26.Carry Out

47 10 3
                                    

"Malam eomma" sapaku yang baru saja turun dari kediamanku apalagi kalau bukan kamar ternyaman.

"Malam juga anak eomma" sapa eomma yang sibuk dengan alat dapurnya sedang menyiapkan makan malam.

"Oh iya eomma , besok itu pengumuman untuk Universitas yang di Kanada dan lusa yang di Belanda"

"Semoga lolos dek!" abang selalu saja tiba - tiba datang.

"Ingat apa yang eomma pernah bilangkan?" eomma menaruh piring - piring yang sudah terisi oleh masakannya.

"Iya , ingat..." aku memanyunkan bibirku.

"Otak memang penting tapi jangan lupa siapkan hati yang mungkin akan menerima kekecewaan yang akan hadir nanti" lanjutku sambil menatap eomma.

"Banyak jalan menuju Roma dek! Lu pinter! jadi lu bisa masuk kampus terbaik dinegara sendiri kok kalau nanti mereka belum bisa menerima lu" ujar abangku yang memegang bahuku.

"Arraseo" aku tersenyum mendengar apa yang abang ucapkan tadi. Kalau nanti aku tidak diterima oleh ke dua kampus itu pun masih banyak kampus terbaik yang negaraku sediakan.

Bukan berarti tidak bisa kuliah diluar negri itu aku harus mengubur cita - citaku , kan? Justru aku bisa lebih mudah belajar dinegaraku dan lebih mempersiapkan diri untuk layak bersaing oleh lulusan terbaik lainnya.

Selesai makan malam aku akan lanjut belajar hanya sampai jam 10 malam habis itu aku akan tidur.

"Selamat malam" aku yang terlebih dahulu meninggalkan meja makan.

"Semangat belajarnyaaa!" teriak abangku yang melihatku sudah menaiki tangga.

"Gomawo!" ujarku dengan senyuman.

Pengumannya akan keluar besok siang , jadi aku harus siap kekecewaan datang. Itu yang eomma ajarkan , bukan berarti aku pesimis tapi tidak baik kalau mempunyai semangat yang terlalu menggebu - gebu.

Kalau sampai tidak sesuai dengan apa yang di mau malah menusuk hati. Eomma tidak mau jika anaknya stress akan hal ini.

"Yeoboseyo?"

"Neul , besok gw berangkat. Lu ngga mau ngasih sesuatu gitu sama gw?" ujar Soora dari sebrang sana.

"Hahaha iya liat besok aja. Gw kirain ada hal yang penting sampai lu nelpon gw"

"Ini penting neul , kalau gw kangen sama lu gimana nanti? Makanya lu harus kasih sesuatu yang bisa gw peluk selain guling"

"Ngode nih ceritanya?"

"Emang kalau gitu ngode ya?"

"Hahaha gw kasih abang gw aja mau ngga? Dia reseh orangnya , males gw"

"Boleh deh , lumayan bisa bantu bawain koper nanti hahaha"

"Hahaha yeuhh masa dijadiin babu abang gw"

Soora orangnya gabut emang , suka telpon tanpa alasan apa - apa dan suka buat topik sederhana yang bisa buat orang geleng - geleng kepala karena terlalu sepele.

Tapi berkat obrolan Soora , aku sedikit tenang soal besok. Mungkin besok aku akan teralihkan dari menunggu pengumuman jadi mengantar Soora ke bandara.

●✿✿✿●

"Dek sarapan!" teriak Jinjin dari luar kamar Jelcy.

Sedangkan sang penghuni masih tertidur pulas. Semalam Jelcy tidur telat karena waktu belajarnya sempat tertunda oleh telpon dari Soora.

Ia menelpon hingga jam 12 malam. Kalian pasti tau apa yang dibicarakan oleh kaum hawa kalau sudah lama seperti itu.

Dear My Universe | Rocky ASTROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang