💛AS-13 ( Raja sekolah dan pelayannya)💛

24 6 2
                                    

Sandra membolak-balik posisi tidurnya, dia tidak dapat tidur. Walaupun tubuhnya telah lelah tapi mata dan otaknya tidak mau terpejam dan beristirahat. Sandra bangun dan duduk di kasurnya, perkataan Alex terus saja terngiang-ngiang di kepalanya bagai kaset rusak yang diputar berulang kali. Sandra belum menentukan jawabannya, menjadi pacarnya tapi terasa seperti pembantu sama saja artinya dengan pembantu. Menjadi pembantunya tentu dia akan diperlakukan secara sadis, dan di bully satu sekolah yang menjadi pilihan ketiga?  Oh tentu big no, Sandra sudah terlalu trauma dengan hal itu. Tidak memilih? Tentu tidak bisa ditambah lagi Alex menekankan bahwa nantinya teman-teman Sandra akan terkena imbasnya, dan tentu Sandra tidak ingin orang tidak bersalah ikut tersiksa karenanya.

Lantas apa yang akan Sandra pilih? Sandra mengacak-acak rambutnya frustasi, apapun pilihan Sandra pilihannya akan sama saja, akan berujung pada penyiksaan yang akan Alex berikan. Sandra turun dari tempat tidur mengambil buku diary miliknya, lalu mulai mencurahkan isi hatinya pada diary yang dia beri nama 'Tistan' itu.

Selesai menulis diary Sandra merasa sedikit lega karena seperti beban dalam pikirannya sedikit terangkat, Sandra menuju dapur untuk membuat susu cokelat agar membantunya tidur. Lalu setelah itu dia tidur, dan berdoa semoga Allah mau membuat Tistan hadir di mimpinya dan memberikannya jawaban atas 3 pilihan yang Alex berikan.

**
Seorang anak lelaki menuju ke arah taman, disana Sandra tengah melamun di ayunan. Anak kecil itu duduk di ayunan yang bersebelahan degan Sandra, "Apa kabal (kabar)," kata anak lelaki itu dengan nada khas cadel anak kecil.

Sandra melihat ke arah sumber suara, "Tistan," Sandra membekap mulutnya tidak percaya, air matanya mengalir deras saat itu juga.

"Jangan angis (nangis), aku gak suka liat kamu angis (nangis)," tangan mungil Tistan menghapus air mata yang mengalir ke pipi Sandra.

Sandra memeluk Tistan erat, menyalurkan semua rindu yang selama ini dia pendam. "Aku kangen kamu," ucap Sandra, tangisnya kini lebih deras.

"Iya kangen ci (si), tapi aku cecek apas (sesek napas) ni," kata Tistan polos. Sandra melepaskan pelukannya dan tersenyum

"Kamu denger doa aku ya, Tistan?" tanya Sandra, Tistan mengangguk.

"Jadi menurut kamu gimana?" tanya Sandra lagi meminta pendapat.

" Dua," Tistan menunjukkan 2 jarinya.

Sandra mengangguk paham.

Sandra terbangun dengan senyum dan air mata yang menghiasi wajahnya, walaupun hanya bertemu Tistan dalam mimpi tapi baginya itu sudah sagat berharga.

**
Sebuah tangan kekar menarik Sandra yang sedang berjalan di koridor menuju taman belakang sekolah. Ya, yang menarik tangan Sandra adalah Alex. Sandra hanya diam dan mengikuti langkah Alex sambil tertunduk.

"Jadi apa jawban loe?" Alex menghempaskan tangan Sandra yang semula dia pegang. Sandra masih diam, dia sangat takut.

Alex mengangkat wajah Sandra dengan telunjuk yang dia tempelkan di dagu Sandra. "Gue tanya sekali lagi apa jawaban loe, jangn uji kesabaran gue," ucap Alex penuh penekanan.

"I...i...iya," ucap Sandra dengan susah payah. Sandra menunjukkan 2 jarinya, yang berarti dia memilih pilihan kedua.

"Oke gue terima jawaban loe, sini hp loe," suruh Alex, dengan tangan gemetar Sandra memberikan hpnya pada Alex.

Alex dengan cepat mencatat dan menyimpan nomornya di hp Sandra, yang kontak namanya dia buat 'Alex, sang Raja sekolah ter uwu sejagad raya'.

"Nih," Alex menyerahkan ponsel Sandra kembali, lalu pergi.

Sandra masih gemetar di tempat semula ia berdiri. "Five minutes left first lesson will begin," suara itu menyadarkan Sandra, lalu Sandra menuju ke kelasnya.

Seorang pemuda yang semula memejamkan matanya di atas pohon membuka matanya, dia kemudian turun dari pohon dan menuju ke kelasnya.

**
BINTANG dan KOMENNYA ya 😉

AlexSandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang