💙AS-3 (Lana dan Sandra)💙

68 21 5
                                    


HAPPY READING ✨

**
"The time for go home," seketika kelas riuh, semua sibuk membereskan peralatan sekolah yanga ada di meja ke tas masing-masing. "Nih pulpen loe, makasih ya sekali lagi," ucapa Lana sambil mengembalikan pulpen Sandra. "Buat yang traktiran..." "Gak usah," potong Sandra cepat "Aku ikhlas," tambahnya.

Semua murid berjalan menuju gerbang sekolah, lalu menaiki kendaraan masing-masing ada yang naik kereta, mobil, taksi, ojek online dan lainnya. Sandra berjalan menuju ke pinggir jalan raya untuk mencari angkot, uang jajannya pas-pasan dia bukan anak orang kaya. Dia bisa bersekolah disini saja karena mendapat beasiswa.

**
Sandra masih menunggu di bawah pohon dekat pinggir jalan tidak jauh dari gerbang sekolah, kemudian sebuah mobil berwarna merah berhenti di depan Sandra "Naik yuk, gue anter sampai rumah," kata Lana menawarkan seusai membuka kaca mobilnya, Sandra sedikit terkejut dengan kehadiran Lana yang tiba-tiba dia terlalu asyik mengamati lalu lalang kendaraan berharap angkot segera datang. Tapi Sandra segera menetralkan ekspresinya dia kembali berekpresi datar, "Enggak usah," tolak Sandra dia tidak mau dekat dengan orang lain lagi dia trauma karena pernah dikhianati. "Tapi ini udah mau sore lho, liat tu udah mau sepi," ujar Lana sambil menunjuk gerbang sekolah yang mulai terlihat sepi dengan dagunya "Kan lumayan juga uang jajan loe gak dipakek ya kan?  Jadi hemat deh, eh maaf bukan maksud gue menghina tapi..."

"Iya gapapa omongan kamu fakta kok," potong Sandra.

"I...iya maaf ya," sesal Lana, mulutnya ini kadang tidak bisa direm.

Sandra berpikir sebentar benar juga kata Lana dia bisa menghemat uangnya untuk besok dan lagipula Lana melakukan ini hanya karena Sandra meminjamkan pulpen padanya untuk berterimakasih tidak lebih, pikir Sandra. Lagipula siapa orang yang mau berteman dengan cewek hitam dan dekil seperti dirinya karena Sandra tau pasti sebagian orang akan memandang fisik orang lain terlebih dahulu untuk berteman, jarang orang yang tidak memandang fisik orang lain, apalagi di sekolah elit seperti ini pasti semua memandang fisik lalu kekayaan terlebih dahulu sebelum dijadikan teman. Sandra berjalan ke arah pintu mobil Lana lalu duduk dibelakang.
" Eeh loe kira gue supir elu apa pindah dong jangan dibelakang sini duduk samping gue," protes Lana.

"Nah gitu kan enak tenang gue gak gigit kok," kata Lana setelah Sandra pindah duduk didepannya sambil terkekeh. Sandra masih memasang wajah datar membuat tawa Lana berhenti.

"Ehem oke deh gue jalani mobilnya ya," mobil pun melaju bersatu dengan kendaraan lain.

Lana memperlambat laju mobilnya, sengaja dia ingin tau lebih banyak tentang Sandra. Jiwa keponya terusik, setelah apa yang terjadi tadi pagi, fakta bahwa Sandra mau meminjamkan pulpen pada Lana membuat Lana berpikir ulang tentang penilaiannya terhadap Sandra. Sandra tidak semenyeramkan yang Lana duga, walau Sandra berkulit hitam dan cupu tapi Sandra baik.

"Ehem, Sandra gue denger elo dapet beasiswa ya sekolah di Lexstar?" tanya Lana memulai percakapan agar tidak kikuk, dia tidak tahan dengan kesunyian dan kekikukan.

Sandra hanya mengangguk.

"Maaf ya kalau elo keganggu sama kelakuan gue, Lita sama Grace," tutur Lana sambil nyengir memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi.

"Soalnya kita itu emang geng rempong gak bisa diem, kita udah temenan sejak SD. Wkwkwk bisa ya kok lama banget gak kerasa gue temenan sama mereka udah segitu lamanya," tambah Lana lagi.

Sandra yang mendengar penuturan Lana bahwa mereka bertiga susah bersahabat sejak SD merasa iri, lalu Sandra baru teringat bahwa kedua teman Lana tidak ada di mobil Lana. Padahal mereka itu seperti saudara kembar.

"Eh iya baru inget, Lita sama Grace kemana kok gak pulang bareng kamu? " tanya Sandra.

Dalam hati Lana senang karena akhirnya setelah mengoceh sendiri Sandra mau menanggapi dan mengajaknya ngobrol.

"Itu mereka gue buang ke sungai uler," Lana tertawa renyah.

Sandra terbengong, bingung tidak paham dengan ucapan Lana. Lana yang melihat ekpresi Sandra tertawa semakin kencang.

"Hahahaha, muka loe lucu banget sumpah kayak orang bego hahahaha, ehem loe gak paham ya sama keabsudran gue hahaha maaf ya gue emang gini orangnya," Lana mengehentikan tawanya walau susah. Sandra tersadar akan ekspresinya yang terlihat bego setelah Lana berkata begitu, Sandra segera mendatarkan eksprsinya lagi.

"Mereka mau ke toko buku, hobi mereka kan baca novel. Kalau gue si alergi segala jenis novel, tapi gak sama buku mata pelajaran alhasil gue gak ikut deh, " jelas Lana, Sandra hanya mengangguk.

**
Jangan jadi SIDER, karena BINTANG dan KOMEN dari kalian adalah PENYEMANGAT dan MOOD BOOSTER aku banget 🤗😘

AlexSandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang