bab 61

1K 148 27
                                    

Mina segera menarik tangannya kembali. Gara gara ramalan nenek itu, memicu detak jantungnya hingga berdebar dua kali lipat. Ia berdeham mengusir segala resah yang kini mulai bersuara dalam dirinya.

"Maaf nek, saya gak percaya ramalan nenek. Saya percaya dia akan bangun," kata Mina tegas. Dia perlu menegaskan peramal gadungan di depannya ini agar berhenti bicara sembarangan atau pun menyebar berita hoax yang belum tentu terjadi ke depannya.

Tangan Mina dipegang lagi. Membuat gadis itu terkejut setengah mati.

"Nenek mau ngapain???" pekik Mina terkejut. Matanya membola, mulutnya sedikit terbuka.

Kali ini wanita tua itu mengikuti garis telapak tangan Mina menggunakan jari telunjuknya.

"Itu semua tergantung cara pandang kamu," kata nenek mengembalikan tangan Mina lagi, seraya senyum simpul meski Mina yakin pasti ada maksud tertentu di balik senyuman itu.

"Nek, nenek beneran peramal?" tanya Mina memastikan. Pasalnya dia bukan Jihyo yang percaya ramalan, bukan pula Sana yang mempercayai zodiak, yang bahkan tiap bangun tidur selalu melihat aplikasi zodiak yang meramalkan segala sesuatunya.

Nenek mendongak perlahan menatap mata Mina sambil senyum misterius. Lagi lagi senyuman wanita tua itu mengusik pikiran Mina.

"Kalau kamu percaya sama apa yang nenek katakan, maka itu akan terjadi. Kalau kamu gak percaya dan ngerasa omongan nenek itu salah, kamu boleh menolak dan itu gak akan terjadi,"

Meski terdengar berbelit di telinga Mina, setidaknya dia paham inti ucapan nenek barusan dan sampai kapan pun Mina tidak akan percaya sama ramalan.

"Dia akan bangun," kata Mina pelan namun tajam. Seperti sebuah pengharapan yang hampir putus asa, tak ada ujungnya.

"Nenek tahu. Dia laki laki yang kuat dan sangat tangguh. Dia tidak akan pergi semudah itu, anak muda." jelasnya.

Mina bergeming di tempat.

"Mau tahu apa yang nenek lihat barusan?" tanyanya sambil mengerling.

"Nek, Mina gak akan percaya," kata Mina mulai jengah.

Nenek peramal itu tertawa lebar, "Percaya gak percaya, nenek akan tetap meramal kamu dengannya."

"Terserah nenek deh," balas Mina pasrah.

"Namanya siapa?"

"Siapa?" tanya Mina balik.

"Laki laki itu,"

"Kalau nenek peramal, buat apa nanya?" balas Mina sarkasme.

Nenek tertawa lagi, "Sensitif banget itu hati,"

Mina langsung diam. Gimana nggak sensitif jika Taehyung diramal akan meninggal?

Dia tahu Taehyung koma, bahkan dokter saja tidak tahu kapan laki laki itu akan bangun, kecuali keajaiban dari Tuhan. Tapi tetap saja. Itu menyinggung perasaan Mina.

"Nenek lihat dia orangnya setia dan tipe orang yang sayang keluarga. Menurut dia, keluarga adalah prioritas utama dalam hidupnya. Namun setelah bertemu denganmu, prioritas itu tetap ada, tapi tak seketat itu. Prioritas keluarganya mulai longgar, karena dia ingin kamu juga menjadi prioritasnya. Bisa dibilang kamu cukup beruntung bertemu dia,"

Iya. Mina beruntung bertemu laki laki hebat seperti Taehyung.

"Tapi yang nenek lihat, malah kamu yang bermasalah di sini."

Mina menoleh dengan cepat, "Maksud nenek?"

"Menjauh tidak akan menyelesaikan masalah, yang ada kalian makin menderita."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CONSPIRACY | TaeminaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang