bisa menolak bocah cilik itu.
Jimin menggendong Queena masuk ke kamar Angel.
"Cklek"
"Jimin!!!"
Angel yang tengah memakai lingerie tanpa lengan dan tengah memandang kaca membersihkan sisa make up terlonjak kejut saat melihat Jimin masuk tanpa permisi dan menggendong Queena. Segera, Angel meraih mantel untuk menutupi tubuhnya yang sedikit terekspose dan sudah jelas Jimin yang melihat penampilan tidak biasa Angel menelan salaivanya susah payah. Bahkan, benar-benar membangunkan sisi jantannya.
"Maaf ... Queena-"
"Mamah malam ini papah Jimin tidur bareng ya. Queena pengin tidur di peluk sama papah sama mamah." kata bocah itu. Angel diam, dia tidak bisa menjawab ingin menolak tapi takut Queena tersakiti.
Jimin yang mengerti melangkahkan kakinya mendekat pada Angel, berhenti tepat di sampingnya lalu berbisik.
"Tidak perlu khawatir. Jangan sampai Queena ragu soal siapa ayahnya." kata Jimin kemudian melangkah ke arah ranjang, memposisikan Queena tertidur di sana disusul dirinya.
"Mamah ... Cepetan bobo!" seru Queena, Angel berbalik memasang senyum untuk putrinya lalu naik ke ranjang dan memposisikan dirinya berbaring di sebelah Queena.
Malam ini hanya ada kecanggungan di antara keduanya, diam sampai Queena benar-benar terlelap. Tapi sayangnya, Queena malah berceloteh ria apa saja tentang sekolahnya tentang Suga kecil yang katanya musuh abadinya.
Angel ingin ini segera berkahir, dia tidak mau berlama-lama seperti ini apalagi tangan Angel dan Jimin saling di tautkan oleh Queena. Angel ingin menjaga matanya agar tak terlelap dan menunggu Queena tertidur tapi rupanya itu tidak bisa, karena nyatanya Angel lebih dulu tertidur.
Celotehan Queena berhenti tanda bocah itu sudah terlelap, Jimin yang masih terjaga tersenyum, ia bangkit berniat menyelimuti mereka berdua. Saat hendak bangkit, pandangan Jimin terarah pada jemari Angel yang masih tertaut di jemarinya karena ulah Queena. Jimin tersenyum diam-diam kemudian dengan hati-hati melepaskan tautan jemarinya dengan pelan-pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/243946814-288-k377684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
( not ) Om Jungkook ( SUDAH TAMAT )
Fiksi Penggemar"Enggak! Udah deh om! Nggak usah nganggu Angel ngerti! Angel benci om! Om pergi dari kehidupan Angel!!" "DIAM ANGEL!!! Sekali lagi kamu berteriak pada saya! Akan om buat kamu sepenuhnya milik om!!" "Tidak segan-segan saya setubuhi kamu sekarang juga...