"Oii!"
Off tersenyum di sana dengan memegang botol air mineral dingin yang ia tempelkan di pipi kanan Gun. Membuat Gun berjengit kala merasakan dingin yang menyengat pipinya.
"P'Off..." Gun menggumamkan nama Off ketika melihat orang yang membuat pipinya terasa dingin.
"Untuk mu."
Masih dengan tersenyum Off menyerahkan botol air yang tadi ia tempelkan di pipi kanan Gun.
Gun terdiam, bergantian menatap Off dan tangannya yang mengulurkan botol air.
Gun menghela nafas lalu mengambil botol itu."Terimakasih, P'Off." ucap Gun, lalu kembali fokus pada ponselnya. Entah apa yang ada di ponselnya hingga lebih menarik perhatiannya dari pada Off yang masih berdiri di sebelahnya.
Bukannya pergi dari sana, Off malah mendudukan dirinya di sebalah Gun. Off dapat melihat Gun bergerak tidak nyaman ketika dirinya duduk disana. Tapi Gun tetap fokus pada ponselnya.
Off tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya duduk di sana menatap Gun tanpa mengalihkan pandangannya sedetik pun. Off senang Gun tidak pergi menjauhinya ataupun menghindarinya seperti sebulan belakangan ketika Gun hanya mampir sebentar di perusahaan, meskipun Gun terlihat tidak nyaman dengan kehadirannya. Off tetap merasa senang.
Off sejujurnya tidak tahu kesalahannya dimana. Kesalahan apa yang telah dirinya perbuat hingga membuat Gun membangun dinding di antara mereka. Semuanya terlalu tiba-tiba. Padahal sehari sebelum merekam promosi lagu baru mereka di stasiun tv itu, Gun masih seperti biasanya. Atau dirinya saja yang tidak pernah memperhatikan perubahan Gun, sampai ketika Gun menunjukan perubahan itu secara terang-terangan ia baru menyadarinya.
Apapun itu, yang sekarang Off harus lakukan adalah mengembalikan Gun seperti dulu. Gun-nya yang manja, cerewat, dan banyak tingkah. Off akan mengembalikan semuanya sama seperti dulu. Sebenarnya tidak semuanya sama, karena kali ini akan ada sedikit yang berubah. Itu adalah dirinya. Dirinya yang sekarang telah berdamai dengan hatinya, menerima kenyataan bahwa ia mencintai Gun, bahwa ia tidak ingin kehilangan Gun.
Off masih menatap Gun yang berkutat dengan ponselnya. Kali ini Off melihat senyuman merekah di bibir Gun. Matanya berbinar melihat ponselnya, terlihat puas akan apa yang telah ia lihat disana. Sudah lama Off tidak melihat Gun tersenyum seperti itu dengan mata yang berbinar. Tak urung Off ikut tersenyum melihat Gun tersenyum seperti itu.
"Gun..."
"Ya, P'?" Gun menjawab tanpa menoleh pada Off, ia masih fokus pada ponselnya dengan senyum yang tidak meninggalkan bibirnya.
"Gun, ayo makan siang denganku. Sudah lama kita tidak makan bersama." Off mengucapkan itu dengan yakin, meskipun hatinya ketar ketir menunggu jawaban Gun berharap dia tidak menolak ajakan itu.
Off melihat Gun menoleh padanya dengan tatapan kaget dan tidak percaya, bahwa dirinya mengatakn itu. Bukannya dirinya sering mengajak Gun makan bersama? Kenapa sampai sekaget itu? Atau Off salah mengingat tentang ajakan makan siang bersama mereka biasanya?
"P'Off.."
"Aku.."
Off menunggu jawaban Gun dengan dadanya yang berdegub kencang. Ia terus merapalkan doa di kepalanya.
"Kumohon Gun katakan ya, kumohon jangan menolak ku kali ini, kumohon terima ajakan ku"
Drrrtt... drrttt
Getaran ponsel Gun menghentikan Gun yang akan menjawab ajakan Off. Seketika Gun tersenyum melihat siapa yang menelponnya, mengabaikan ajakan Off yang masih mengambang di antar mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/246763152-288-k557625.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Rasa Itu Telah Berubah || OFFGUN
FanficIa akhirnya menyerah akan rasa yang hanya Ia rasakan sepihak. Sesuatu yang awalnya hanya sebuah lelucon belaka yang Ia perbuat. Membuatnya jatuh terlalu dalam. Namun, saat Ia telah memutuskan untuk menyerah, tanpa Ia ketahui "Dia" mulai menyadari...