Sandra dengan terburu-buru menuju gerbang sekolah yang hampir ditutup, dia terlambat hari ini. Dan untunglah sebelum gerbang sekolah ditutup sempurna dia telah tiba disana.
"One minutes left first lesson will begin." Suara itu langsung membuat Sandra berlari lagi menuju ke kelas, di koridor dia terus berlari walau kakinya sangat pegal, serta keringat yang telah bercucuran, sampai Sandra tidak melihat dari arah yang berlawanan ada seseorang dan mereka bertabrakan. Buku dan kertas yang semula tertumpuk di tangan sang pemuda yang ditabrak Sandra berhamburan melayang, menampilkan kesan romantis seperti di dalam drama. Sandra dan pemuda tersebut jatuh terduduk, tapi pemuda tersebut dengan cepat berdiri.
"Woi kalau jalan liat-liat dong mata loe dimana ha!," bentak pemuda tersebut yang tidak lain adalah Alex.
Sandra menepuk-nepuk roknya, "Iya, iya maaf ya aku buru-buru soalnya," ucap Sandra.
'Deg'
"A...a...Alex," ucap Sandra tidak percaya.
"Oh loe ternyata, wah wah kenapa sekarang kulit loe jadi dekil gitu. Oh iya gue tau pasti loe buat dekil gitu ya biar kejadian SMP loe gak keulang lagi." Alex berjalan mengelilingi Sandra, Sandra menunduk.
"Udah lama gue nyari loe, eh loe malah nongol depan gue sekarang." Alex berjalan maju, dan Sandra berjalan mundur hingga terhalang tembok. Jarak mereka hanya beberapa senti saja, Sandra menahan napasnya.
"Loe coba kabur dari gue tapi sekarang takdir yang bawa loe ke hadapan gue, emag keberuntungan itu ada di pihak gue." Alex tersenyum miring.
"Well, loe tau kan kalau gue itu belum puas nyiksa loe sewaktu SMP jadi kita lanjutin lagi di masa putih abu-abu ini. Inget jangan berani-beraninya lagi loe kabur dari gue atau para temen baru loe itu akan kena dampkanya." ujar Alex penuh penekanan.
"Gue gak akan buat loe di bully satu sekolah lagi kok kaya dulu, tapi gue akan kasih tiga pilihan sama loe." Alex menjauh dari Sandra.
"Pilihan pertama loe jadi pacar gue tapi serasa pembantu, kedua loe jadi pembantu gue, atau ketiga loe gak milih sama sekali tapi akan di bully satu kelas bukan cuma loe yang akan di bully tapi juga para temen-temen loe itu, gue kasih waktu loe buat mikir sampai besok. Kalau gak ada jawaban yang keluar dari mulut loe siap-siap aja ya, soalnya gue lagi berbaik hati jadi pilihlah selagi gue kasih loe pilihan."
"Oh iya beresin semua buku dan kertas yang berserakan di lantai anter ke kelas gue." Alex melangkah pergi meninggalkan Sandra yang masih mematung disana.
Sandra diam mematung, lalu air matanya keluar degan deras. Sandra kemudian menghapusnya dan mulai memunguti semua buku dan kertas yang berserakan. Apakah penderitaan Sandra akan dimulai kembali?
**
"Loe kok baru dateng si," lirih Lana.Sandra hanya diam.
"San jawab dong," ucap Lana lagi agak keras.
"Ehem yang di belakang, kamu yang bernama Lana harap tenang saya sedang menjelaskan," kata Bu Susan menegur.
Semua mata tertuju pada Lana, "Iya maaf Bu," ucap Lana dengan malu.
**
"The time for take a rest."
Lana, Sandra, Lita, dan Grace menuju ke kantin sekolah."Mau makan apa ni kita?" tanya Lita dengan semangat.
"Gue bakso aja deh," ujar Lana.
"Gue mau, hmm somay aja," timpal Grace.
"Oke karena gue lagi baik gue yang peseni loe mau apa San?" tanya Lita pada Sandra. Sandra hanya diam, pandangannya kosong. Dia melamun.
"San oi hello spada," Lana melambai-lambaikan tanggannya di depan wajah Sandra.
"Eh iya kenapa-kenapa?" tanya Sandra.
"Loe kenapa si kok melamun? Mikirin apaan?" tanya Lana.
"Gak kok gapapa," jawab Sandra.
"Jadi loe mau pesen makanan apa San?" tanya Lita lagi dengan wajah agak sinis.
"Gak usah deh aku kan bawa bekal dari rumah," tolak Sandra.
"Yaelah bawa bekal segala kaya anak SD aja loe," sinis Grace.
Sandra hanya diam.
"Kok kalian gitu si, gak punya perasaan," Lana melotot ke arah Lita dan Grace."Bekal loe disimpen aja dulu buat istirahat kedua. Dan istirahat ini gue traktir loe deh ya, kan loe juga udah sampai di kantin," tawar Lana.
"Gak usah deh aku gak enak ditraktir mulu," tolak Sandra lagi.
"Udah deh gini aja, San gue traktir elo gak ada penolakan. Dan buat minumnya gue beliin sekalian es jeruk lama amat si loe pada udah laper ni gue," Lita langsung pergi tanpa menunggu respon dari ketiga temannya.
**
Lana, Sandra dan Grace melihat dengan ekspresi tidak percaya ke arah tumpukan mangkuk bakso dan orang yang masih memakan mangkuk baksonya yang ke-5."Loe doyan apa laper Li, rakus bener," komen Grace.
"Bodo, gue tu lagi laper karena gak makan dari pagi plus lagi sebel sama kak Vano," Lita memakan bakso dengan sadis seperti membayangkan itu adalah Vano.
"Emang diapain loe sama Vano?" kepo Lana.
"Di PHP in mulu," Lita meletakkan mangkuk bakso yamg sudah kosong ke tumpukkan bakso yang ada di sebelahnya.
"Bu pesen lagi Bu baksonya," kata Lita, dengan ditemani tatapan ngeri dari Lana dan Grace.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlexSandra
Teen Fiction"Loe mau gak jadi pacar gue?" tanya Alex dengan perasaan gugup. "Maaf aku gak bisa nerima kamu ada seseorang yang aku cinta," jawab Sandra lalu pergi. ** Sejak ditolak Sandra, Alex bertekad akan membuat Sandra menderita seumur hidupnya. Dan benar...