When Night Falls•MYG•✔

42:[Sad Rain]

Yang patah akan tumbuh, dan yang hilang akan berganti

•When Night Falls•

Menghirup udara segar luar gerbang sekolah memanglah menyenangkan saat akhirnya seluruh murid yang telah rela menyita waktu untuk belajar seharian akhirnya pulang dan segera melanjutkan aktivitas mereka berikutnya, saat ini kota Seoul tengah dalam keadaan cuaca musim hujan, namun air tak sepenuhnya jatuh.

Hanya sekedar berhias awan mendung ditiap jalan, gadis bertubuh mungil tersebut mengadahkan kepalanya menatap langit hingga tetes gerimis berhasil mengenai dahinya "Sudah mulai hujan, apa kau mau ikut pulang bersamaku? Hyera?" tanya Ahri selaku menawarkan tumpangan setelah supir pribadinya datang.

Hyera menggelengkan kepalanya bertabur senyum tipis dibibir, menolak secara halus namun bertujuan baik, ialah menunggu seorang Min Yoongi untuk menjemputnya "Tidak usah, aku menunggu seseorang, dia akan marah jika aku pergi" Ahri menghela nafas dengan pelan kemudian menepuk bahu gadis itu "Baiklah, kalau begitu aku duluan, sampai jumpa"

Gadis bermarga Lee tersebut hanya bisa membalas ucapan Hyera dengan senyuman lalu melambaikan tangan ketika akhirnya dia memasuki mobil dan pergi meninggalkan.

Cukup lama menunggu ditepi jalan, orang yang dinanti kehadirannya tak kunjung datang, tidak biasanya Yoongi terlambat menjemput gadis itu, karena sudah terlalu sering Yoongi muncul bahkan sebelum bel pulang sekolah berbunyi, Hyera mulai merasa risau tak kala awan semakin gelap saja.

Bibir bawahnya tergigit pelan merasa lelah menunggu, Hyera meraih ponsel dari Rangsel yang dia pakai kemudian mengirim pesan Line untuk Yoongi setelah lama menantinya sampai sekiranya satu setengah jam.

AjusshiMin

Ajusshi
apa kau akan menjemputku?

Pesan telah terbaca, sangat lama pria itu mengetik dari sebrang sana, entah apa kosa kata yang akan dia Send kenomor Hyera? Ponselpun berbunyi, satu notifikasi masuk dan langsung saja Hyera membukanya.

Aku sibuk.

Hanya itu? Yang benar saja, Hyera mengerucutkan bibir mungilnya merasa kecewa dan menyesal telah menunggu sekaligus menolak tumpangan gratis dari Ahri, gadis itu mendengus dengan kasar "Menyebalkan" Racaunya pelan.

Tepat waktu sebuah sepeda melintas dari arah Kiri kemudian berhenti tepat dihadapan Hyera, membuat gadis tersebut memandang sang pengemudi, yang tak lain adalah Choi Yeonjun "Yeonjun-ah?" pria itu memamerkan senyum cerahnya seperti biasa "Aku melihat kesulitan dirimu dari jauh, beruntung ada aku yang memperhatikanmu"

Sebelah alis Hyera mengkerut seketika saat tahu bahwa sedari tadi Yeonjun tidak pulang dan justru menatapnya dari kejauhan lalu mendekat dikala dirinya tengah kesusahan, sungguh Cowok yang peka.

"Kau? Yeonjun-ah...dasar penguntit, kau memandang ku dari kejauhan? Aigooo" Cerocos gadis tersebut yang merasa sedikit tidak terima, oh ayolah, bagaimana rasanya menurutmu ketika ada seseorang yang bersembunyi diam-diam memperhatikanmu? Bukankah sangat Risih? Gelak tawa terdengar, Yeonjun sama sekali tidak merasa berdosa "Setidaknya aku punya Firasat bahwa kau akan kesusahan nanti"

"Hem? Lalu? Apa maksudmu mendekatiku?"

"Nunna...Hujan akan turun, kau tidak mau basah kemudian demam bukan? Jadi mari kuantar pulang, menggunakan sepedaku tentunya" tawar Yeonjun yang seketika menghasilkan ukiran senyum di bibir Hyera, gadis itu menganggukan kepalanya langsung tanpa berfikir panjang ataupun merangkai kata penolakan.