"Tugas loe hari ini bersihin ni rumah, gue mau tidur dan pas gue udah bangun tidur semua udah harus kelar," Alex menuju tangga untuk ke lantai dua, tempat kamarnya berada.
"Dan satu lagi loe keluar aja dari kerjaan loe yang di kafe, gue bakal bayar loe kok," teria Alex dari lantai atas, lalu kemudian masuk ke kamarnya.
**
Sandra memulai pekerjaannya, awalnya dia menyapu seluruh ruang tamu Alex, hanya menyapu bagian itu saja Sandra sudah sangat lelah. Ruang tamunya saja sebesar lapangan bola bagaimana Sandra bisa sanggup, belum lagi lantai atas, kolam berenang, dapur, dan tempat lainnya ini lebih melelahkan daripada bekerja di kafe. Sandra mengusap keringat di dahinya dengan telapak tangan, lalu kembali menyapu lagi.Pukul: 16.00, Alex merenggakan otot-ototnya sehabis bangun tidur, lalu turun ke lantai bawah untuk melihat pekerjaan Sandra. Setelah sampai di bawah Alex melihat Sandra yang tertidur di meja ruang tamu dengan masih membawa kain kap ditangannya, "Oi, oi bangun," ucap Alex sembari menusuk-nusuj lengan Sandra dengan gagang sapu. Sandra masih tidak bergeming dari posisinya "Kebo juga ni anak kalau tidur," gerutu Alex dalam hati. Akhirnya Alex menberiakan Sandra tidur dengan keadaan semula.
Sandra mengerjap, dia melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul: 19.00, "Aduh kok bisa ketiduran si," sesalnya.
"Eh udah bangun juga loe," ucap Alex, Sandra hanya menunduk.
"Ma...maaf ya," lirih Sandra.
"Ternyata kalau tidur lie kebo juga ya," Alex tersenyum meremehkan.
"Buatin gue makan malem sana, habis itu baru loe boleh pulang," Alex berjalan menuju televisi dan menontonnya.
**
Selesai menyajikan makan malam Sandra bergegas mengambil tasnya, dia mengambil ponsel dari dalam tasnya. Saat dia melihat benda pipih itu ada panggilan tidak terjawab sebanyak seratus kali dari Bu Aisyah, pasti Bu Aisyah sekarang sangat cemas. Sandra hendak menelepon Bu Aisyah, namun hpnya dengan cepat direbut Alex. "Gue udah ngomong tadi sama Bu Aisyah kalau elo di sini lagi belajar kelompok bareng gue," ucap Alex. Sandra melotot, menurutnya memainkan hp seseorang tanpa sepengetahuan sang pemilik melanggar privasi orang tersebut. "Kenapa lie melotot gitu? Mau protes? Salah loe lah tidur kaya kebo orang udah khawatir nyariin gak loe angkat," semprot Alex, ada benarnya yang dikatakan Alex dia tidak sepenuhnya salah, Sandra juga salah karena tidak mengangkat telepon dari Bu Aisyah.Alex menarik tangan Sandra, Sandra terkejut dengan apa yang dilakukan Alex. "Makan gih bareng gue, eits jangan gr loe, gue ngelakuin ini karena gue gak mau pembantu gue satu-satunya sakit. Entar kalau loe sakit siapa yang repot? Guelah gak ada yang bersihin ini rumah," cerocos Alex. Sandra hanya tersenyum, menurutnya tingkah Alex sangat lucu. Dia seperti roller coster yang mudah berubah-ubah, kadang menyeramkan, kadang juga baik tapi mencari alasan atas kebaikannya.
"Gak usah senyum-senyum loe," Alex melotot.
Sandra terkekeh, marahnya Alex persis anak kecil yang ngambek karena dimarahi sang Ibu. Hanya pura-pura marah.
"Eh pakai ketawa lagi loe aoa yang lucu hah?" Alex benar-benar marah kali ini, Sandra langsung terdiam dan menunduk.
"Wait, gue ingetin sama loe siapa tau loe lupa kalau gue mau loe keluar dari kerja loe yang di kafe dan selama loe jadi pembantu gue loe akan gue bayar. Kalau loe gak mau nurut ya siap-siap aja di skors karena ketauan elo kerja, padahal peraturan sekolah udah jelas bahwa para murid dilarang kerja," cerocos Alex. Sandra mengangguk.
"Kok gue banyak ngomong hari ini ya?" heran Alex pada dirinya sendiri, Sandra yang melihat tingkah Alex ingin tertawa namun ia tahan.
Sebenarnya Alex itu orang yang konyol walau tampangnya cool dan badboy tapi tidak sinkron dengan kelakuannya.
"Udah sana pak anteri ni jomblo satu," kata Alex gaje alias gak jelas.
**
Sandra merebahkan dirinya di kasur, lalu menatap langit-langit kamar. Melihat tingkah Alex yang aneh hari ini membuat dia tertawa, nadanya marah tapi mukanya seperti anak kecil minta dibelikan permen, siapa yang akan takut jika begitu.Sandra turun dari kasur, dan mulai menulis di diarynya seperti biasa. Selesai Sandra menuliskan keluh kesahnya di buku kecil itu dia menyimpannya kembali di laci meja belajarnya.
Telepon Sandra berdering, terpampang nama Alex di sana, Sandra sedikit terkekeh karena nama kontak yang Alex berikan sendiri pada hpnya. Sandra langsung mengangkatnya, "Halo," ucap Sandra mencoba menetralkan suaranya sehabis tertawa.
"Besok buatin gue bekel buat sarapan," Alex menguap. 'Tut, tut, tut' dan setelahnya telepon dimatikan begitu saja, Sandra membuang napas kasar.
💬 Alex, sang Raja sekolah ter uwu sejagad raya: Bawa ke kelas gue besok.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
AlexSandra
Teen Fiction"Loe mau gak jadi pacar gue?" tanya Alex dengan perasaan gugup. "Maaf aku gak bisa nerima kamu ada seseorang yang aku cinta," jawab Sandra lalu pergi. ** Sejak ditolak Sandra, Alex bertekad akan membuat Sandra menderita seumur hidupnya. Dan benar...