Jungkook berdecak sebal saat Jin menyuruhnya ini itu. Padahal baru semenit yang lalu ia memegang ponsel dan bermain teka teki, tapi laki-laki tertua itu justru mengomelinya sepanjang rel sepur dan mengatainya kalau dia pemalas dan bermain game terus.
"Jimin juga ngegame terus gak diomelin. Kenapa gue mulu yang kena?" sungut Jungkook dengan wajah ditekuk sebal. Bibirnya sedikit monyong.
Jimin yang duduk tak jauh darinya melirik dengan mata terbuka lebar, "Kenapa gue dibawa bawa?" desisnya pelan, tapi langsung fokus pada layar ponsel di tangannya.
"Kalian berdua bisa gak sih gak ribut? Capek nih yang dengerin." kata Suga bermulut pedas menghunus tatapan tajam kepada mereka berdua sambil rebahan di atas sofa.
"Wortel lo gue sita kalo ngomel terus," kata Jin menambahkan.
Jungkook makin kesal dibuatnya. Ia tidak rela meninggalkan permainan teka teki hanya demi beli nasi goreng di depan rumah sakit. Padahal bisa lewat pesan antar, tapi Jin justru ingin ia pergi sendiri ke sana.
Zaman semakin canggih, ada pesan antar kenapa harus menyulitkan diri sendiri??
"Satu," Jin berhitung untuk menekan si bungsu agar pergi sekarang juga. Akan tetapi, Jungkook masih di tempatnya, enggan berdiri.
"Dua."
Tak ada perubahan. Jungkook setia dengan posisinya di atas kursi.
"Kalau sampai jari gue dalam hitungan ketiga, bukan cuma wortel lo yang gue sita, ponsel lo juga gue sita!" ancam cowok itu. Sayangnya Jungkook tidak peduli.
"Tiiii-"
Dengan malas Jungkook bangun, dia mengulurkan tangannya ke Jin.
"Apa?" tanya Jin kebingungan.
"Uang lah! Lo pikir beli nasi goreng pakai kancut?!" sungutnya mencibir.
Jin nyengir lebar, "Lo kan abis gajian tadi malem, sekalian traktir lah."
"Nah! Mantul tuh! Gue lagi bokek anjir," seru Hoseok tiba tiba masuk tanpa ketuk pintu dan bahkan main nimbrung pembicaraan antara si bungsu dan si sulung.
Cowok itu merangkul pundak Jungkook, "Makasih banyak ya Jung, lo emang adik paling pengertian sedunia." kata Hoseok melebih lebihkan.
"Ih apaan. Gue belum bilang iy-"
"Thank you Jungkook!!" teriak Jin Jimin dan diikuti Yoongi.
Jungkook cuma menghela napas, gini amat punya abang.
Mau gak mau Jungkook pergi keluar menjalankan perintah paduka raja Kim Seokjin tercinta dengan membawa dompet tipis itu pun isinya cuma kartu. Ia tidak suka membawa uang cash, takut boros.
Jungkook keluar ruangan dengan beban di kedua pundaknya. Kakinya terasa berat untuk melangkah menjauh.
Ketika sampai di lift, ia tak sengaja melihat Mina bersama wanita baya yang ia kenal sebagai ibunya Mina. Keburu dihinggapi penasaran, Jungkook nggak jadi masuk lift. Ia bersembunyi tak jauh dari keberadaan gadis itu. Apalagi melihat air muka Mina terlihat sedih dan ada sedikit kecurigaan mendalam. Karena tumben tumbenan mama myoui terbang ke Korea.
Sudah seperti paparazi, Jungkook mengikuti Sachiko dan Mina dengan langkah teramat pelan. Ternyata mereka berhenti di depan ruangan Taehyung.
Jika dilihat dari jadwal pekerjaan Mina, hendaknya gadis itu ingin pamit kepada Taehyung. World tour twice nggak mungkin ditunda hanya karena masalah pribadi Mina dengan Taehyung. Lagipula kenapa jadwal twice harus ditunda karena musibah yang menimpa cowok itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
CONSPIRACY | Taemina
Fiksi Penggemardua kehidupan Taehyung dan Mina conspiracy ----------- 2020 Top Rank: #1-mina #1-haters #1-mental #1-taemina