💛AS-28 ("Apa kabar Tistan?" (2) )💛

24 7 19
                                    

Happy Reading ✨✨✨
**
Alex masuk ke dalam kamarnya walau Tuan Yazetch belum pergi, Alex tidak mau jika Sandra berbuat macam-macam di kamarnya. Dan benar saja dia sekarang menangis sambil memeluk bingkai foto yang ada di kamarnya, "Ngapain loe nangis," heran Alex.

"Alex, Alex," panggil Tuan Yazeth dan menuju kamar Alex.

"Loe masuk ke kolong tempat tidur gue sekarang, cepet!" perintah Alex.

"Tapi, foto ini," kata Sandra.

"Iya nanti gue jelasin, cepet gue lagi gak mau diinterogasi bokap gue. Cepetan!" mendengar hal itu Sandra langsung menurut dan bersembunyi di kolong kasur Alex.

"Alex," panggil Tuan Yazetch.

"Ya Pa."

"Ayo bantu Papa berkemas, Papa mau berangkat lagi."

"Baik Pa," Alex melihat kolong kasurnya sebelun dia pergi keluar untuk membantu Tuan Yazetch berkemas.

**
Alex melambaikan tangan pada Tuan Yazetch saat mobil itu meninggalkan rumanhnya. Alex masuk ke dalam rumah, dan sudah ada Sandra di balik pintu. "Apaan si loe, kayak setan tau gak. Kaget gue," protes Alex. Sandra tidak memperdulikan ucapan Alex dan menarik tangan Alex menuju kamarnya.

"Ini foto ini, jelasin," mohon Sandra.

"Kenapa emang, loe kenal sama anak lelaki di foto itu?"

Sandra mengangguk, "Sangat," ujarnya.

"Dia Tistan kan?" tanya Sandra memastikan, walau dia sudah yakin bahwa itu adalah Tistan. Alex mengangguk, lalu menguap. Sebenarnya dia mengantuk sekali dan ingin tidur.

"Mau kemana?" tanya Sandra saat Alex beranjak.

"Tidur," acuhnya.

"Tapi jelasin dulu, kasih tau dimana Tistan sekarang," Sandra sangat tidak sabar ingin mengetahui dimana keberadaan anak lelaki, sahabatnya itu. Orang yang dia rindukan selama ini dan sangat dia cintai juga.

"Udah mati," jawab Alex santai.

"Apa?!"

"Gak, gak mungkin kamu pasti bohong gak mungkin," air mata Sandra tumpah lagi.

"Ngapain gue bohong gak guna juga," kata Alex hendak pergi.

"Gak tunggu, tolong ceritakan kenapa, kenapa Tistan bisa meninggal? Tolong ceritakan semuanya," pinta Sandra sambil memegangi lengan Alex. Alex menghebsukan napas, dia duduk kembali di kasurnya.

"Dia itu sahabat kembar gue, dia meninggal waktu dia mau piknik ke dufan. Hari itu gue gak ikut karena demam, gak disangka saat perjalanan pulang mereka kecelakaan Tistan dan Bunda gue meninggal," Alex mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh. Sandra tau bahwa ada nada kesedihan di sana, Sandra spontan memeluk Alex. Alex terkejut, Sandra menangis di pundak Alex. Alex tidak nyaman dengan hal ini, Alex mendorong tubuh Sandra untuk menjauh.

"Udah deh gak usah lebay yang udah meninggal gak akan balik walau elo tangisin seratus hari seratus malam," Alex keluar dari kamar. Lalu tidak lama kemudian kembali lagi.

"Ini uang kerja loe," Alex melemparkan amplop cokelat ke hadapan Sandra. 

"Gue gak akan ganggu hidup loe lagi, pergi sana sebelum gue berubah pikiran. Dan inget jangan kasih tau kisah ini sama siapa pun atau liat aja akibatnya."

Sandra berdiri mengambil amplop tersebut, dan hendak keluar. Tapi Alex mencekal lengannya, "Gue lakuin ini karena gue udah bosen sama loe, loe udah gak asyik karena udah bisa nglawan gue," Alex mendorong tubuh Sandra dan menutup pintu kamarnya.

**
Semenjak itu Sandra menjadi pemurung, dia masih tidak bisa terima dengan apa yang dikatakan Alex padanya. Hatinya berkata bahwa Tistan masih hidup, namun tidak dengan kenyataan yang dia dengar.

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AlexSandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang