part 4

808 70 0
                                        

Sinar matahari yang telah terbit tidak membuat pasangan sejoli itu bangun apalagi seorang wanita yang terlihat nyaman dalam dekapan seorang pria namun suara telpon membuat ali terusik dan bangun hal pertama yang ia lihat adalah wajah pollos prilly dengan segera andra mengangkatnya dan setelah mengangkat telponnya ali segera beranjak dan siap-siap menuju kantor tanpa memperdulika prilly yang masih terlelap.

Jam menunjukkan pukul 07:30 Prilly baru terusik dengan perlahan mata hazel itu terbuka hal pertama yang ia rasakan adalah rasa perih diarea sensitive nya.
"Awssss" rintis Prilly dan segera bangun namun ia baru sadar ternyata dirinya tidak memakai sehelai benang detik itupun ia teringat akan kejadian semalam membuatnya menangis ia merasa jijik pada dirinya sendiri dengan perlahan ia masuk kekamar mandi dan menyalakan shower lalu Prilly duduk dibawah shower dengan tangis pilunya.

"Ma-ma maa-fin Pri lly,,,, Prilly ko-tor,,,,, hiks,," ucap Prilly disela tangisannya, hancur sudah hidupnya, bagaimana ia bisa berdiri jika tidak ada tangan menahannya untuk berdiri bahkan untuk melanjutkan hidupun rasanya tidak mungkin apa lagi tidak ada orang yang menyayanginya. Bagaimana jika hal yang tidak diinginkan terjadi bagaimana masa depan nya.

Dilain tempat terlihat Mila tengah duduk dikelas dengan perasaan bingung karena sahabatnya itu tidak kunjung datang bahkan semalempun tidak bisa ditelpon membuatnya khawatir.

"Kenapa sih" ucap Kevin kekasih Mila

"Ini loh aku khawatir sana Prilly dari semalem aku telpon gak bisa-bisa dan sekarang dia tidak masuk, gak biasanya dia seperti ini" ucap Mila

"Yaudah mungkin dia lagi sibuk nanti kamu ke kosannya aja" ucap Kevin memberikan solusi.

" Yaudah nanti temenin ya" ucap Mila diangguki Kevin disertai dengan senyuman. Membuat siapa saja akan terpesona.

Jam menunjukkan pukul 11:30 namun Prilly masih mengurung diri dibawah shower dengan keadaan begitu mengenaskan mata sembab, bibir membiru bahkan tubuhnya sudah terkulai lemah. Sedangkan ali yang mengetahui hal itu langsung menuju mansionnya

"Dimana dia?" Tanya Ali pada bodyguard yang berjaga dikamar Prilly

"Didalam tuan" ucap salah satu bodyguard nya dengan segera Ali masuk dan langsung mendobrak pintu kamar mandi dan terlihat Prilly yang sudah tidak berdaya.

"Angkat dia kekasur" ucap Ali yang diangguki bodyguard nya setelah Prilly dibawa kekasur salah satu pelayan langsung menggantikan bajunya.

" Le-pa-s-ka-n a-ku"  ucap Prilly dengan tatapan sayu bahkan tubuhnya masih terlihat menggigil

"Diam jangan banyak permintaan" ucap Ali datar membuat Prilly bangun dan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang lalu menatap Ali tajam"

"Apa kau belum cukup mengambil mahkotaku untuk membalaskan dendamu" ucap Prilly "apa kau belum cukup menghancurkan masa depanku" teriak Prilly terdengar pilu "ji-ka mem-ang bel-um pu-as bun-uh aku, aku lebih baik mati dari pada aku diperlakukan layaknya binatang" ucap Prilly, namun Ali hanya menampilkan wajah datarnya.

"Aku pasti membunuhmu, tapi tidak dengan tanganku" ucap Ali datar Membuat Prilly hanya diam. Sedangkan ali pergi meninggalkan prilly yang tengah terdiam. Dengan segera prilly mencari cara agar ia terbebas dari Ali namun ternyata ia dijaga begitu ketat.

Esok paginya Prilly berjalan dikoridor sekolah dengan cepat ia ingin segera menemui Mila sesampainya dikelas Prilly segera duduk disamping Mila.

"OMG Prio kemaren Lo kemana aja gue sama Kevin nyariin Lo, Lo baik-baik aja kan" ucap Mila membuat Prilly menatapnya

" Gue gpp ko kemaren gue habis pulang kampung dulu dadakan bokap gue sakit" ucap priily ia terpaksa harus berbohong karena ia belum siap cerita apa yang sebenarnya terjadi.

"Terus gimana keadaan bokaplo sekarang" ucap Mila

"Dia sudah mendingan ko" ucap Prilly membuat Mila mengangguk karena seorang guru masuk membuatnya tersenyum.

"Selamat pagi" ucap seorang guru yang tak lain adalah Ali hal itu membuat Prilly malas bahkan rasanya ia ingin muntah melihatnya. Dengan tanpa rasa takut Prilly berdiri dan pergi dari kelas membuat Mila kaget atas tindakan Prilly ssedangkan Ali ia menatap tajam Prilly namun tidak dihiraukan oleh Prilly. Prilly yang saat itu melihat pun hanya menatapnya datar.

"Mau kemana kamu" ucap Ali membuat Prilly menghentikan langkahnya lalu membalikan badannya.

" Toilet" ucap Prilly datar dan berlalu begitu saja membuat rahang Ali mengeras.

"Kerjakan halaman 78-80 setelah itu kumpulan diketua kelas" ucap Ali dan segera pergi setelah mendapat jawaban dari murid-murid nya

Disinilah Prilly tengah duduk di bawah pohon dengan tatapan kosong, namun tiba-tiba seseorang datang.

"Ternyata saya tidak salah mengambil keputusan, kamu bukanlah anak yang pantas untuk saya" ucap seseorang membuat Prilly berdiri dan menatapnya

"Apa maksud papa" ucap Prilly ya yang ada dihadapannya itu papanya.

" Aku sudah mengeluarkan mu dari keluarga regga, karna keturunan regga tidak ada yang sepertimu pembawa sial apa lagi sudah tidak suci, dan hal itu membuatku semakin membencimu" ucap sang papa membuat Prilly menangis darimana papanya tahu.

"Kenapa papa tega sama Prilly, kenapa pa?, Dan aku kotor karena papa, karena papa aku seperti ini, karna kesalahan papa dimasalalu. " Ucap Prilly dengan air mata terus mengalir. " Kenapa semua masalah papa aku yang menjadi korban sampai papa sudah tidak menganggapkupun aku yang menjadi incaran musuh papa. Apa kesalahanku dulu begitu fatal sampai papa membenciku bahkan membuatku" ucap Prilly

Plakk

Satu tamparan keras mendarat di pipi Prilly membuat sudut bibirnya berdarah
"Bunuh saja aku jika itu buat papa bahagia" ucap Prilly lirih dengan cepat papa Prilly mengambil pencabuk di kantong jasnya dan mendarat mulus di punggung Prilly .

Plak

Plak

Plak

Plak

Cabukan menghantam tubuh Prilly membuat Prilly lemah ia hanya bisa menahan perih disekujur tubuhnya.
" Itu yang kau inginkan bukan" ucap sang papa namun Prilly hanya diam membuat ayahnya mencengkram rahang Prilly
"Ingat kau bukan anakku, jika musuhku melukaimu untuk membalaskan dendam terhadap ku itu percuma tidak berpengaruh terhadap ku" ucap papa prilly lalu menghempaskan Prilly dan pergi sedangkan Prilly hanya terisak. Apakah ia akan sanggup menjalani hidup seperti ini. Tanpa Prilly sadari sendari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan bahkan mendengarkan pembicaraan Prilly Dan sang papa.

















Segini dulu ya 😊
Tunggu part selanjutnya ya... Jangan lupa untuk vote, pollow and coment ya🙏🙏

goresan hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang